Menggambar sebagai Bagian dari Ide Film Taare Zameen Par
Di antara elegi Lady Gaga di Indonesia, ternyata ada satu kisah menarik tentang satu orang anak muda Indonesia nan berhubungan dengan si Gaga (gila) nan bahagia disebut seorang Lady ini. Nama anak muda itu ialah Tex Saverio. Tex Saverio ialah perancang busana Lady Gaga nan dikenakan sang pemuja setan itu dalam pemotretan nan dimuat oleh majalah US Harper's Bazaar. Siapa Tex Saverio nan ketika di masih di sekolah bahagia menggambar ini?
Hobi Menggambar Tex Saverio Membawanya ke Anjung Fashion Dunia
Nama anak muda penuh khayalan nan sempat menjadi target sorotan lampu ketika diadakan acara Jakarta Fashion Week tahun 2010 ialah Tex Saverio. Laki-laki berambut panjang nan kini berusia 27 tahun itu memang dapat dikatakan luar biasa.
Karya-karyanya terasa menghentak. Tidak salah kalau pada tahun 2012 ini, Rio, nama panggilan Tex Saverio, menjadi salah satu idola dalam Jakarta Fashion Week. Karya-karyanya nan begitu spektakuler begitu dinanti oleh para penggemarnya. Semua karya itu memang tak terlepas dari khayalan dalam gaya menggambar nan digoreskan oleh tangan penuh talenta miliknya.
Hasil menggambar pola dan gaya nan begitu latif itu memang sangat memesona. Tetapi mungkin banyak nan tak tahu kalau ternyata gaun-gaun latif nan ditampilkan tersebut bukan jahitan tangan Tex Saverio. Rio tak dapat menjahit. Itulah fenomena nan mungkin agak sulit diterima oleh orang awam.
Namun, sesungguhnya seorang perancang busana seperti Rio tidak harus dapat menjahit. Hal nan perlu dilakukan oleh seorang perancang busana ialah menggambar pola dan detail busana nan ada di otaknya. Lalu dia mencari penjahit nan kira-kira dapat mewujudkan impiannya dan membuat satu busana nan persis seperti nan ia bayangkan.
Sama seperti seorang arsitek nan tak harus turun tangan langsung berkotor ria dalam membangun sebuah gedung. Begitu pun dengan seorang perancang busana. Tugas pokok baik perancang busana maupun arsitek itu ialah menggambar desain nan bagus, detail dan utuh. Ketika mereka telah melakukan tugasnya dengan baik, serahkan tugas selanjutnya kepada nan lebih ahli.
Perancang busana memberikan rancangannya kepada penjahit nan bagus dan arsitek memberikan rancangannya kepada pakar bangunan nan profesional. Kerjasama mereka akan membuahkan hasil karya nan pantas buat dikagumi. Inilah seni hidup. Kalau satu orang terlalu banyak bakat dan tak fokus, bagaimana dia mampu memberikan nan terbaik.
Menggambar rancangan nan bagus memang tak mudah. Tex Saverio mulai menyenangi hobi ini ketika dia masih duduk di sekolah. Gambar awal buatannya ialah anime dan kartun. Dari bahagia membuat gambar anime dan kartun itulah, Rio mengenal satu cerita manga (kartun Jepang) nan begitu memberikan pengaruh kepada karya-karyanya.
Manga tersebut berjudul Rose of Versailles. Manga tersbeut bercerita tentang Maria Antoinnette. Maria Antoinnette ini merupakan Ratu Perancis terakhir. Kisahnya nan begitu menggoda, membuat Rio merasa seperti berada pada zaman sang Ratu terakhir tersebut. Imajinasinya melayang kepada ragam baju dan pesona si Ratu. Itulah mengapa salah satu rancangannya nan diberi nama 'The Revelation' terlihat begitu wah bak gaun seorang Ratu.
The Revelation' mempunyai arti dan kisah. Rio menlukiskan bahwa gaun 'The Revelation' itu merupakan peperangan antara baik dan buruk. Entah apa nan dimaksudkan dengan peperangan tersebut. Tetapi satu nan niscaya bahwa gaun tersebut terlihat sangat latif dengan detail rancangan nan fantastik. Tidak salah kalau gaun berwarna emas ini masuk dalam jajaran gaun nan paling diminati pada suatu pegelaran busana.
Gaun hasil gambarnya nan dilakukan oleh tangan penuh bakat Rio, tak hanya menghasilkan 'The Revelation', masih ada gaun-gaun nan penuh detail nan diperagakan pada saat itu. Sebut saja, 'Seniman Ukir', 'Ukiran Malaikat', dan lain-lain nan begitu menunjukkan karakter goresan detail nan sangat kuat.
Tidak mengherankan bila karya-karya Rio tersebut mendapatkan sambutan nan sangat antusias. Untuk membuat rancangan baju-baju tersebut, Rio tak segan-segan bekerja sama dengan artis ukir nan biasanya mengerjakan seni ukir buat rumah. Jadi rancangan nan penuh lekuk-lekuk simetris itu terlihat bagai diukir.
Inilah salah satu totalitas nan diberikan oleh Rio buat global seni rancang baju Indonesia. Totalitasnya ini membuahkan satu penghargaan dan tanggapan antusias dari para seniman taraf global seperti Lady Gaga. Inilah hasil dari hobinya nan mengantarkan seorang Tex Saverio ke anjung fashion dunia.
Menggambar sebagai Bagian dari Ide Film Taare Zameen Par
Menggambar ternyata telah menjadi bagian dari satu ide film sudah sejak lama. Begitu banyak film nan mengangkat salah satu bagian adegannya berkisah tentang tokohnya nan sedang membuat gambar atau melukis. Salah satu film nan mengangkat seni gambar ini ialah film nan dibuat oleh Amir Khan nan diproduksi pada tahun 2007.
Film nan diberi judul Taare Zameen Par ini berkisah tentang seorang anak nan kesulitan dalam memahami pelajaran sebab dia mengidap dyslexia. Kesulitannya itu berlanjut hingga dia dikeluarkan oleh sekolah tempatnya belajar. Sanksi demi sanksi harus diterimanya sebab dia dianggap tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
Nilai-nilainya selalu buruk dan dia dianggap membuat gurunya marah. Setelah belajar di sekolah nan berasrama dan lebih disiplin, Ishan menemukan satu orang guru nan mengerti kondisinya. Guru tersebut melihat Ishan seperti tak mempunyai semangat dan terlihat ketakutan.
Guru tersebut mengetahui kondisi Ishan dari gambar-gambar nan telah dibuatnya. Dari situlah sang guru memberikan terapi nan tepat buat Ishan. Dia seperti melihat apa nan dialami Ishan sama seperti nan dialaminya ketika masih kecil. Dia pun mengidap dyslexia. Dengan terapi tepat, dia mampu mengendalikan kelemahannya dan menjadikan kelemahan itu sebagai batu loncatan buat menemuakn jati dirinya.
Sang guru tak mematikan minat Ishan nan sangat besar terhadap seni gambar. Dia malah memberikan peluang nan begitu besar kepada Ishan agar lebih meningkatkan gairah dan kemampuannya dalam menggambar. Hingga akhirnya Ishan mampu menulis dan membaca.
Di akhir film, Ishan membuktikan diri sebagai seorang anak nan dapat berkompetisi dan memenangkan lomba menggambar nan diadakan di sekolahnya. Hasil citra Ishan bahkan menjadi sampul buku tahunan sekolah. Menggambar dunia, melukis sejarah
Hobi ini memang tak dapat dianggap remeh. Begitu banyak orang hebat nan mempunyai talenta ini telah menggoreskan tinta ke atas kertas dan mengabadikan satu peristiwa bersejarah. Presiden pertama republik Indonesia, Sukarno, ialah salah seorang nan memiliki keahlian menggoreskan tinta membentu satu gambar latif nan menjadi bagian dari rancangan bangunan hebat di Indonesia.
Leonardo Da Vinci bahkan memperlihatkan khayalan luar biasa ketika dia menggoreskan tinta menjadi bentuk pesawat terbang. Pada masa itu, sketsa nan dibuat oleh Da Vinci itu terlihat sebagai bentuk sketsa nan jauh dari jangkauan pikirian orang-orang nan hayati di zamannya. Tidak hanya itu nan dapat dibuat oleh Leonardo da Vinci, lukisan Monalisa miliknya, hingga kini tetap menjadi salah satu rahasia global nan begitu banyak diulas dan diperdebatkan.
Pernah juga beliau menggambar seolah-olah dirinya berlumuran darah. Lukisan darah itu di letakkannya di atas tubuhnya. Teman-temannya kaget, dikira Raden Saleh mati. Tetapi setelah mengetahui ulah 'nakal' Raden Saleh itu, mereka semakin kagum dan menganggap Raden Saleh sama dengan mereka. Jadi, menggambar itu benar-benar dapat membuat global lebih ceria dan lebih penuh romantisme kisah.