Kegagahan Ummu Umarah Dalam Perang Uhud

Kegagahan Ummu Umarah Dalam Perang Uhud

Peran wanita ternyata sangat besar dalam sejarah peradaban dunia. Tidak hanya sebagai ummu wa robbatul bait. Namun juga perannya saat perang-perang di masa Rasulullah dulu. Wanita-wanita perkasa pembela Islam di garis terdepan. Tidak hanya membantu para korban perang namun juga tak segan-segan buat ikut mengangkat senjata ketika diperlukan. Nama tokoh wanita Islam nan akan terus dikenang sepanjang sejarah sebab kegigihannya baik sebagai seorang istri dan ibu namun juga dalam membela agama.

Ummu Hakim binti Harist ra. ialah istri Ikrima bin Abu Jahal ra. Dia merupakan salah satu nama tokoh wanita Islam dari sekian banyak tokoh wanita Islam nan berjuang pada masa Rasulullah saw. Dia ialah puteri dari saudara Abu Jahal nan sangat gencar memusuhi Rasulullah. Beliau ialah wanita nan diberi kecerdasan dan sebuah hikmah nan fasih, hal ini sporadis dimiliki oleh wanita-wanita lain.



Salah Satu Nama Tokoh Wanita Islam Yang Mengantarkan Suaminya Pada Cahaya

Ummu Hakim dinikahkan dengan Ikrimah pada masa jahiliyah. Lalu saat perang Uhud dia ikut serta dalam peperangan Uhud, tetapi ketika itu dia berada di pihak kaum kafir Quraisy. Ketika terjadi Futuh Makkah (pembebasan kota Makkah), Ummu Hakin memeluk agama Islam bersama dengan ayahnya, Al-Haris bin Hisyam. Akhirnya nikmat manisnya iman merasuki jiwanya hingga ia berislam dengan keimanan nan bagus. Dia ialah salah satu wanita nan berbaiat pada Rasulullah.

Dia sangat mencintai suaminya dan menginginkan agar Ikrima memeluk agama Islam sama seperti dirinya. Dan menikmati indahnyanya Islam nan telah ia kecup manisnya. Tetapi, pengaruh ayahnya, Abu Jahal, sangat kuat sehingga Ikrima tak mau masuk Islam dan lari ke Yaman. Salah satu nan menjadi faktor ia lari ke Yaman ialah sebab dia ialah salah seorang nan darahnya telah di halalkan buat dibunuh. Sehingga kaum muslimin memburunya.

Setelah kejadian itu, Ummu Hakim ra. Memohon kepada Rasulullah saw. agar melindungi dan memberi agunan keamanan pada suaminya. Ummu Hakim ra. pun berangkat ke Yaman, walaupun sangat jauh jeda nan ditempuh serta perbekalan nan sedikit tidak membuatnya patah semangat. Ia terus saja menyusuri jalan dan mencari suaminya. Ia terus mengejar jejak langkah suaminya. Akhirnya di sebuah pantai Ia ditakdirkan oleh Allah buat bertemu.

Lalu Ummu Hakim pun membujuk suaminya agar masuk Islam. Dia berkata, "Wahai suamiku, hanya ada satu jalan buat selamat, yaitu dengan berlindung kepada Rasulullah saw., maka ikutlah dengan aku ke Madinah." Ia membujuk suaminya agar suaminya mau memeluk Islam nan telah memenuhi kalbunya dengan kebenaran. Serta mengajak suaminya buat kembali ke Madinah. Akhinya Ikrima pun luluh. Dia kembali ke Madinah dan memeluk Islam.

Setelah sampai di Madinah dan berjumpa Rasulullah, Ikrimah pun segera menyatakan keislamannya. Rasulullah dengan bahagia hati dan berbahagia menyambut kedatangan mereka berdua. Ikrimah pun merasakan seperti nan dirasakan oleh istrinya, nikmat manisnya iman nan memenuhi kalbu. Dia sangat beruntung memiliki istri Ummu Hakim nan saat ini menjadi salah satu nama tokoh wanita islam tersebut. Iman nan telah memenuhi hatinya membuatnya tidak segan-segan buat ikut bergerak dalam peperangan.



Ummu Hakim Menikah Lagi

Pada saat Abu Bakar Shiddiq ra. Menjadi khalifah, kaum muslimin bertempur melawan tentara Romawi. Ikrima ra. dan istrinya, Ummu Hakim ra., juga ikut dalam pertempuran itu. Ikrima ra. akhirnya gugur sebagai syuhada dalam peperangan tersebut seperti citta-citanya buat meraih kemuliaan sebagai salah seorang nan syahid di jalanNya buat membela agama ini. Hal ini tak membuat Ummu Hakim bersedih. Ia tetap tegar dan sabar walaupun suami serta saudara ayahnya telah gugur.

Setelah suaminya meninggal dalam pertempuran melawan tentara Romawi. Tak berapa lama kemudian Ummu Hakim ra. dilamar oleh seorang panglima dari Umawiyah nan bernama Khalid bin Sa'id ra. akhirnya mereka menikah, pernikahan dilangsungkan pada saat terjadinya perang. Mereka berdua bermalam di sebuah jembatan dan rencananya keesokan harinya akan melangsungkan walimah.

Namun takdir berkata lain. Karena pernikahan itu terjadi saat pertempuran dengan bangsa Romawi masih terjadi. Walimahan nan akan dilangsungkan pun tak jadi dilaksanakan. Khalid pun ikut bertempur sehari setelah pernikahannya dengan Ummu Hakim. Lantaran pasukan Romawi datang menyerang ke loka peristirahatan tentara muslim, pada pertempuran tersebut, Khalid bin Sa'id ra. pun akhirnya gugur sebagai syuhada. Kehilangan beberapa orang nan dikasihinya ini tak membuatnya bersedih hati.

Melihat suaminya syahid, Ummu Hakim ra. pun kemudian menggulung tenda nan telah digunakannya tadi malam buat beristirahat bersama suaminya. Dia pun mengumpulkan barang-barangnya. Kemudian dia mengambil sebuah patok tenda nan semestinya akan digunakan menjadi loka walimahannya. Ia segera maju ke medan peperangan. Ummu Hakim ra., meskipun seorang perempuan, bertempur dengan gagah berani. Dia pun sukses membunuh tujuh tentara Romawi dengan tangan sendiri.



Kegagahan Ummu Umarah Dalam Perang Uhud

Keikutsertaan Ummu Hakim ra. dalam peperangan juga dialami oleh Nusaibah binti Ka'af Al-Anshariyah atau nan terkenal dengan sebutan Ummu Umarah ra. Pada saat perang Uhud, Ummu Umarah ra. bertugas buat mengobati pasukan muslim nan terluka. Dia sering ikut dalam peperangan buat membantu para prajurit nan berperang buat menolong para prajurit. Dia memiliki sebuah kantung kulit berisi air buat memberi minum mujahid Islam nan kehausan.

Dia juga membawa buntalan kain berisi perban nan diikat di punggungnya. Jika ada pasukan muslim nan terluka, dia akan segera mengeluarkan satu perban dan mengikatnya ke atas luka tersebut. dia menyelinap diantara pasukan nan sedang berperang buat menyelamatkan umat muslim nan terluka. Tanpa rasa takut Ia menyelinap diantara desingan panah, hunusan tombak dan tebasan pedang. Tidak lain buat mengobati para prajurit nan terluka dengan bekal nan dibawanya.

Ummu Umarah ra., telah banyak menolong pasukan muslim, meskipun dia sendiri harus mendapatkan luka di tubuhnya. Dia bercerita, "Orang-orang kafir itu bertempur dengan menunggang kuda sedangkan aku hanya berjalan kaki. Seandainya mereka berjalan kaki seperti saya, tentu mereka akan mengetahui siapa sebenarnya kami. Pada saat itu keadaan benar-benar terdesak. Ia berjuang bersama suami dan dua puteranya buat melindungi Rasulullah dari musuh nan terus menyerang sedangkan banyak dari pasukan muslim mundur.

Pada saat perang tersebut, pasukan muslim benar-benar rancu balau. Banyak nan malah melarikan diri. Bukannya melindungi dari agresi musuh nan semakin merangsek. Melihat keadaan tersebut Ummmu Umarah beserta suami dan anak-anaknya berusaha sekuat tenaga buat melawan musuh dengan peralatan seadanya. Melihat salah seorang lelaki dari pasukan kaum muslimin nan lari dan mengundurkan diri peperangan, Rasulullah segera menyuruhnya buat memberikan tamengnya pada orang nan berperang.

Dari tameng atau perisai tersebutlah nan kemudian digunakan oleh Ummu Umarah buat ikut berperang. Ketika salah seorang dari mereka datang dengan menunggang kuda buat menyerang saya, aku hanya bertahan dengan perisai saja, dan merebut pedang nan dia pegang. Ketika dia berbalik, aku langsung menebas kaki kudanya sehingga dia dan kudanya terjatuh. Ketika Rasulullah saw., melihat hal itu maka beliau segera menyeru anak aku buat membantu. Setelah anak aku datang, kami berdua telah membunuh orang kafir tadi."

Bahkan Ummu Umarah harus kehilangan puteranya di tangan musuh pada perang tersebut. Di saat perang tersebut ia harus berjuang keras sebab di satu sisi Ia harus ikut bertempur melawan musuh namun juga harus mengobati para prajurit nan terluka. Perjuangannya sungguh luar biasa. Hingga Ia tidak sadar bahwa puteranya terluka parah dan akhirnya gugur. Di saat itu juga akhirnya Ia dapat membalas orang nan membunuh puteranya tersebut hingga mati.

Semangat Ummu Hakim ra. dan Ummu Umara ra. dalam berjuang membela agama Allah sangatlah luar biasa. Dalam keadaan apa pun, mereka bersedia buat mengorbankan dirinya, sekuat tenaga, semampu apa nan mereka miliki. Tetap tabah dan bersabar bahkan bangga ketika orang-orang terkasihnya gugur di medan perang. Semangat tersebut patut kita contoh buat berjuang melawan orang-orang kafir di zaman modern ini. Itulah dua nama tokoh wanita Islam nan patut kita jadikan contoh sebab kegigihannya dalam memperjuangkan agama Allah.