Enam Divisi Klasifikasi Jamur
Klasifikasi jamur merupakan pengelompokkan jenis makhluk hayati ini berdasarkan sifat-sifatnya, seperti kultur, fisiologi, dan reproduksi seksual. Jamur sendiri, bukan termasuk ke dalam jenis tumbuhan. Secara kasat mata, jamur, dan tumbuhan memang tampak serupa. Namun, sebenarnya ada beberapa karakteristik nan mebuat jamur berbeda dengan tumbuhan.
Pertama, jamur bersifat heterotrof, bukan autotrof seperti tumbuhan. Heterotrof artinya, jamur memerlukan senyawa organik buat nutrisinya. Kedua, sel jamur mempunyai membran inti dengan kromosom nan mengandung DNA. Selnya juga mengandung beberapa organel sitoplasmik, seperti mitokondria, sterol, dan ribosom. Oleh karena itu, jamur memiliki kerajaan sendiri dalam struktur makhluk hidup. Reproduksinya juga dapat seksual dan aseksual.
Mengenal Jamur Lebih Dekat
Mikologi merupakan sebutan buat ilmu nan mempelajari soal jamur. Jamur dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Sistem reproduksi jamur ialah secara seksual dan aseksual.
Secara seksual, jamur berkembangbiak melalui cara jamur nan berbeda memiliki dua hifa lalu melebur dan membentuk zigot. Zigot terebut kemudian menjadi tubuh buah. Secara aseksual, jamur dapat berkembangbiak dengan cara membentuk spora, bertunas, atau fragmentasi hifa. Caranya, lewat kotak spora dalam jamur nan disebut sporangium.
Jamur memiliki struktur tubuh nan bergantung pada jenisnya. Ada nan bersel satu dan ada juga nan bersel banyak. Komponen dasar nan disebut hifa tersusun dalam tubuh jamur. Hifa adalah sebuah struktur nan berbentuk benang, dan tersusun dari dinding berbentuk pipa. Hifa itu membentuk jaringan nan dikenal sebagai miselium. Tubuh buah terbentuk dari miselium nan menyusun jalinan-jalinan semu.
Hifa di jamur bersifat parasit, dan akan mengalami modifikasi jadi haustoria, nan merupakan organ penyerap makanan dari substrat. Hifa mayoritas dibatasi dinding nan melintang, atau disebut septa. Septa ini memiliki pori besar. Pori itu dapat buat dilintasi mitokondria, ribosom, dan terkadang inti sel. Ada juga hifa nan tidak bersepta, nan disebut hifa senositik.
Jamur dapat hayati dalam berbagai lingkungan. Tapi, mayoritas jamur hayati dan berkembang di daerah nan lembap. Jamur pun bisa hayati di daerah nan asam. Banyak pula jamur nan berkembang di organisme atau sisa-sisa organisme. Jamur hayati bergantung pada substrat nan tersedia karbohidrat, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Zat-zat tersebut didapatkan dari lingkungannya.
Secara umum, berasarkan cara memperoleh makanannya, jamur bersifat parasit fakultatif, saprofit, dan parasit obligat. Sifat parasit fakultatif pada jamur, kalau jamur itu mendapatkan inang nan sesuai, namun bersifat saprofit kalau tidak bisa inang nan cocok. Saprofit artinya jamur itu menyerap makanannya dari organisme nan sudah mati.
Parasit obligat yaitu bila jamur tersebut tergantung pada inangnya. Jamur ini tidak dapat hayati tanpa inangnya. Contohnya Pneumonia carinii nan dapat menginfeksi paru-paru orang nan mengidap penyakit AIDS.
Enam Divisi Klasifikasi Jamur
Bentuk jamur sendiri sangat beragam. Kita umumnya mengenal ada jamur kuping, jamur merang, dan jamur payung. Namun, kita mengetahui itu hanya dari tampilan luarnya saja. Namun, sebenarnya makhluk hayati ini mempunyai 6 divisi klasifikasi jamur. Klasifikasi jamur nan ada ialah sebagai berikut.
1. Zygomycota
Jenis jamur nan termasuk divisi ini ialah Rhizopus stolonifer , Rhizopus oligosporus , Rhizopus oryzae , dan Mucor mucedo . Hayati jamur ini bersifat parasit dan saprofit. Karena sifatnya nan saprofit, jamur jenis ini dapat hayati di nasi, wortel, dan roti. Karena bersifat parasit, jamur ini dapat menyebabkan pembusukan tanaman ubi. Jamur ini sebagian besar hayati di darat, di dalam tanah, dan di bagian tumbuhan serta binatang nan membusuk.
Cara reproduksinya dapat seksual dan aseksual. Secara seksual, menggunakan gametangiogami, dari dua hifa nan sinkron dan menghasilkan zigospora. Secara aseksual, jamur ini membentuk spora tanpa flagel nan berbentuk sporangiospora atau konidia.
Hifa jamur ini senositik. Artinya, mengandung banyak inti dan tidak punya sekat melintang. Hifa ini berbentuk satu tabung halus nan mengandung proplast dengan multi inti. Jamur nan dapat diamati menggunakan mikroskop ini, berguna dalam fermentasi pembuatan tempe.
2. Ascomycota
Jenis divisi jamur ini memiliki jumlah nan terbesar. Jamur ini bersifat parasit dan saprofit. Sifatnya nan parasit, dapat mengakibatkan penyakit pada berbagai jenis tanaman, seperti padi, karet, cokelat, dan lain-lain. Sedang sifatnya nan saprofit, berkembang dalam sampah dan bahan-bahan makanan.
Ciri klasifikasi jamur ini yaitu memiliki hifa bercabang-cabang dan bersekat-sekat. Sebagian nan lainnya, memiliki hifa berlubang. Struktur tubuhnya ada nan uniseluler dan ada pula nan multiseluler. Jamur jenis ini nan sangat berguna bagi manusia, yaitu Penicillium sp, Aspergillus sp, Neurospora sp, dan Saccharomyces sp.
3. Basidiomycota
Klasifikasi jamur nan berikutnya ialah Basidiomycota. Jenis jamur ini berciri reproduksi secara generatif berupa basidium, atau sebagai badan penghasil spora. Jenis jamur ini dibagi menjadi Homobasidimycotina atau jamur nan sebenarnya dan Heterobasidiomycetes. Lalu, bisa dibagi lagi jadi tiga kelas, yaitu Hymenomycotina, Teliomucotina, dan Ustilagiomycotina.
Anggota spesiesnya berukuran besar atau makroskopik. Ada lima spesies jamur ini, yaitu Exobasidium vexans , Auricularia polytricha , Volvariella volvacea , Amanita muscaria , Puccinia graminis , dan Ustilago maydis . Dari spesies jamur jenis ini, ada nan bermanfaat, ada pula nan merugikan. Contohnya ialah Exobasidium vexans , yakni parasit di pohon teh. Ini dapat menyebabkan teh berpenyakit cacar. Auricularia polytricha contohnya jamur kuping nan dapat kita budidayakan dan konsumsi.
4. Deuteromycota
Reproduksi jamur ini belum diketahui secara pasti. Oleh sebab itu, jamur ini disebut pula Fungi Imperfecti alias jamur tidak sempurna. Anggota jamur ini, antara lain Chladosporium, Curvularia, Trichophyton, Aspergillus oryzae, A. wentii, A. flavus, A. fumigatus, dan Fusarium. Banyak penyakit kulit sebab jamur ini, seperti penyakit kurap nan disebabkan oleh Trichophyton.
5. Oomycotina
Klasifikasi jamur lainnya ialah oomycotina. Jenis jamur ini terdiri atas beberapa anggota, yaitu Saprolegnia sp, Phytophtora sp, dan Phytium sp. Saprolegnia sp, berkembangbiak secara saprofit di ikan nan sudah mati, dan serangga. Phytophtora sp menyebabkan pembusukan pada kentang. Jamur ini bereproduksi secara vegetatif dan generatif.
Secara vegetatif, oomycotina berkembangbiak dengan zoospora bagi nan hayati di air, dan dengan sporangium dan konidia bagi nan hayati di darat. Secara generatif, dilakukan dengan bersatunya gamet jantan dan betina lalu membentuk oospora, kemudian tumbuh jadi jamur baru. Tubuh jamur ini bercabang-cabang, banyak inti, dan terdiri atas hifa tidak bersekat.
6. Myxomycotina
Myxomycotina disebut pula jamur lendir. Jamur jenis ini memiliki struktur nan paling sederhana, dan salah satu organisme nan tak mengandung klorofil. Cara berkembangbiaknya dengan vegetatif, melalui spora kembara nan disebut myxoflagelata. Jamur ini mempunyai dua fase hidup, yaitu fase vegetatif, nan dapat bergerak layaknya amuba. Dan, fase tubuh buah. Anggota jamur ini, yaitu Physarum polycephalum.
Itulah klasifikasi jamur nan perlu Anda ketahui. Semoga klasifikasi jamur tadi dapat menambah wawasan kita, sehingga bisa mengetahui mana jamur nan bermanfaat, mana jamur nan merugikan.