Menentukan Metode Penulisan
Menulis karya tulis ilmiah ? Siapa takut ? Walaupun banyak nan mengatakan bahwa menulis itu sulit, tetapi dengan kepercayaan diri, semua bisa diatasi. Sebagaimana banyak orang mengatakan bahwa tak ada nan tak mungkin dalam kehidupan ini. Begitu juga halnya dengan menulis karya tulis ilmiah.
Terlalu banyak orang kalah sebelum berperang. Pesimistis menjadi penyebab hilangnya kepercayaan atas kemampuan diri. Padahal buat mencapai keberhasilan dalam kehidupan ini, maka kita harus optimistis. Untuk bisa menulis karya tulis ilmiah, Anda harus konfiden bisa melakukannya.
Mulailah Menentukan Permasalahan
Untuk bisa menulis karya tulis ilmiah, hal pertama nan harus dilakukan ialah menentukan permasalahan nan akan ditulis. Ini merupakan acuan primer Anda dalam menulis karya tulis ilmiah. Menentukan permasalahan Anda lakukan karena karya tulis diarahkan buat menyelesaikan masalah dengan metode ilmiah.
Permasalahan memang harus diselesaikan karena jika tidak, hal tersebut bisa menghambat perjalanan atau pekerjaan Anda. Dengan melakukan penulisan karya tulis ilmiah, maka Anda bisa memperkirakan langkah penyelesaian dan hasil nan akan didapat. Dengan demikian, Anda sudah bisa menyelesaikan permasalahan.
Pada saat Anda menentukan atau memprediksi permasalahan, maka secara langsung Anda bisa menentukan latar belakang penulisan karya tulis ilmiah. Dengan latar belakang, jika Anda sinkronkan dengan permasalahan, maka bisa menentukan tujuan penulisan karya tulis ilmiah tersebut.
Penting menjadi catatan, bahwa masalaha penelitian berbeda dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari nan dilihat dan dirasakan oleh orang banyak. Masalah penelitian harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Masalah harus memenuhi persyaratan keilmuan. Artinya, masalah nan diteliti harus linier dengan disiplin ilmu nan sedang digeluti. Misalnya seorang mahasiswa jurusan pendidikan, maka ia harus mencari dan menemukan masalah nan ada relevansiya dengan pendidikan.
- Masalah harus memenuhi metode keilmuan tertentu. Artinya, masalah harus bisa dipecahkan melalui kerangka serta langkah-langkah berpikir ilmiah atau metode ilmiah. Misalnya, adanya perumusan masalah, pengajuan hipotesis, pengujian hipotesis, dan menarik kesimpulan.
- Dari segi kepentingan dan kegunaan, masalah nan diteliti harus disesuaikan dengan kepentingan peneliti sendiri.
- Adanya nilai plus terhadap masalah nan diteliti, sehingga melahirkan teori penguat, sanggahan atau teori baru nan bermanfaat.
Mencari Sumber Data
Setelah mengetahui permasalahan dan menentukan latar belakang penulisan karya tulis ilmiah, maka Anda mencari data atau informasi nan bisa dijadikan sebagai sumber penyelesaian masalah. Dengan data atau informasi ini, maka selanjutnya Anda menuliskan berbagai hal terkait dengan permasalahan. Selanjutnya Anda bekerja atau menulis berdasarkan data atau informasi tersebut. Untuk melakukan hal tersebut, jelas bukanlah pekerjaan nan sulit. Siapapun bisa melakukan.
Mencari data ini merupakan langkah konkrit buat mendapatkan citra mengenai permasalahan. Data tersebut Anda kelola menjadi konklusi nan menginformasikan berbagai kemungkinan buat menyelesaikan permasalahan. Dengan demikian, maka Anda sudah mendapatkan langkah-langkah konkrit dalam menyelesaikan permasalahan.
Mencari sumber data pada proses penulisan karya tulis ilmiah sangat penting, karena data konkrit merupakan keharusan. Data nan Anda tampilkan dalam sebuah karya tulis ilmiah sesuatu nan sahih dan tak boleh direkayasa. Untuk itulah, maka mencari data menjadi satu kewajiban bagi para penulis karya tulis ilmiah.
Menentukan Metode Penulisan
Untuk bisa menyajikan hasil atau karya tulis ilmiah ini, maka Anda harus bisa menentukan apa nan diterapkan dalam teknik penulisan karya tulis. Ini sangat krusial karena dengan metode nan tepat, maka upaya pemecahan masalah melalui penulisan karya tulis ilmiah ini.
Seperti Anda ketahui, karya tulis ilmiah merupakan karya tulis nan diarahkan buat menganalisa dan sekaligus memberikan solusi pemecahan masalah nan sedang dihadapi. Sebelumnya, dalam isi karya tulis ilmiah tersebut, Anda uraikan berbagai hal misalnya pengertian dasar, hipotesis, permasalahan dan segala hal terkait dengan upaya pemecahan masalah.
Menulis karya tulis ilmiah itu bukan pekerjaan nan sulit. Semua kembali pada bagaimana Anda menanggapi setiap kondisi menuju proses penulisan. Oleh sebab itu, jangan pernah mengatakan tak dapat melakukan sesuatu, melainkan lebih baik mengatakan belum dapat karena jawaban ini menunjukkan pada semua bahwa Anda masih belajar terus menuju kondisi bisa.
Dalam menulis karya ilmiah kerap mencantumkan kutipan sumber. Penggunaan catatan buat menunjukkan sumber harus sinkron dengan holistik penulisan. Jika kaidah catatan pustaka telah dipilih, maka holistik penulisan haruslah menggunakan kaidah tersebut sinkron prinsip konsistensi.
Ada beberapa jenis pengutipan dalam sebuah karya ilmiah:
-
Kutipan Tak Langsung
Kutipan tidak langsung merupakan pengungkapan kembali pendapat, gagasan pokok, kompendium atau konklusi dari sebuah tulisan dengan gaya penulis sendiri. Teknik menyatakan sumber informasi dalam kutipan tidak langsung ialah sama seperti teknik catatan pustaka.
-
Kutipan Langsung
Kutipan langsung ditulis dalam susunan kalimat asalnya tanpa sembarang perubahan dan diberi loka tersendiri, terpisah dari teks. Kutipan langsung kadang-kadang diperlukan buat mempertahankan keaslian pernyataan nan dipetik, menjunjung tinggi keaslian atau memberi informasi tambahan.
Kutipan langsung diberi tanda petik (“ “) dan diikuti oleh catatan pustaka. Biasanya kutipan langsung ditulis kedap (satu spasi) ataupun dikecilkan ukuran hurufnya.
-
Elipsis
Elipsis ialah penghilangan kata, frasa, kalimat, bahkan paragraf pada bagian awal, tengah dan akhir kutipan nan ditandai dengan tiga titik, nan berjarak satu spasi (…). Krusial menjadi catatan bahwa sebab ketiga titik tersebut melambangkan pelesapan dari kutipan nan dihilangkan, maka ketiga titik tersebut terletak dalam tanda petik bagi kutipan maksimal empat baris, sedangkan kutipan dari empat baris harus dipisahkan dari badan teks dan spasi satu, nan bagiannya dihilangkan.
Conton elipsis nan terdapat di dalam sebuah kalimat ditandai dengan tiga titik: Manusia diciptkana buat beribadah…” Allah mengutus Rasul-Nya guna memberi petunjuk tentang cara-cara beribadah” (Baihaqi, 1990: 18)
-
Interpolasi
Kutipan harus disalin sama persis seperti aslinya, tetapi kadang-kadang diperlukan suatu kata atau pernyataan nan dapat disisipkan buat memperbaiki kesalahan atau memperjelas gagasan. Untuk memastikan pembaca bahwa kesalahaan ejaan, ketidaksesuaian kata, dan kesalahan lainnya memang berasal dari sumber orisinil nan dikutipnya, maka kata Latin sic (yang berarti ‘demikian adanya’) setelah kata nan salah tersebut.
Jika dianggap perlu buat menyisipkan klarifikasi atau koreksi ke dalam sebuah kutipan, konvensi mensyaratkan bahwa setiap perubahan editorial semacam itu harus ditempatkan dalam dua tanda kurung persegi […], interpolasi ini diletakkan dalam kurung kotak.
Contonya menganggap ada kesalahan interpolasi nan generik dilakukan ialah dengan memasukkan sic setelah kesalahan dalam sebuah kutipan. Dengan cara ini seseorang mengindikasikan bahwa apa nan mungkin dianggap kesalahan dalam mereproduksi kutipan sebenanya meruapakan bagian integral dari teks asli.
“The theory of ferroelectric domains as not been worked out the theory of ferromagnetik domains is welll undestood, although modification to provide for charge neutralisation and high electromachanical (sic) coupling is required before it could be applied to ferroelectrics.” (Kautsky 1987, p. 26)
Di sini, sisipan sic menunjukkan bahwa seseorang menyadari jika kata electromachanical ialah salah eja, dan seharusnya electromechanical .
Untuk tujuan memberi klarifikasi dan membetulkan kesalahan, interpolasi juga dapat digunakan dengan cara menyelipkan informasi nan diletakkan dalam tanda kurung kota sebagaimana dicontohkan di dalam kutipan berbahasa inggris berikut:
“In Djogjakarta (Yogyakarta) the Dutch had alienated both the nobility dan the common pople by a land policy which canceled leases instigated by previous Dutch administrations, and forced the rulers to pay compensation to the lessees.” (Lapidu, 1988: 757)
Inilah artikel sederhana nan menjelaskan bahwa menulis karya ilmiah itu mudah. Yang dibutuhkan ialah kemauan dan kesungguhan buat mengerjakannya. Semoga bermanfaat.