Angin Muson Timur
Bumi dan kenyataan alam ialah satu hal nan tak bisa dipisahkan. Kenyataan alam nan terjadi merupakan sebuah siklus nan harus terjadi dalam kehidupan, salah satunya ialah angin muson. Sebagai sebuah kenyataan alam, muson sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Tidak dapat dihindari ataupun dihilangkan. Keberadaaan angin muson ini juga dipengaruhi oleh perputaran bumil perpindahan matahari, gravitasi, dan telah menjadi satu kesatuan.
Mengenal Angin Muson
Angin muson nan biasa disebut sebagai angin musim merupakan angin nan secara periodik terjadi di sebelah selatan Asia serta Samudra Hindia. Biasanya angin nan juga bertiup dari arah barat daya di India dan sekitarnya ini, ketika akan muncul terdapat tanda-tanda seperti adanya curah hujan nan besar serta hujan.
Untuk nama “muson” sendiri diambil dari bahasa Arab, yaitu “mosem”, artinya ialah musim. Angin musim sangat sering dijadikan sebagai tanda adanya perubahan musiman arah angin nan terjadi pada sepanjang pesisir Samudra Hindia, khususnya di Bahari Arab. Angin ini bertiup selama setengah tahun dari barat daya, serta buat setengah tahun sisanya dari timur laut.
Angin musim ini sangat mempengaruhi terjadinya musim di dunia. Pada zaman dahulu kala, orang Yunani pada saat masih mempercayai kepercayaan pagan memuja dewa dan dewi nan dianggap telah berpengaruh terhadap musim nan ada di dunia. Mereka percaya jika hujan, angin, musim panas, dan tumbuhnya bunga-bunga ini sebab pengaruh dewa-dewa tertentu.
Masyarakat Yunani umumnya sangat suka sekali berlayar. Terkadang mereka bisa berlayar buat jeda nan sangat jauh hanya buat berperang. Kemudian dalam legenda Yunani, muncullah seorang pelaut Yunani bernama Hippalus, dianggap merupakan orang pertama nan dengan cerdiknya memanfaatkan angin musim buat mempercepat pelayaran sepanjang Samudra Hindia. Itulah sebabnya, angin musim memiliki nama antik Hippalus di daerah Yunani.
Akan tetapi, diduga Hippalus hanya merupakan orang Yunani pertama nan memanfaatkan angin musim, sebab sebelumnya telah ada para pelaut Yaman telah melakukan perdagangan dengan India. Akan tetapi, dengan berkembangnya pengetahuan, angin musim kemudian sering dijadikan patokan waktu oleh nelayan sebagai saatnya mereka pergi ke tengah bahari buat mencari ikan.
Terjadinya angin muson sendiri terjadi sebab daratan lebih cepat menajdi hangat dan sejuk apabila dibandingkan dengan air atau lautan. Hal tersebut membuat suhu di lautan lebih dingin daripada di daratan ketika musim panas.
Hal ini menyebabkan udara di darat nan lebih panas akan naik dan berkembang sehingga menciptakan daerah nan bertekanan rendah. Dengan begitu, terciptalah sebuah angin nan bertiup dari bahari ke daratan dengan sangat konstan. Dengan begitu, muncullah curah hujan nan disebabkan oleh lembabnya udara laut. Curah hujan tersebut berpindah ke pegunungan sehingga menyebabkan adanya pendinginan nan disusul dengan pengembunan.
Apabila terjadi musim dingin, maka udara di darat menjadi sejuk dengan lebih cepat, namun berbeda dengan udara panas di bahari nan akan bertahan lebih lama. Udara panas nan berada di atas bahari ini menjadi berkembang naik sehingga muncullah daerah nan bertekanan rendah serta angin sepoi-sepoi dari darat ke laut.
Dengan adanya disparitas antara suhu di bahari dan daratan nan menjadi lebih kecil dibandingkan saat musim panas, membuat angin musim pada musim dingin tak begitu konstan.
Angin musim ini hampir seperti angin laut, tetapi dengan ukuran nan lebih besar, lebih konstan, dan lebih kuat. Pengetahuan tentang angin musim kemudian menyebar luas pada beberapa loka seperti Asia, Australia, dan Afrika nan memiliki iklim tropis dan subtropis.
Begitu pula dengan lautan dan samudra nan berada pada di wilayah tersebut. Pada beberapa daerah itulah, siklus peristiwa cuaca nan paling hebat dan ilmiah terjadi di bumi. Angin musim biasanya selalu terjadi pada saat pembentukan benua-benua raksasa seperti Pangea bersama dengan cuaca kontinental nan ekstrem.
Angin Muson Barat
Angin muson barat dikenal juga sebagai angin muson barat laut. Di Indonesia, angin musim barat biasanya berhembus dari bulan Oktober hingga April. Pada prosesnya, pada awal bulan Oktober, di atas benua asia tekanan udara menjadi bertamabah tinggi, berbeda dengan benua Australia nan pusat tekanannya menjadi bertamabah rendah.
Hal itu dikarenakan matahari terletak di belahan bumi selatan sehingga belahan bumi bagian selatan, terutama Australia, mendapat panas nan lebih banyak daripada benua Asia. Hal itu mengakibatkan temperature udara di Australia menjadi tinggi, namun tekanan udaranya menjadi minimum. Berbeda dengan Asia nan temperatur udaranya menjadi rendah, sedangkan tekanan udaranya maksimum.
Hal ini menyebabkan angin menjadi berhembus dari barat bahari menuju arah Tenggara. Angin musim nan melewati Samudera Pasifik, Samudera Indonesia, serta Bahari Cina Selatan melewati lautan nan sangat luas. Hal ini menyebabkan angin musim membawa uap air nan sangat banyak dan berkumpul menjadi awan.
Ketika tiba di kepulauan Indonesia menjadi hujan. Pengaruh di Indonesia sendiri pada bulan November, Desember, dan Januari Indonesia bagian barat sedang mengalami musim hujan dengan curah hujan nan cukup tinggi. Inilah sebabnya angin musim barat disebut juga dengan angin musim hujan
Angin Muson Timur
Hal nan sebaliknya terjadi, ketika datangnya angin musim timur. Angin musim ini terjadi setiap bulan April hingga Oktober. Ketika itu, matahari berada di belahan bagian bumi utara. Hal ini menyebabkan belahan bumi bagian utara, seperti benua Asia, memiliki temperaturnya tinggi, namun dengan tekanan udara minimum.
Hal sebaliknya terjadi pada Australia nan temperaturnya berubah menjadi rendah sebab matahari telah berpindah serta menjadi memiliki tekanan tinggi. Maka angin musim kemudian bergerak ke arah sebaliknya, yaitu dari benua Australia menuju benua Asia.
Angin kemudian behembus dari Tenggara menuju ke Barat Laut. Angin ini hanya melewati dataran Australia nan penuh gurun serta perairan Indonesia nan hanya berupa bahari kecil serta sempit seperti bagian selatan Irian Jaya, Bahari Timor, Bahari Arafuru, serta Kepulauan Nusa Tenggara.
Hal ini menyebabkan curah hujan nan dibawa sangat sedikit, bahkan hampir tak ada. Berakibat dengan adanya musim kemarau atau musim kering nan terjadi di Indonesia. Inilah sebabnya angin musim timur disebut juga sebagai angin musim kemarau.
Kedua angin musim itu tentunya tak begitu saja berganti. Di mana hal tersebut bisa menghilangkan ekuilibrium alam nan terjadi. Untuk itulah, kita juga mengenal angin musim peralihan nan juga biasa disebut sebagai musim pancaroba. Musim pancaroba ini biasanya memiliki tanda-tandan seperti arah angin nan menjadi tak teratur, udara nan sangat panas, bahkan seringkali terjadi hujan lebat secara tiba-tiba dalam waktu nan singkat.
Angin musim sendiri merupakan kenyataan alam nan tak bisa dihindari oleh manusia. Adanya angin musim merupakan hal nan harus disukuri sebagai ekuilibrium alam. Bayangkan saja, bagaimana jika hujan terus menerus datang atau kemarau monoton nan berkepanjangan. Tentu manusia tak akan dapat tahan buat menghadapainya.
Dengan adanya pengetahuan mengenaiangin muson ini, seharusnya kita dapat segera mengantisipasi akibat buruknya dan bisa dimanfaatkan akibat positifnya demi kelangsungan hayati manusia.