Kartu tahun baru saat ini
Ketika tahun baru akan tiba
Pada seremoni hari besar, seperti tahun baru, kita niscaya sering menerima kartu tahun baru . Kartu ini berisi ucapan selamat merayakan tahun nan baru, serta do’a dan asa agar pada hari mendatang kita akan selalu dilimpahi kebahagiaan serta kesejahteraan. Ada pula nan mengharapkan agar interaksi cinta atau persahabatan nan telah terbina selama ini dapat tetap langgeng dan awet.
Dan ketika hari tahun semakin dekat, maka kartu ucapan selamat tahun baru nan kita terima juga semakin banyak. Mulai dari sahabat dekat, orang-orang nan kita cintai, famili, rekan kerja atau bisnis dan lain-lain.
Bahkan bapak tukang pos nan bertugas mengantar surat dapat sampai kewalahan dalam menjalankan tugasnya tersebut. Dari pagi sampai sore dia harus keliling ke seluruh pelosok penjuru kota buat mengantar surat nan berisi kartu ucapan tersebut. Hari Minggu nan seharusnya menjadi waktu buat istirahat atau libur tetap digunakan buat bekerja.
Perkembangan selanjutnya
Cerita di atas sering terjadi pada waktu puluhan tahun nan lalu. Namun bagaimana dengan keadaan sekarang?. Kita sudah sporadis menerima kartu ucapan selamat tahun baru. Tukang pos nan dulunya selalu sibuk dan tak punya waktu buat istirahat, sekarang dapat lebih nyantai.
Bila dulu kartu ucapan selamat tahun baru sudah menjadi tradisi dan budaya tahunan, saat ini hal tersebut dapat dikatakan sulit buat terwujud lagi. Padahal ketika itu kartu ini menjadi barang nan istimewa sekali. Baik buat nan menerima maupun bagi nan mengirim. Akan menjadi kebanggaan tersendiri bila kita menerima kartu tak hanya satu atau dua saja. Semakin banyak kita menerima kartu, maka akan semakin gembira hati kita.
Karena kartu ucapan selamat tahun baru ialah merupakan simbol dari persahabatan serta interaksi cinta nan sejati. Yang dimaksud dengan interaksi cinta di sini bukan hanya sekedar interaksi asmara antara kekasih versus jenis saja, namun interaksi cinta nan bersifat universal nan disertai dengan ketulusan hati. Entah itu sahabat, keluarga maupun interaksi kasih nan lain. Semakin banyak kartu nan kita terima itu menandakan banyaknya orang nan mengasihi dan mencintai kita.
Kartu tahun baru saat ini
Perkembangan jaman memang telah terbukti mampu merubah segalanya. Contoh nan paling konkret ialah pemberian kartu ucapan selamat tahun baru nan selalu berisi kata-kata latif penuh asa dan semangat. Tapi ketika era digital datang, budaya saling berkirim kartu ucapan justru menghilang.
Ketika teknologi internet mulai datang, budaya berkirim kartu ucapan selamat tahun baru tetap ada, namun sudah mulai berkurang. Banyak orang nan lebih suka menggunakan fasilitas email buat memberi ucapan tahun baru kepada mitra dan keluarga. Dan ketika teknologi ponsel tiba, maka budaya nan telah lama menjadi alat pemersatu interaksi persahabatan dan cinta makin tergempur habis-habisan.
Saat ini orang lebih suka memberi ucapan tahun baru lewat sms. Selain biayanya lebih irit, pesan nan disampaikan juga langsung dapat diterima saat itu juga. Meski banyak kelebihannya, namun tetap saja ada nan kurang dari budaya baru nan serba instan itu. Yaitu nilai keabadian dari ucapan nan disertai kalimat latif tersebut.
Bila ucapan nan diterima berwujud kartu dapat disimpan dan dijadikan kenang-kenangan, tapi nan berbentuk digital (sms) dapat langsung dihapus saat itu juga, sehingga memori terhadap nilai cinta dan persahabatan juga dapat hilang seketika. Kartu ucapan selamat tahun baru, semakin sporadis berjumpa membuat hati semakin rindu. Setuju nggak dengan pernyataan ini?.
Kartu Tahun Batu Menurut Pandangan Islam
Kartu ucapan selamat tahun baru ialah kartu nan mengucapkan atau mengungkapkan rasa gembira dan senang akan datangnya tahun baru. Yang dimaksud dengan tahun baru di sini ialah pergantian tahun dari tahun nan lama ke tahun nan baru atau dari bulan Desember sebagai bulan paling akhir kepada bulan januari yaitu bulan pertama di awal tahun.
Untuk melihat bagaimana pandangan Islam mengenai kartu selamat tahun baru ini maka haruslah melihat atau merujuk kepada bagaimana Islam melihat tahun baru itu sendiri. Maka dari itu perlulah buat diketahui dengan sahih dan tepat bagaimana islam melihat tahun baru. Hal ini bisa diketahui dengan melihat fakta nan ada pada tahun baru tersebut.
Berikut ialah beberapa fakta nan inheren pada tahun baru nan kemudian bisa dijadikan acum buat menentukan bagaimana hukum seremoni tahun baru dalam islam.
1. Seremoni Tahun baru berasal dari budaya luar yaitu Romawi, bukan berasal dari budaya Islam.
Kalender awal bulan Januari ialah kalender nan dibuat oleh orang Romawi dalam masa kekaisaran Julius Caesar. Dalam kalender ini, bulan pertama ialah bulan Januari. Dan hal ini ialah persembahan buat dewa Janus. Dewa Janus dianggap sebagai dewa waktu nan memiliki dua muka yaitu satu muka menunjukan masa lalu sedangkan muka nan lainnya menunjukkan tahun nan akan datang.
Kemudian hal ini diadopsi oleh Paus Greorius XIII nan juga membuat awal tahun berada sama pada tanggal satu Januari. Karena dianggap bahwa bulan Januari ini ialah bulan kelahiran dari Isa Al masih sehingga tahunnya disebut dengan tahun Masehi.
2. Segala bentuk seremoni nan ada pada saat ini juga mencontoh apa nan dilakukan oleh orang kafir atau nan memiliki atau memeluk aqidah Islam.
Kita tahu bahwa banyak hal nan dilakukan oleh kebanyakan orang dalam menyambut atau bahkan merayakan datangnya tahun baru ini. misalnya ialah dengan menyalakan bunga api, membunyikan terompet atau lonceng atau bahkan dengan melakukan pesta.
Bahkan moment pergantian tahun ini juga banyak dilakukan buat melakukan banyak maksiat. Seperti halnya berduaan dengan orang nan bukan mahram atau nan masih belum diperbolehkan buat berduaan atau bahkan sampai melakukan perzinaan. Hal ini dilakukan semata buat merayakan hal nan spesial dari peristiwa pergantian tahun.
Itulah beberapa fakta nan ada di dalam seremoni tahun baru. Lalu dengan melihat pada semua fakta nan telah ada, bagaimanakah kemudian hukum dari seremoni tahun baru itu sendiri atau bagaimana jika kita mengirimkan kartu ucapan selamat tahun baru.
Di dalam islam, telah menentukan bahwa kaum muslim telah memiliki dua hari raya yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Di dalam dua hari kudus itulah seluruh umat muslim bisa merayakan hari tersebut dengan kesenangan dan banyak suka cita.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu berkata, "Ketika Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tiba di Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya nan mereka bermain-main (bersenang-senang) di dalamnya. Lalu beliau bertanya, "Dua hari apa ini?" Mereka menjawab, "Dua hari nan kami bermain-main (bersenang-senang) di dalamnya pada masa Jahiliyah." Maka Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah telah mengganti buat kalian dua hari tersebut dengan Idul Adha dan Idul Fitri." (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Jelaslah bahwa memang moment nan digunakan buat marayakan ialah dua hari ini. sedangkan ketika umat muslim mengikuti seremoni tahun baru maka bisa dikatakan sebagai tashabuh yaitu meniru Norma umat non muslim.
“ Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka. ” (HR. Abu Dawud, Ahmad dan dishahihkan Ibnu Hibban.) terlebih memang perayaa tahun baru ini ialah berasal dari budaya orang kafir dan tidak berasal dari ajaran Islam itu sendiri.
Maka dari itu, jelaslah hukum nan inheren pada seremoni tahun baru ialah diharamkan atau tak diperbolehkan. Dari Abdullah bin Amru bin 'Ash Radhiyallahu 'Anhu , beliau berkata: ” Barangsiapa nan membangun negeri orang-orang kafir, meramaikan peringatan hari raya nairuz (tahun baru) dan karnaval mereka serta menyerupai mereka sampai meninggal global dalam keadaan demikian. Ia akan dibangkitkan bersama mereka di hari kiamat. ” (al-Baihaqi).
Pengiriman kartu buat mengucapkan selamat tahun baru sebagai salah satu hal nan digunakan oleh kebanyakan manusia saat ini ialah salah satu hal nan digunakan sebagai seremoni tahun baru. Maka dari itu, hukum melakukannya pun sama dengan melakukan seremoni tahun baru yaitu tak diperbolehkan atau diharamkan buat dilakukan.
Maka dari itu, sepatutnyalah kita bertanya apakah kartu tahun baru masih pantas buat digunakan?