3. Kebenaran Agama Islam - Teori Pragmatisme

3. Kebenaran Agama Islam - Teori Pragmatisme

Bagaimana cara membuktikan kebenaran agama Islam ? Dalam proses mencari kebenaran, termasuk buat membuktikan kebenaran agama Islam, para pemikir mendapati tiga teori besar, yaitu Teori Korespondensi, Teori Koherensi, dan Teori Pragmatisme.



1. Kebenaran Agama Islam - Teori Korespondensi

Membuktikan kebenaran agama Islam bisa menggunakan teori ini. Teori ini menyatakan bahwa kebenaran ialah kesesuaian ( correspondence ) antara pernyataan tentang sesuatu dengan fenomena atau fakta sesuatu tersebut. Sebagai contoh, “Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab”.

Ini ialah sebuah pernyataan. Apabila fenomena membuktikan bahwa “Al-Quran memang diturunkan dalam bahasa Arab,” pernyataan itu bernilai benar. Dengan demikian, pernyataan tersebut ialah suatu kebenaran, termasuk juga kebenaran agama Islam.



2. Kebenaran Agama Islam - Teori Koherensi

Membuktikan kebenaran agama Islam bisa juga menggunakan teori ini.Teori ini menyatakan bahwa kebenaran ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan lain nan lebih dahulu ada, telah diakui, diterima, atau diketahui kebenarannya. Sebagai contoh, “Sayyidina Ali ialah menantunya Rasulullah SAW.” Pernyataan ini kita ketahui dan terima kebenarannya dari sirah nabawiyyah.

Nah, apabila ada penyataan nan koheren (sesuai) dengan pernyataan tersebut, pernyataan ini dinyatakan sahih sebab koheren dengan pernyataan sebelumnya. Misal:

  1. Rasulullah SAW telah menjadikan Ali bin Abi Thalib sebagai menantu beliau.
  2. Sayyidina Ali menikah dengan salah seorang putri Rasulullah saw.

Kedua pernyataan di atas bernilai sahih sebab sinkron dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya. Inilah bukti kebenaran agama Islam.



3. Kebenaran Agama Islam - Teori Pragmatisme

Membuktikan kebenaran agama Islam bisa juga menggunakan teori ini.Teori ini menyatakan bahwa sesuatu dikatakan sahih apabila memiliki nilai manfaat ( utility ) bisa dikerjakan ( workability ), dan mendatangkan dampak nan memuaskan ( satisfactory consequence ). Dengan demikian, nilai kegunaan nan dirasakan menjadi inti dari teori ini.

Bagaimana menguji kebenaran agama Islam dengan menggunakan tiga teori tersebut?



a. Kebenaran Agama Islam - Uji Teori Korespondensi

Untuk menguji kebenaran agama Islam dengan Teori Korespondensi, kita bisa mengajukan pertanyaan, “Apakah pernyataan-pernyataan dalam Al-Quran sinkron dengan fenomena atau empiris sebenarnya?

Di dalam Al-Quran bertebaran ayat-ayat nan bercerita tentang berbagai kenyataan alam, pemberitaan tentang masa lalu dan masa depan, hal-hal gaib, kondisi psikologis manusia, dan sebagainya. Kita bisa menguji ayat-ayat tersebut dengan membandingkannya dengan empiris nan ada, semisal dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Sebagai contoh, dalam QS Al-Anbiya, 21: 30 disebutkan bahwa “... langit dan bumi itu keduanya dulu ialah suatu nan padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya ...” Apakah pernyataan ini benar?

Ilmu pengetahuan modern membuktikan ada ledakan dahsyat nan mengawali terjadinya alam semesta. Para ilmuwan menamainya Teori Big Bang. Jadi, pernyataan ayat Al-Quran tersebut sahih adanya. Inilah salah satu bukti kebenaran agama Islam. Al-quran ialah salah satu bukti kebenaran agama Islam.



b. Kebenaran Agama Islam - Uji Teori Koherensi

Bagaimana menguji kebenaran agama Islam dengan Teori Koherensi? Untuk menguji kebenaran agama Islam, kita bisa mengajukan pertanyaan, “Apakah penyataan-pernyataan dalam Al-Quran atau hadits Nabi koheren (selaras) dengan pernyataan lainnya ataukah terdapat pertentangan antara satu pernyataan dengan pernyataan lain.

Di sini kita dapat melihat unsur konsistensi Al-Quran atau hadits terhadap suatu masalah. Sebagai contoh kita ambil masalah zina. Nabi saw bersabda, “ Jika seorang hamba berzina, maka keimanan keluar dari dirinya. Keimanan itu letaknya di atas kepalanya seperti sebuah payung. Jika dia meninggalkan perbuatan zina itu, maka keimanan itu akan kembali kepada dirinya .” (HR At-Tirmidzi).

Apakah kandungan hadits ini benar? Lihatlah apakah hadits ini selaras dengan hadits lain atau dengan ayat-ayat Al-Quran. Ternyata, kandungan hadits ini ialah suatu kebenaran sebab nas-nash lain pun mendukung ayat ini.Inilah bukti kebenaran agama Islam.

Dalam QS Al-Isra, 17: 32 misalnya, Allah Swt berfirman, “ Dan janganlah kamu mendekati zina; (sebab zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan nan buruk.” Empiris pun membuktikan bahwa zina ialah perbuatan nan sangat jelek dan membahayakan.



c. Kebenaran Agama Islam - Uji Teori Pragmatisme

Adapun menguji kebenaran agama Islam dengan Teori Pragmatisme, kita dapat bertanya, “Apakah agama dapat memberikan kegunaan bagi penganutnya?” Kita bisa berkaca pada pengalaman diri dan pengalaman banyak orang bahwa agama memberi kegunaan nan besar bagi kehidupan manusia, setidaknya dalam lima hal:

  1. agama mampu memenuhi sense of religion ;
  2. agama mampu menjawab masalah-masalah psikologis manusia;
  3. agama mampu menghadirkan ketenanganan, kedamaian, kebahagiaan, dan keteraturan dalam hidup;
  4. agama menjadikan pemeluknya memiliki makna dan tujuan hidup;
  5. agama pun mampu menjawab sekian banyak rasa ingin tahu manusia, semisal tentang hal-hal nan gaib.

William James, filsuf pendukung teori ini, mengakui sendiri bahwa agama ialah suatu kebenaran sebab agama membawa pengaruh positif bagi para pemeluknya, dan dengan percaya pada Tuhan masyarakat menjadi lebih tertib, walaupun ia sendiri seorang atheis.

Dengan menggunakan ketiga alat uji ini, kita akan semakin konfiden akan kebenaran agama Islam nan kita anut. Semoga.



Al-Quran - Fakta Tentang Kebenaran Agama Islam

Kebenaran agama Islam bisa dibuktikan dengan Al-quran. Al-quran ialah bukti kebenaran agama Islam nan tak bisa dibantah oleh pemeluk agama lain. Bukti kebenaran nan berupa Al-quran ini sudah ada sejak 1500 tahun nan lalu dan hingga kini masih terjaga keasliannya. Inilah alasan orangt-orang kafir berupaya keras buat memalasukan Al-quran.

Untuk mendustai kebenaran agama Islam, orang-orang kafir berupaya buat menyamakan Islam dengan keyakinan mereka. Lalu, kenapa Islam tak membalas dengan memalsukan kitab kudus agama lain? Perlu diketahui bahwa Al-quran memiliki sebuah kata kunci, yaitu huruf-huru nan diberi nama ayat mutasyabhiat ( alif lam mim , dan lain-lain). Di sinilah kita bisa melihat kebenaran agama Islam, yaitu jumlah huruf-huruf itu selalu berkelipatan 19 di setiap suratnya sehingga tak ada satu orang pun di global ini mampu membuat nan serupa dengan Al-quran.

Hal ini membuktikan bahwa Al-quran nan diturunkan kepada Rasulullah Saw., tak bisa diubah. Jadi, sekuat apapun, sehebat apapun, selama apapun mereka berusaha mengingkari kebenaran agama Islam dengan cara memalsukan Al-quran, orang-orang kafir tak akan pernah mampu mengubah Al-quran, satu huruf sekali pun.



Kebenaran Agama Islam - Penelitian Tentang Wudhu

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kenyataan wudhu sangat erat hubungannya dengan anatomi tubuh manusia, terutama tulang. Penelitian ini secara tak langsung telah menyibak kebenaran agama Islam. Jumlah sapta ruas tulang nan dibasuh saat wudhu jumlahnya sama dengan jumlah tulang manusia dan juga sama dengan jumlah sapta hari dalam 1 tahun Hijriah.

1. Lengan dan Tangan (30 buah)

  1. 1 buah tulang lengan atas
  2. 2 buah tulang lengan bawah
  3. 8 buah tulang pergelangan tangan
  4. 19 buah tulang telapak dan jari-jari

2. Tungkai dan kaki (31 buah)

  1. 2 tungkai bawah
  2. 8 buah tulang pergelangan kaki
  3. 21 buah tulang telapak dan jari-jari

3. Paras (12 buah)

  1. 1 buah tulang dahi
  2. 1 buah tulang baji
  3. 1 buah rahang atas
  4. 1 buah rahang bawah
  5. 1 buah tulang air mata
  6. 1 buah tulang pelipis
  7. 2 buah tulang hidung
  8. 2 buah tulang pipi

4. Rongga mulut dan hidung (41 buah)

  1. 32 gigi geligi
  2. 1 buah tulang langit-langit
  3. 1 buah rahang
  4. 7 buah sekat dan karang hidung

5. Kepala dan telinga (12 buah)

  1. 2 buah tulang pelipis
  2. 2 buah tulang ubun-ubun
  3. 1 buah tulang
  4. 1 buah tulang baji
  5. 1 buah tulang dahi
  6. 1 buah tulang belakang kepala
  7. 6 buah tulang pendengaran

Bagian tubuh poin 1-4 dijumlahkan, yaitu 30+31+12+41= 114. Hasil penjumlahan tersebut kemudian dikalikan 3 (114x3) dan hasilnya sama dengan 342. Poin 5 tak dikalikan 3 karean ketika berwudhu, bagiuan kepala dan telinga hanya dibasuh sekali. Angka 342 kemudian dijumlahkan dengan jumlah tulang penyusun bagian tubuh pada poin 5, yaitu 12 (342x12). Hasilnya ialah angka 354.

Angak 354 sama dengan jumlah hari dalam satu tahun Hijriah dan sama juga dengan jumlah seluruh tulang manusia. Jadi, membasuh anggota tubuh ketika berwudhu seolah-olah telah membasuh seluruh tubuh manusia. Jika kita renungkan, inilah salah satu kebenaran agama Islam.