Sistem Teknologi

Sistem Teknologi

Peradaban lembah sungai Indus merupakan salah satu peradaban tertua di Asia. Keberadaan lembah sungai Indus berada di daerah sekitar Pakistan dan India pada saat ini. Mohenjodaro dan Harappa merupakan kota peninggalan lembah sungai Indus keberadaan peradaban ini muncul sekitar tahun 2900 sebelum masehi (SM). Keberadaan peradaban ini ditandai munculnya beberapa desa kecil dengan mata pencaharian bertani.

Sebagai pengetahuan saja awal peradaban global hampir semuanya berawal dari lembah sungai atau dekat sungai. Seperti peradaban lembah sungai Nil, lembah sungai Gangga, lembah sungai Eufrat dan Tigris.

Ini sangat berpengaruh pada mata pencaharian mereka semua. Kebanyakan mata pencaharian di lembah sungai ialah pertanian bedanya mereka menetap disuatu tempat. Menetapnya mereka merupakan sebuah kemajuan dalam ilmu pengetahuan. Sebelum muncul peradaban-peradaban tersebut orang-orang kebanyakan berpindah-pinadah atau bisaa disebut dengan nomaden. Pengetahuan mereka tentang irigasi, cara bercocok tanam, mengolah tanah, tata kota, sanitasi sudah dianggap sebagai revolusi peradaban.

Peradaban Mohenjodaro dan Harappa ini hanya bagian dari lmbah sungai Indus . Sebenarnya banyak ditemukan peradaban nan lainnya nan masih termasuk peradaban sungai Indus. Mohenjodaro dan Harappa ialah ibu kota atau kota administratif dari peradaban lembah sungai Indus. Peradaban ini terbentang dari india hingga semenanjung arab.

Mohenjodaro dan Harappa dapat disebut sebagai salah satu peradaban paling maju dizamannya. Disparitas nya dapat dilihat dari karakteristik khas nan ditonjolkan kota ini dibandingkan dengan peradaban lain seperti Peradaban Mesir, peradaban Mesopotamia dan peradaban lembah sungai kuning (China). Perbandingannya dapat dilihat dari beberapa hal berikut.



Sistem Tata Kota

Dalam sistem peradaban Mohenjodaro dan Harappa, tata kota menjadi salah satu nan paling unggul dsbanding nan lainnya. Letaknya sudah diatur sangat baik, bangunan, rumah gedung-gedung sudah teratur dan tertata rapi. Sistem sanitasi kota menjadi hal nan diunggulkan juga sebab pembangunan jalan sudah dilengkapi dengan sistem tersebut, ini berdampak pada kesehatan masyarakatnya.

Sanitasi membuat saluran pembuangan air menjadi lancer tak ada genangan air disuatu tempat. Konsep ini digunakan sampai sekarang, lihat saja jalan jalan sekarang niscaya semuanya sudah memakai saluran pembuangan air. Wilayah dalam kota pun terbagi ke dalam beberapa blok, tak terpusat didekat pemerintahan.



Sistem Pengairan (Irigasi)

Penemuan sistem irigasi ini merupakan sebuah revolusi, pada awalnya banyak para penduduk nan berladang dan hayati nomaden. Setelah ditemukan sistem pengairan maka mulailah mereka bertani dengan memanfaatkan dan mengolah huma nan ada di sekitar daerah irigasi. Sistem pengairan ini mempengaruhi terhadap mata pencaharian sehari-hari penduduknya yakni bertani, bukan lagi berladang. Penduduk Mohenjodaro dan Harappa mulai menanam padi dan gandum buat keperluan makanannya. Faktor dekat genre sungai mendukung dan memadai buat melakukan sistem ini. Dengan keberadaan sistem ini dinilai peradaban Mohenjodaro dan Harappa menjadi salah satu peradaban nan maju.

Sistem seperti ini pun masih ada dan sampai sekarang masih menjadi salah satu sistem nan dipertahankan dalam pertanian. Karena sistem ini dinilai mampu mengairi sawah dan huma pertanian ditempat nan agak jauh dari genre air.



Sistem Teknologi

Dalam bidang ini masyarakat lembah sungai Indus sudah memiliki ilmu pengatahuan nan maju. Hal ini dapat dilihat dari peninggalan nan ditemukan. Tulisan-tulisan piktograf menjadi salah satu bentuk nan ditemukan didaerah ini. Tulisan piktograf ini mereka ukir dalam bentuk gambar. Selain tulisan mereka juga sudah mengenal logam, inovasi piala-piala nan terbuat dari emas, perak, perunggu, dan tembaga menjadi salah satu buktinya. Teknik pembuatannya dengan cara memanaskan logam dan dituang kedalam cetakan. Teknik seperti ini masih dipakai sampai sekarang tentunya dengan teknologi nan sudah lebih maju niscaya dapat membuatnya.



Kesehatan

Seperti telah dibahas sebelumnya kesehatan mereka sudah mengenal istilah sanitasi. Dalam bidang kesehatan orang-orang dari peradaban ini sangat mementingkannya, seperti kita ketahui sehat ialah hal nan paling utama. Pembuatan sanitasi membuat genre menjadi lancer, kotoran pun tak berserakan dan langsung terbuang ketempat nan semestinya. Terdapatnya sumur disetiap rumah juga menjadikan mereka sangat peduli akan kesehatan.

Pembuatan jendela-jendela menjadi hal lain nan menjadi perhatian mereka. Ventilasi sangat berfungsis sebagi sirkulasi udara . Jaman sekarang kita pernah merasakan kegerahan didalam ruangan? Itu salahsatunya disebabkan ventilasinya kurang berjalan dan sirkulasi udara tidaklah bagus. Bukan saja buat sirkulasi udara ventilasi ini pun dapat sebagai jalan cahaya. Masuknya cahaya kedalam rumah lewat ventilasi sudah terpikirkan oleh mereka. Pencahayaan nan baik memungkinkan buat mengurangi kelembaban di dalam rumah.



Kebudayaan dan Kepercayaan

Salah satu nan dapat dilihat dari kebudayaan di Mohenjodaro dan Harappa ialah cara pengurusan jenazah. Cara pengurusan jenazah ini telah menunjukan bahwa peradaban di loka ini sangatlah tinggi. Banyak cara nan digunakan di kota-kota lembah sungai Indus ini. Yang menjadi sorotan ialah kedua kota terkemuka di lembah sungai ini yakni Mohenjodarro dan Harappa.

Cara penyemayaman jenazah di Mohenjodaro kemungkinan dengan cara dibakar, dan abunya kemudian di buang ketempat spesifik nan telah mereka tentukan. hipotesis ini diungkapkan sebab tak ada kuburan nan ditemukan di Mohenjodaro. Berbeda dengan di Harappa dikota ini ditemukan loka penguburan jenazah, sebab kebisaaan ini terlihat dari peninggalannya.

Dalam sistem kepercayaan, mereka diperkirakan memuja roh. Dengan kepercayaan ini maka mereka masih menganut sistem animism dan dinamisme atau memuja roh nenek moyang. Roh nan mereka puja ialah tokoh nan disebut Mother Goddes. Bangsa lembah sungai Indus dinamakan bangsa dravida.

Hancurnya peradaban Mohenjodaro dan Harappa diperkirakan pada tahun 1500 SM. Perkiraani ini disebabkan sejak tahun tersebut peradaban ini sudah dikosongkan. Sebelum terjadi kehancuran kemerosotan peradaban ini terjadi sebab datangnya para pedagang dari Gujarat. Penyebab keruntuhan masih menjadi perdebatan. Ada nan mengatakan bahwa bangsa ini lenyap sebab agresi dari bangsa aria. Ada pula nan menyebutkan lenyap sebab banjir nan terjadi di India.

Perlu diingat Mohenjodaro merupakan sebuah kota nan sangat terlindungi. Yang uniknya kota ini tak dilindungi oleh banyak tembok nan tinggi dan besar hanya ada satu tembok nan ada di sebelah selatan kota. Terdapat menara tinggi nan ada di bagian barat pemukiman. Keberadaan ini menimbulkan banyak pertanyaan apakah Mohenjodaro atau Harappa nan menjadi pusat pemerintahan atau memang seperti keyakinan saat ini keduanya ialah pusat kotanya.

Kedua kota ini memiliki persamaan dengan tak dibangunnya benteng. Berbeda dengan kota lain di lembah sungai Indus nan berbenteng kuat dan besar. Sebagian orang membetulkan bahwa kedua kota ini menjadi pusat administrasi, jika dilihat dari situs nan ada seperti adanya loka pemandian nan sangat besar di pusat kota ini. Selain itu ada pusat sumur besar nan mengalirkan air higienis ke rumah-rumah warga di kota Mohenjodarao. Ada juga sebuah rumah nan sangat besar nan diperkirakan mampu menampung sebanyak 5000 orang, posisinya dekat dengan pemandian.

Peradaban Mohenjodaro dan Harappa telah lenyap dari tahun 1500 SM kembali ditemukan oleh para pakar sejarah sekitar tahun 1920-an. Sejak tahun 1920 hingga tahun 1960 dilakukan ekskavasi buat penelitian namun sejak itu tak banyak nan melakukannya lagi. Sekarang Peradaban ini masuk kedalam situs nan dilindungi oleh UNESCO.