Domba Langka
Hewan domba tentu sangat erat kaitannya dengan hari raya Idul Adha. Jika sudah mulai mendekati hari raya Idul Adha atau dengan sebutan lain lebaran haji, masyarakat ibukota akan mendapatkan pemadangan baru, yaitu, ternak kurban di mana-mana. Sebut saja, sapi, kerbau, kambing, hingga domba garut bertebaran di mana-mana. Tentu saja dengan baunya nan khas.
Untuk nan terakhir disebut alias domba garut ditempatkan dalam urut bontot sebab memang penampakannya di setiap area penjualan ternak kurban tak sebanyak sapi apalagi kambing. Padahal jika dilihat dari sejarahnya, domba sudah dianggap sebagai ternak nan menguntungkan sejak abad 7000 SM, jauh lebih dulu ketimbang sapi bahkan babi. Bahkan di Indonesia, keberadaan domba sebagai ternak telah terukir manis di relief Circa SM Candi Borobudur.
Ciri-ciri Domba Garut
Memilih domba garut sebagai hewan kurban menjadi nilai tersendiri. Karena sporadis ditemukan jadi wajarlah jika harganya pun di atas kambing. Inilah nan membedakan domba dan kambing secara fisik:
- Bentuk tubuh terlihat lebih bulat.
- Bulu lebih ikal dan keriting.
- Untuk jantan, memiliki tanduk melingkar ke belakang telinga seperti simbol zodiak Capricorn. Sedangkan betina biasanya tak memiliki tanduk, kalaupun ada ukurannya kecil.
- Berat tubuh nan jantan bisa mencapai lebih dari 100 kg.
- Dagingnya tak amis.
Nilai Seekor Domba Garut
Melihat penampilannya saja, kita sudah bisa melihat betapa setiap senti tubuh hewan ini memiliki nilai. Bulunya bisa digunakan sebagai sumber benang wol. Kotorannya nan bisa diolah menjadi pupuk organik. Kulitnya nan menjadi sumber produksi kulit buat dijadikan topi hingga sepatu boot. Dan tentu saja dagingnya nan bisa dikonsumsi buat hari raya kurban, akikah, hingga penikmat daging domba di setiap restoran atau warung sate.
Selain itu, domba garut juga terkenal sebagai hewan aduan atau hewan atlet di kalangan masyarakat tradisional. Dengan posturnya nan gagah, hewan ini menjadi incaran para penghobi. Hingga tidak sporadis domba garut nan paling gagah bisa dibanderol hingga puluhan juta rupiah.
Dari segi produktivitas saja domba garut sebenarnya lebih produktif ketimbang kambing. Dalam satu siklus kelahiran, domba bisa melahirkan dua ekor anak. Dan dalam satu tahun bisa terjadi dua siklus kelahiran. Sehingga sangat cocok buat dijadikan ternak.
Domba Langka
Percaya atau tidak, domba garut termasuk langka. Hasil persilangan tiga rumpun bangsa domba ini (Merino dari Australia, Kaapstad dari Afrika, dan Jawa Ekor Gemuk dari Indonesia), merupakan plasma nuftah terlangka di global sebab posturnya nan menyerupai bison di Amerika Serikat. Kini, populasi hewan langka ini mendominasi di daerah Jawa Barat seperti, Garut, Majalengka, Kuningan, Cianjur, Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung, Sumedang, Indramayu, dan Purwakarta.
Upaya budidaya hewan langka ini kini kian gencar. Hal ini dikarenakan hingga saat ini permintaan domba garut buat kawasan nasional kian meningkat namun tak diimbangi dengan penambahan produksi. Jika tak diambil langkah-langkah cepat, bukan tak mungkin kita justru mengimpor domba dari Australia nan selama ini memberi pasokan pada negara-negara Timur Tengah.
Selain mempopulerkan betapa menguntungkannya beternak domba, pekerjaan rumah bagi para pakar budidaya domba garut ialah mendidik para peternak agar menghasilkan domba-domba garut dengan kualitas internasional. Mari kita dukung bersama, sebab domba garut ialah domba orisinil Indonesia!
Beternak Domba Garut
Saat ini, permintaan domba garut semakin meningkat. Hal ini tentu membuat banyak kalangan tertarik buat mengembangbiakkannya. Dapat dikatakan hewan ini mempunyai potensi pasar nan sangat luas. Potensi pasar primer dan terbesar sudah tentu ialah buat memenuhi kebutuhan ibadah kurban tahunan.
Setelah itu, kebutuhan konsumsi daging harian buat berbagai sektor, mulai dari rumah tangga, warung sate sampai restoran. Selain itu, potensi pasar lainnya ialah buat kebutuhan aqiqah dan terakhir ditujukan kepada para pecinta domba garut nan selalu memburu bibit domba garut jantan unggulan.
Pengurus HPDKI (Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia) mengatakan bahwa domba garut berbeda dengan jenis domba-domba lain. Perbedaannya bisa dilihat dari bentuk fisiknya. Secara keseluruhan, tubuh domba garut itu kekar, berat badan nan cenderung tambun, bulunya bersih, dan tanduknya besar.
Dengan berbagai karakteristik khasnya, kini banyak orang nan mencoba menggeluti usaha ternak domba garut. Agus Ramada ialah salah satu peternak domba garut nan cukup profesional. Pengusaha peternakan nan berasal dari Bekasi ini mengelola usaha ternak keluarga di Kota Bandung.
Pada awalnya, budidaya domba garut nan ia lakukan bukanlah sebuah kesengajaan, tetapi dikarenakan agrobisnis orangtuanya nan memerlukan pupuk dalam jumlah sangat banyak. Alasananya sebab huma seluas 7 hektar nan dibeli orangtuanya sebagai investasi setelah pensiun buat ditanami pohon mahoni, jati, kopi, kemiri, dan vanili itu ialah berbentuk bukit berlahan tandus.
Tapi, ditambahkan juga bahwa selain faktor “kecelakaan”, pilihan beternak hewan ini menurutnya tidak hanya sekadar buat memproduksi pupuk kandang. Pengamatan terkait peluang pasar pun menjadi sebuah pertimbangan lain.
Sementara itu, pemeliharan hewan ternak ini dapat dikatakan cukup mudah. Kita hanya tinggal memberi rumput dari lingkungan sekitar dan kebutuhan pakan pun sudah bisa terpenuhi. Meskipun harus juga dilakukan perawatan kesehatan dan kebersihannya, tetapi tidak serumit beternak sapi perah. Selain itu, domba garut pun mempunyai taraf produktivitas nan sangat tinggi. Indukan domba betina dapat melahirkan anakaan sebanyak 3 kali setiap dua tahun dan rata-rata dua ekor anakan domba setiap melahirkan.
Peluang Usaha
Bagi nan tertarik beternak domba garut, Anda bisa mengawali bisnis ini dengan terlebih dahulu memiliki indukannya. Lalu, berapa harga indukannya? Untuk induk betina, harganya berkisar antara 1 juta sampai 5 juta rupiah per ekor. Seseorang bisa memperoleh harga nan lebih murah jika membelinya setelah lebaran haji dengan harga per ekornya dapat menpaia 1 juta rupiah atau mungkin lebih murah dari itu.
Lalu, bagaimana juga bagi mereka nan sibuk, tetapi sangat berminat menggeluti usaha ini? Jangan khawatir, karena Anda bisa menitipkan hewan ternak kepada masyarakat sekitar atau santri-santri nan ada di sekitar Garut. Sistem usahanya ialah sistem bagi hasil. Jadi, bila telah datang waktu panen dan melahirkan, dua ekor domba dibagi dua, satu buat pemilik dan satu buat si peternak.
Sementera itu, harga satu ekor domba nan baru lahir cukup mahal. Harganya berkisar antara 500 ribu rupiah sampai 1 juta rupiah, bergantung pada kualitas domba tersebut.
Cara Beternak
Cara budidaya domba garut ini terbilang cukup mudah, karena daya tahan tubuh hewan ini cukup tinggi sehingga tidak mudah terserang penyakit. Selain ketersediaan pakan nan tercukupi, kebersihan kandang juga menjadi fokus primer perawatan domba garut. Hal nan harus diperhatikan ialah area peternakan nan cukup luas, ketersediaan udara nan segar, keadaan tenang, dekat dengan sumber pakan, dan dekat dengan sumber air.
Selain itu, kandang pun harus dijaga kebersihannya secara rutin. Besihkanlah kandang setiap tiga minggu sekali. Agar lebih mudah membersihkannya, sebaiknya para peternak membuat kandang berbentuk anjung agar kotoran dapat dengan mudah dibersihkan. Para peternak pun sebaiknya membuat tiga jenis kandang, yaitu kandang koloni buat perkawinan, kandang kehamilan atau kandang individu, dan kandang pembesaran atau pembibitan buat anakan.
Bagaimana, apakah Anda semua berniat bisnis domba garut?