Berubah!
Cara menghitung pendapatan perkapita secara sederhana ialah membagi pendapatan nasional dengan jumlah penduduk. Artinya kalau pendapatan nasional suatu negara itu tinggi dan jumlah penduduknya sedikit, pendapatan perkapitanya, niscaya tinggi. Misalnya, Brunei Darussalam nan merupakan satu negara kerajaan nan berada di Pulau Kalimantan, mempunyai pendapatan perkapita nan sangat tinggi. Hal ini sebab pendapatan negara tinggi, jumlah penduduk kecil.
Negara-Negara dengan Pendapatan Perkapita Tertinggi
Negara dengan pendapatan paling tinggi di global itu ialah Qatar. Negara di tanah Arab ini mendapatkan penghasilan dari berbagai aktivitas ekonomi. perminyakan dan sektor pariwisata menjadi penopang nan cukup bagus sehingga pendapatan perkapita negara ini ialah $ 93.400 atau sekira Rp 930.400.000. Bandingkan dengan pendapatan perkapita bangsa Indonesia nan hanya $ 4.668. Itu sama dengan hanya 1/20 pendapatan masyarakat Qatar.
Tidak heran kalau kota-kota di Qatar tumbuh menjadi kota super metropolitan nan membaut banyak orang datang ke sana. Berbagai fasilitas modern dapat didapatkan oleh masyarakatnya sebab memang mereka mampu membiayainya. Berbeda dengan sebagian besar masyarakat Indonesia nan tak mampu mendapatkan berbagai wahana modern sebab mereka tak mampu membayarnya.
Tidak perlu terlalu jauh ke Qatar. Mari bandingkan dengan Brunei saja. Di negara kecil ini, jangan berharap ada taxi nan hilir mudik di jalanan. Setiap orang mempunyai kendaraan roda empat. Tidak heran kalau mereka membutuhkan taxi, mereka harus memesannya. Negara kaya di Asia Tenggara tak hanya Brunei. Lihatlah pula Singapura nan mempunya pendapatan perkapita sekira $ 59.936. Masyarakatnya menikmati hampir semua kemewahan nan diimpikan oleh manusia.
Mereka tinggal di negara dengan sistem nan begitu teratur. Kehidupan nan sangat padat, ternyata membutuhkan kedisiplinan nan tinggi. Tanpa adanya sistem nan kuat, negara ini tak akan mungkin dapat menjadi satu negara nan sangat disegani di dunia. Dua negara Asia Tenggara nan kaya raya ini ternyata belum menularkan gaya hayati atau pendapatan nan tinggi itu ke negara-negara tetangganya. Misalnya Indonesia nan mempunyai begitu banyak penduduk dengan pendapatan negara nan malah masih bergantung pada utang luar negeri.
Negara-negara lain nan mempunyai pendapatan perkapita nan juga cukup besar ialah Luxemburg dengan pendapatan $ 84.829. Diikuti oleh Norwegia nan mempunyai pendapatan perkapita sebesar $53.376. benua Eropa diwakili tak hanya oleh Luxemburg dan Norwegia. Ada juga Swiss dan Belanda ($42,330). Asia Sedangkan benua Asia, selain ada Brunei dan Singapura, ada Hongkong dengan $ 49.342.
Jazirah Arab menyumbang dua negara. Selain Qatar, ada Uni Emirat Arab dengan pendapatan perkapita sebesar $48.597. Benua Amerika tak mau ketinggalan dalam hal pendapatan perkapita nan tinggi. Negara ini mempunyai pendapatan perkapita sebesar, $48.147.
Upaya Meningkatkan Pendapatan Perkapita
Kemiskinan itu sangat dekat dengan kekufuran. Itu nan sangat diyakini oleh banyak orang. Bahkan Rasulullah mengatakan bahwa tak banyak nan sanggup buat hayati miskin. Tetapi juga tak boleh berusaha meraih kekayaan dengan cara nan salah. Mendapatkan kekayaan itu sah-saha saja. Apalagi begitu banyak hal nan harus dilakukan dengan menggunakan uang.
Menunaikan ibadah haji dan umroh, kalau tak mempunyai uang, akan cukup sulit dapat ke sana. Begitu juga memenuhi anjuran buat berbagi seperti sedekah, infaq, dan zakat. Artinya kekayaan memang harus diupayakan. Kemiskinan juga terkadang membuat orang kehilangan kehormatan. Berbeda dengan orang-orang nan mempunyai uang, mereka akan mempunyai rasa percaya diri nan lebih tinggi walaupun juga tak boleh sombong.
Bagaimanakah meningkatkan pendapatan perkapita. Dorongan dari negara, tak dapat tidak, harus ada. Dorongan itu dapat berupa peraturan dan kebijaksanaan nan berlaku bagi semua orang. Saat ini, pemerintah sedang menggalakan MP3EI. Suatu master plan akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sayangnya, masih banyak penyelenggara negara nan tak dapat dipercaya. Mereka melakukan korupsi besar-besaran dan secara bersama-sama sehingga kekayaan negara ini tergerus. Yang miskin semakin miskin dan nan kaya kian bertambah kaya. Selain itu, tak meratanya pendapatan perkapita di setiap daerah telah menimbulkan ketimpangan nan tidak terkendali.
1. Pendidikan
Pendidikan menjadi satu jalur nan sangat krusial dalam mengubah nasib suatu bangsa. Tanpa adanya pendidikan nan bagus dengan sistem nan terarah, maka kemiskinan akan semakin merajarela. Jangan heran kalau banyak pihak nan begitu perhatian terhadap global pendidikan. Dengan kata lain bahwa pendidikan ialah mesin pencuci otak nan luar biasa.
2. Hukum
Setelah pendidikan dengan sistem nan baik, lalu penegakan hukum nan baik. Kalau hukum tak diberlakukan sama ke semua orang, maka hukum ini dapat dibeli. Jika hukum hanya buat orang-orang nan tak mempunyai uang, maka orang luar akan sangat sulit buat percaya. Taraf kepercayaan nan tak tinggi dari para calon investor inilah nan membuat negara Indonesia sulit mendapatkan kucuran dana dari luar.
3. Iklim Investasi
Negara Singapura, negara nan tak mempunyai sumber daya alam ini malah mempunyai pendapatan perkapita nan sangat mencengangkan. Bayangkan jika setiap perusahaan besar global merasa perlu membuat kantor perwakilan di Singapura. Bagaimana dengan Indonesia? Jangankan menarik investor, Lion Air saja akan membuat home base di Malaysia. Hal ini sebab adanya kesulitan dalam mendapatkan izin pembuatan home base.
Lion Air itu ialah aset negara. Kalau pengusaha tak merasa tenang di negeri sendiri, artinya ada nan salah dengan bangsa ini. Sepertinya setiap ada pembangunan sebuah perusahaan nan cukup besar, seolah-olah menjadi huma empuk dipalak. Siapa nan mau diperlakukan seperti itu. Iklim investasi nan tak mendukung ini telah membuat orang berpikir dua kali mendirikan perusahaan di tanah air.
Indonesia tak akan dapat seperti Singapura kalau tak mampu membangun sistem nan baik. Sistem akan terbangun dengan baik ketika pimpinan mampu menunjukan contoh nan baik dan memperlakukan hukum buat semua orang. Beberapa tahun nan lalu, Singapura ialah negara nan tak teratur dan jorok. Dengan penerapan peraturan serta penegakan anggaran dengan ketat, negara ini tumbuh menjadi ikon ekonomi nan luar biasa.
Berubah!
Selagi nyawa masih dalam hayat, artinya masih ada waktu buat melakukan kebajikan. Bangsa ini tak boleh berputus asa. Pemugaran sistem dapat dimulai dari dalam rumah. Dalam lingkungan nan paling kecil ini, orangtua berusaha mendidik anak-anaknya buat jujur. Dalam kejujuran akan tertanam jiwa nan dapat dipercaya. Kepercayaan inilah nan kini tak dimiliki oleh orang lain terhadap bangsa nan sangat korup ini.
Pengetahuan agama ternyata tak menjamin seseorang dapat dipercaya. Banyak nan tahu hukum, tetapi tak dapat dipercaya. Kepercayaan itu didapatkan dari karakter nan terbentuk. Bangsa ini perlu meningkatkan karakter nan akan membuat orang lain memberikan kepercayaan kepadanya.
Setelah adanya kepercayaan dan pemugaran sistem ekonomi serta penegakan hukum, barulah bangsa ini dapat berharap bahwa pemugaran ekonomi itu akan berlangsung dengan cepat. Perlu diingat bahwa hukum bukanlah apa-apa selagi tak ditegakkan dengan benar. Hukum akan menjadi berwibawa apabila didukung oleh hukuman nan tegas terhadap pelanggar hukum. Ekonomi bangsa Indonesia tak akan dapat berkembang apabila tak didukung oleh sistem hukum nan baik.