Penyakit nan Timbul Dampak Staphylococcus Epidermidis
Bakteri merupakan organisme nan mempunyai ratusan ribu spesies. Bahkan, dibandingkan dengan makhluk lain, bakteri menjadi organisme nan jumlahnya paling banyak di global dan paling tersebar luas. Ratusan ribus spesies bakteri tersebut hayati di berbagai tempat, mulai dari daratan, lautan, hingga tempat-tempat paling ekstrem. Bakteri ada nan bersifat menguntungkan, ada pula nan merugikan. Salah satu bakteri nan bersifat merugikan dan harus selalu diwaspadai ialah bakteri Staphylococcus epidermidis .
Bakteri ini merupakan salah satu spesies bakteri dari genus Staphylococcus. Secara lebih spesifik, klasifikasi ilmiah bakteri ini ialah sebagai berikut;
Kingdom : Bacteria
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Ordo : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Epidermidis
Bakteri Staphylococcus epidermidis ialah bakteri nan bersifat oportunistik, yaitu menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh nan lemah dan menyebabkan infeksi . Sebenarnya Staphylococcus epidermidis ialah flora normal nan terdapat pada manusia.
Pada tubuh orang nan sehat, bakteri ini tak membahayakan dan tak menyebabkan penyakit.
Bakteri ini hanya berbahaya jika telah menginfeksi, sehingga pertumbuhannya menjadi tak terkendali. Pada seseorang dengan sistem kekebalan tubuh nan lemah, antara lain bayi nan baru lahir, penderita AIDS , pengguna narkoba, pasien kritis, dan pasien rumah sakit nan telah menjalani masa perawatan nan lama, Staphylococcus epidermidis bisa menimbulkan gangguan kesehatan.
Staphylococcus epidermidis hayati di permukaan kulit dan membran mukosa, seperti di saluran pencernaan dan saluran pernapasan bagian atas.
Ciri-ciri Staphylococcus Epidermidis
Ciri-ciri bakteri dari family Staphylococcaceae ini ialah sebagai berikut.
- Merupakan gram positif.
- Berbentuk kokus (bola-bola kecil).
- Berdiameter 0,5-1,5 µm.
- Berkoloni, biasanya berwarna putih atau krem. Koloni bakteri ini mengerombol menyerupai buah anggur.
Penyebab Terinfeksi Staphylococcus Epidermidis
Penyebab seseorang bisa terinfeksi Staphylococcus epidermidis, antara lain sebagai berikut.
- Daya tahan tubuh nan lemah akan membuat seseorang sangat mudah terinfeksi Staphylococcus epidermidis.
- Penggunaan perangkat intravaskular, seperti katup jantung buatan, shunts, dan sebagainya.
- Penggunaan alat-alat medis di rumah sakit nan telah terkontaminasi Staphylococcus epidermidis, seperti peralatan operasi dan kateter. Juga penularan dampak kontak dari dokter atau perawat nan merawat pasien nan terinfeksi Staphylococcus epidermidis. Infeksi nan diperoleh di rumah sakit ini disebut dengan infeksi nosokomial.
- Luka besar.
- Penggunaan sendi buatan.
Penyakit nan Timbul Dampak Staphylococcus Epidermidis
Infeksi Staphylococcus epidermidis bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan , antara lain sebagai berikut;
- Infeksi saluran kemih pada wanita sehingga buang air kecil terasa sakit.
- Septicaemia merupakan salah satu penyakit nan berhubungan dengan Staphylococcus epidermidis. Septicaemia sendiri ialah penyakit dampak adanya bakteri patogen di dalam darah sehingga darah menjadi terkontaminasi. Gejala penyakit ini, antara lain menggigil, napas cepat, demam, detak jantung cepat, penurunan tekanan darah, dan penurunan suhu tubuh (hipotermia).
- Endokarditis juga termasuk penyakit nan berhubungan dengan Staphylococcus epidermidis. Endokarditis merupakan penyakit infeksi nan penyebabnya ialah mikroorganisme pada katub jantung atau endokard. Gejala penyakit ini antara lain demam, anemia, terdapat darah pada urine, nafsu makan berkurang, kelelahan, nyeri otot, sesak napas, sakit pada persendian, dan berat badan tuurn.
- Beberapa penyakit kulit, antara lain jerawat, gatal-gatal pada kulit kepala, bisul, dan ketombe.
Pencegahan Infeksi Staphylococcus Epidermidis
Mengingat ancaman nan diberikan oleh bakteri ini, Anda harus berupaya buat sebisa mungkin jauh dari bakteri ini. Agar tak terinfeksi Staphylococcus epidermidis, ada beberapa langkah pencegahan nan dapat dilakukan, antara lain sebagai berikut.
- Senantiasa menjaga daya tahan tubuh agar tak menurun.
- Menjaga kebersihan diri.
- Menjaga kebersihan berbagai peralatan nan bisa menjadi media penularan infeksi Staphylococcus epidermidis.
- Menghindari terjadinya infeksi nosokomial.
Bakteri lain nan juga merupakan salah satu spesies bakteri dari genus Staphylococcus adalahbakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini umunya lebih berbahaya (lebih bersifat patogen) dibandingkan Staphylococcus epiderdimis.
Penyebab Terjadinya Infeksi Staphylococcus Aureus
Infeksi bakteri Staphylococcus aureus bisa terjadi sebab berbagai faktor penyebab, antara lain sebagai berikut;
- Kontak langsung dengan luka pada penderita infeksi ini, nan kondisi lukanya terbuka.
- Kontak tak langsung dengan penderita infeksi ini, misalnya melalui pisau cukur, jarum suntik, pemakaian perban, dan penggunaan berbagai alat medis di rumah sakit.
- Daya tahan tubuh nan lemah.
- Penyakit-penyakit eksklusif bisa meningkatkan risiko sesorang terkena infeksi Staphylococcus aureus, antara lain kanker, penyakit pembuluh darah dan paru-paru, serta diabetes.
- Bayi nan baru lahir berisiko lebih besar terinfeksi Staphylococcus aureus sebab sistem kekebalan tubuh nan belum kuat.
- Beberapa tindakan bisa meningkatkan risiko seseorang terinfeksi Staphylococcus aureus, seperti penggunaan narkoba dengan jarum suntuk dan penyuntikan langsung ke dalam pembuluh darah.
Penyakit Dampak Infeksi Bakteri Staphylococcus Aureus
Infeksi bakteri Staphylococcus Aureus bisa menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, antara lain sebagai berikut.
- Infeksi kulit, seperti gatal, jerawat, bisul, bintul-bintul bernanah dan gatal, ruam kemerahan, dan rasa seperti terbakar di jaringan dalam kulit.
- Mastistis pada ibu menyusui. Mastistis ialah rasa terbakar pada payudara.
- Muncul bisul bernanah (abses) di payudara pada ibu menyusui. Kondisi ini sangat berbahaya bagi bayi nan menyusu sebab bakteri nan bisa dilepaskan oleh abses dapat termakan oleh bayi.
- Sepsis, yaitu terpaparnya darah oleh bakteri Staphylococcus Aureus. Dalam kondisi akut, sepsis bisa menyebabkan kegagalan pengaliran darah berbagai organ tubuh, nan bisa berlanjut dengan syok dan meninggal dunia.
- Perdangan dan infeksi paru-paru, serta abses di dalam paru-paru.
- Infeksi jantung nan bisa mengakibatkan gagal jantung.
- Infeksi tulang nan akan membuat tulang terasa terbakar dan penyakit osteomyelitis muncul.
- Keracunan makanan, dengan gejala antara lain mual, muntah, diare , dan dehidrasi. Bakteri Staphylococcus Aureus bisa menyebabkan terjadinya keracunan makanan sebab bisa hayati pada makanan nan tak bersih. Gejala keracunan Staphylococcus aureus biasanya muncul dalam waktu 1 hingga 6 jam setelah sesorang mengonsumsi makanan nan telah terkontaminasi bakteri.
Pencegahan Infeksi Bakteri Staphylococcus Aureus
Untuk mencegah terjadinya infeksi Staphylococcus aureus bisa dilakukan dengan cara, antara lain sebagai berikut.
- Menjaga daya tahan tubuh agar tak menurun.
- Menghindari kontak langsung dengan luka terbuka pada penderita infeksi Staphylococcus Aureus.
- Tidak menggunakan barang-barang nan berpotensi menyebarkan infeksi kulit dampak Staphylococcus Aureus, secara bersama-sama dengan orang lain, antara lain handuk, pakaian, sikat gigi, pisau cukur, dan perban.
- Memastikan kebersihan makanan nan dikonsumsi.
- Mencuci tangan sebelum makan.
- Memasak makanan hingga matang paripurna sebab bakteri Staphylococcus aureus tak akan wafat pada suhu kurang dari 70 derajat celcius.
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Mencegah juga jauh lebih mudah dan murah dibandingkan tindakan penyembuhan. Oleh sebab itu, hal terbaik nan harus kita lakukan ialah menjaga diri agar tak mudah terinfeksi kedua jenis bakteri ini. Bakteri Staphylococcus epidermidis dan bakteri Staphylococcus aureus.
Menjaga diri dari serangan-serangan bakteri tersebut memberikan kegunaan bagi kesehatan kita.Jangan sungkan buat menjaga kesehatan diri ya, termasuk kebersihan lingkungan!