Kondisi Terkini
Taman Nasional Gunung Merapi merupakan salah satu cagar budaya dan tergolong kekayaan khasanah ilmu pengetahuan Indonesia. Keberadaannya melengkapi koleksi sumber pengetahuan alam, khususnya tentang gunung berapi nan ada di dunia. Gunung Merapi termasuk salah satu gunung berapi nan paling aktif hingga saat ini, bukan hanya di Indonesia namun juga di dunia.
Berbeda dengan taman nan ada di sekitar kediaman Anda, Taman Nasional Gunung Merapi tak berbentuk taman biasa. Namun lebih menyerupai kawasan hutan rimba nan berada di lereng gunung Merapi. Sehingga di dalamnya tak hanya berisi pemandangan bunga-bunga saja, namun termasuk di dalamnya keanekaragaman hidup dari semua makhluk hayati nan berdiam di lereng Gunung Merapi.
Banyak satwa liar nan menjadi penghuni Taman Nasional Gunung Merapi. Harimau, Elang Jawa dan Monyet termasuk satwa nan menjadi penjaga alami kawasan tersebut. Dari sisi koleksi tumbuhan, banyak pohon besar nan rimbun tumbuh di kawasan tersebut.
Kondisi Terkini
Setelah meletusnya Gunung Merapi bulan November 2010, kondisi Taman Nasional Gunung Merapi berubah. Banyak satwa nan wafat atau hilang dari kawasan tersebut. Satwa nan mati, diakibatkan sebab awan panas dari semburan letusan Gunung Merapi nan sempat menjangkau hingga 17 kilometer dari puncak.
Satwa nan masih selamat besar kemungkinan sudah berpindah dari lokasi Taman Nasional Gunung Merapi. Habitat loka mereka tinggal, sudah porak poranda oleh terjangan awan panas tersebut. Selain dampak awan panas, banyak kawasan di sekitar Merapi nan kini tertutup material vulkanik , nan mengubah struktur kawasan tersebut.
Lahar dingin dan tumpukan abu vulkanik menjadikan kawasan Taman Nasional Gunung Merapi dan sekitarnya tak lagi layak dijadikan hunian. Bukan hanya oleh binatang dan tumbuhan, namun juga manusia tak lagi disarankan buat berdiam di kawasan itu. Khususnya buat jangka waktu beberapa tahun ke depan.
Selain sebab ancaman dari gas beracun nan mungkin dapat muncul, juga sebab hawa panas nan tersisa dari material gunung Merapi tak akan hilang dalam waktu singkat. Di sisi lain, ancaman guguran lahar dingin dapat membahayakan keselamatan makhluk hidup. Itulah mengapa, forum penanganan bala lantas memindahkan ratusan penduduk di sekitar Merapi buat mengikuti program transmigrasi ke luar Jawa.