Format Proposal Penelitian

Format Proposal Penelitian

Sebelum menulis proposal penelitian sebagai langkah awal penulisan skripsi, ada baiknya para mahasiswa belajar memahami bagaimana sistematika penulisan proposal penelitian nan baik dan benar. Caranya dapat dilakukan dengan rajin membaca proposal-proposal senior nan cukup baik dan layak, mempelajari penulisan karya ilmiah melalui banyak sumber dan sebagainya.

Menulis proposal penelitian tugas akhir bagi para mahasiswa menjadi start awal perjuangan keras buat memperoleh gelar sebagai sarjana atau diploma. Bagi sebagian mahasiswa, memulai buat menulis proposal ialah hal penuh tantangan nan harus dihadapi. Karena itu, sebelum mendekati masa-masa penulisan tugas akhir skripsi, ada baiknya sedini mungkin mengakrabkan diri dengan global karya ilmiah.



Penulisan Karya Ilmiah

Karya tulis ini disusun dengan tujuan buat menyalurkan gagasan penulis dan gagasan tersebut bisa dipelajari, nan kemudian akan didukung atau ditolak oleh pembaca.

Penulisan karya tulis ini mempunyai tujuan, yaitu sebagai wahana buat mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Hal tersebut sinkron dengan hakikat sebuah karya tulis, yaitu mengemukakan pendapatnya dan kebenarannya melalui metodenya nan sistematis, metodologis, dan konsisten.

Dari klarifikasi terebut, maka sebuah karya tulis itu mempunyai tiga tujuan. Pertama, bahwa karya tulis itu bisa menjelaskan sesuatu hal nan sebelumnya tak jelas, tak pasti, dan tak diketahui, kemudian suatu hal tersebut menjadi jelas dan diketahui.

Kedua, bahwa karya tulis itu bertujuan buat membantu mengantisipasi atau mencegah suatu kemungkinan nan akan terjadi di waktu nan akan datang. Kemudian, nan terajhir ialah bahwa karya tulis itu bisa berfungsi sebagai pengontrol, pengawas, atau pengoreksi sahih tidaknya suatu pernyataan.

Dalam menulis sebuah contoh pendahuluan karya tulis, maka diperlukan beberapa syarat nan harus dilakukan agar karya tersebut mendapatkan hasil nan baik. Syarat-syarat tersebut ialah motivasi dan disiplin nan tinggi, kemampuan mengolah data, kemampuan berpikir logis dan terpadu, dan kemampuan dalam berbahasa.

Karya tulis ilmiah berbeda dengan karya tulisan fiksi, seperti novel, puisi, atau cerpen. Karya tulis ilmiah bersifat formal, sehingga harus memenuhi beberapa syarat.

Sebuah karya tulis itu harus lugas dan tak emosional, seperti tak memakai kata-kata kiasan. Karya tulis juga harus logis, efektif, efisien, dan ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia nan baku.

Sebuah karya tulis ilmiah mempunyai berbagai macam bentuk. Di antaranya ialah makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi. Karya tulis tersebut ditulis dengan syarat-syarat nan sudah diterangkan di atas.

Penyusunan karya tulis mempunyai kegunaan nan besar bagi penulis maupun pembacanya. Manfaat tersebut di antaranya ialah seorang penulis bisa mengasah dan mengembangkan keterampilan membaca nan efektif melalui studi kepustakaan.

Selain itu, dengan karya tulis ilmiah ini, penulis bisa menambah wawasan mengenai ilmu pengetahuan nan dikajinya dan bisa menambah wawasan juga kepada para pembacanya.

Di dalam menyusun sebuah karya tulis, ada beberapa tahapan nan harus dilakukan, yaitu persiapan, pengumpulan data, pengorganisasian dan pengonsepan, inspeksi atau penyuntingan konsep, dan penyajian atau pengetikan.

Tahap persiapan, yaitu pemilihan topik masalah, penentuan judul, dan pembuatan kerangka tulisan. Dalam termin pengumpulan data, penulis mencari keterangan dari studi pustaka, kemudian dikumpulkan data tersebut, mengamati objek penelitian, dan pengujian di lapangan.

Selanjutnya dalam termin pengorganisasian dan pengonsepa, penulis melakukan pengelompokan bahan dan pengonsepan. Sedangkan pada termin selanjutnya, yaitu termin inspeksi atau penyuntingan konsep dengan cara membaca dan mengecek kembali masalah. Terakhir, termin penyajian dengan mengetik semua hasil dari penelitian tersebut.

Dalam penyajian, biasanya dilakukan berulang-ulang sebab selalu ada pemakaian bahasa nan kurang efektif, penyusunan kalimat atau paragraf nan kurang pas, atau penerapan kaidah ejaan nan tak sesuai.

Sistematika penulisan karya ilmiah ialah urutan letak bagian-bagian karya ilmiah, bagian mana nan harus didahulukan dan bagian mana setelah itu. Umumnya sistematika karya tulis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai sistematika penulisan proposal penelitian .



Format Proposal Penelitian

Dalam sebuah penelitian, teknik penelitian ini digunakan sinkron dengan kebutuhan penelitian tersebut. Berikut dijabarkan mengenai penggunaan penelitian kualitatif di dalam sebuah penelitian.

  1. Bila masalah nan akan diteliti belum jelas atau bahkan masih gelap. Kondisi seperti ini cocok diteliti dengan kualitatif sebab penelitian kualitatif langsung masuk ke objek dan peneliti akan melakukan eksplorasi terhadap objek tersebut sehingga masalah akan bisa ditemukan dengan jelas.
  1. Memahami makna di balik data nan tampak. Setiap ucapan dan tindakan orang memiliki makna tertentu. Untuk mencari makna dari dari setiap perbuatan dibutuhkan data nan dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.
  1. Untuk memahami hubungan sosial nan kompleks serta buat menemukan pola-pola interaksi nan jelas
  1. Memahami perasaan orang lain yaitu dengan berperanserta merasakan apa nan dirasakan orang tersebut.
  1. Untuk mengembangkan teori yaitu dengan membangun data-data nan diperoleh dari lapangan.
  1. Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan kebenarannya. Melalui teknik pengumpula data secara triangulasi/gabungan, maka kepastian data akan lebih terjamin. Selain itu, data nan diperoleh akan diuji kredibilitasnya, dan penelitian berakhir ketika data sudah mencapai titik jenuh sehingga kepastian data bisa diperoleh.
  1. Meneliti sejarah perkembangan. Misalnya meneliti sejarah perkembangan kehidupan raja-raja di Erofpa dan contoh lainnya.

Analisis data ialah proses mencari dan menyusun secara sistematis data nan diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi melalui cara mengorganisasikan data ke dalam kategori.

Selain itu, juga menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, mengklasifikasikan hal-hal krusial dan nan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh peneliti dan oleh pembaca. Berikut ini beberapa kompetensi nan harus dimiliki oleh para peneliti.

  1. Peneliti harus memiliki wawasan nan luas dan mendalam tentang bidang nan akan diteliti.
  1. Peneliti harus mampu menciptakan rapport kepada setiap orang nan ada pada konteks sosial nan akan diteliti. Dengan begitu, peneliti bisa membangun interaksi nan baik dengan setiap orang nan ada pada konteks sosial.
  1. Peneliti harus memiliki kepekaan buat melihat setiap segala nan ada pada objek penelitian.
  1. Peneliti harus mampu menggali sumber data dengan obervasi partisipasi dan wawancara mendalam secara triangulasi, serta sumber-sumber lain.
  1. Peneliti mampu mnganalisis data kualitatif secara induktif berkesinambungan mulai dari analisis deskriptif, domain, komponensial, dan tema kultural budaya.
  1. Peneliti juga mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferabilitas hasil penelitian.
  1. Peneliti mampu menghasilkan temuan pengetahuan, hipotesis, atau ilmu baru dalam penelitiannya.
  1. Peneliti mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap, dan rinci.

Meskipun demikian, secara generik kerangka proposal penelitian memiliki bentuk nan hampir sama, baik penelitian eksakta maupun non eksakta. Bab pertama pada sistematika penulisan proposal penelitian ialah ‘Pendahuluan’. Bab pendahuluan ini memuat beberapa sub judul, yaitu sebagai berikut.



1. Latar Belakang

Latar belakang merupakan alasan dan argumentasi nan kuat dilakukannya proses penelitian. Penulis perlu mengungkapkan fakta-fakta nan sudah terjadi dan menjadi landasan bagi dilakukannya penelitian nan akan dilakukan.

Contohnya penulis akan melakukan penelitian terhadap dugaan kontaminasi air sungai terhadap parameter-parameter logam berat berbahaya, maka penulis harus mampu mengangkat bukti konkrit.

Misalnya, memang telah terbukti adanya warga sekitar nan terserang penyakit nan identik dengan bahaya nan ditimbulkan oleh logam berat nan diduga. Latar belakang bukanlah sesuatu nan dikarang-karang atau dipaksakan. Jika terkesan dikarang-karang dan dipaksakan maka penelitian nan dilakukan akan sia-sia.



2. Tujuan penelitian

Di bagian selanjutnya penulis harus mengungkapkan tujuan konkrit dari dilakukannya proses penelitian. Tujuan dibuat sebagai upaya membatasi uraian permasalahan nan akan disajikan.



3. Waktu dan loka penelitian dilakukan

Penulis perlu mencantumkan waktu dan di mana saja penelitiannya akan dilakukan, agar memperjelas bagian dari pembahasan dan kesimpulan.

Kemudian bab kedua dari sistematika penulisan proposal berisi ‘Tinjauan pustaka’. Tinjauan pustaka merupakan penjabaran dari unsur-unsur parameter judul nan diambil.

Tinjauan pustaka nan baik memuat referensi-referensi primer, yakni hasil penelitian orang lain nan dimuat dalam jurnal-jurnal penelitian. Semakin banyak surat keterangan nan berasal dari jurnal penelitian, maka akan semakin berkualitas tinjauan pustaka nan dibuat. Carilah sebanyak-banyaknya surat keterangan dari buku-buku, jurnal, website terpercaya, hindarkan opini dan pendapat pribadi Anda.

Bab ketiga dari sistematika penulisan proposal ialah ‘Metodologi Penelitian’. Pada bagian ini Anda harus menuliskan secara jelas metode penelitian nan akan dilakukan, lokasi, cara pengambilan sample, perlakuan terhadap sample, cara perhitungan dan sebagainya.

Dan, proses nan terakhir ialah simpulan dari hasil penelitian. Setelah melakukan penelitian dan hasilnya sudah didapat, maka laporan hasil akhir penelitian tersebut diringkas dalam sebuah simpulan.

Dari klarifikasi tersebut, penyusunan dan sistematika penulisan proposal penelitian sangatlah mudah jika dilakukan setahap demi setahap. Semoga uraian tersebut bermanfaat.