Pewarna Makanan Protesis dan Bahayanya

Pewarna Makanan Protesis dan Bahayanya

Tahukah Anda pewarna makanan protesis ? Makanan nan memiliki macam-macam rona terang tentu sangat menarik dan membangkitkan selera makan. Apalagi jika makanan tersebut juga didukung dengan bentuk-bentuk nan unik. Makanan olahan seperti kue, permen, serta minuman lainnya cenderung mengandalkan rona nan majemuk buat memikat pembeli. Untuk membuat makanan tersebut bewarna tentu memerlukan pewarna makanan buat memperkuat warnanya.



Pewarna Makanan Protesis dan Bahayanya

Pewarna alami sudah banyak ditinggalkan oleh pembuat makanan sebab warnanya tak bertahan lama. Pewarna makanan alami mudah pudar warnanya ketika diolah kembali atau terkena suhu panas. Berbeda dengan pewarna makanan protesis nan dapat bertahan lama dan warnanya pun lebih cerah. Selain itu, pewarna protesis lebih murah, apalagi pewarna buat tekstil.

Namun, adakah ancaman bagi kesehatan tubuh jika mengkonsumsi makanan nan mengandung pewarna buatan? Pewarna protesis dalam proses pembuatannya tentu menggunakan bahan kimia. Bahan kimia nan terkandung dalam dalam pewarna protesis tersebut bisa menyebabkan anak nan mengkonsumsinya hiperbola menjadi hiperaktif.

Sebuah jurnal kesehatan bernama ‘Lancet’ mengulas mengenai bahan makanan nan mengandung pewarna protesis ini. Taraf terjadinya hiperaktif pada anak usia 3-9 tahun pengkonsumsi pewarna protesis tinggi.

Pewarna protesis mengandung zat kimia nan jika dikonsumsi dengan takaran nan hiperbola akan menimbulkan gejala nan tak baik buat tubuh. Penggunaan takaran besar pada pewarna buatan ialah kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain. Zat rona protesis ini pertamakali ditemukan pada tahun 1856. William Henry Perkins ialah pelopor pemakai zat tersebut.

Pewarna protesis bisa dibuat dengan dua cara. Pertama, dengan mengandalkan bahan kimia. Jadi buat membuat pewarna tersebut dipakai bahan kimia orisinil buat menghasilkan warna-warna nan diinginkan buat makanan tersebut. Kedua, mengekstrak pewarna alami secara kimiawi. Pewarna alami dibuat atau dicampur dengan bahan kimia. Hal tersebut bertujuan buat menyempurnakan kekuarangan pewarna alami.

Pewarna alami cenderung akan mengalami perubahan rona ketika diolah atau terkena suhu panas, namun dengan diekstrak secara kimiawi pewarna alami ini dicampur dengan bahan kimia nan bisa membuat warnanya tak mudah pudar serta tahan lama. Pewarna protesis misalnya tartrazine , sunset yellow , allura , eritrosin , amaranth , dan masih banyak lagi.

Pewarna nan bukan buat makanan namun sering disalahgunakan manusia ialah penggunaan rona tekstil pada makanan. Penyalahgunaan ini dilakukan sebab pewarna tekstil memiliki rona nan cerah dan murah harganya. Pewarna tekstil nan biasa dipakai buat pewarna makanan ialah rhodamin B dan methanol yellow . Kedua pewarna tekstil tersebut jika dikonsumsi akan dapat menyebabkan iritasi mata, kerusakan hati, tumor, dan kanker.

Lantas apakah menggunakan pewarna protesis pada makanan itu dilarang? Sebenarnya asal penggunaan pewarna protesis pada makanan sinkron dengan anggaran nan telah ditetapkan dijalankan, maka penggunaan pewarna protesis akan sah-sah saja.

Batas maksimal penggunaan pewarna makanan non alami buat pancrew 4R ialah 300 mg/kg, sedangkan brilliant blue dan sunset yellow tak lebih dari 100 mg/kg. Namun, banyak produsen makanan maupun minuman buat menarik perhatian konsumen menggunakan pewarna protesis melebihi batas tanpa memerhatikan kesehatan konsumen.



Jenis-jenis Pewarna Protesis dan Akibat Mengnsumsinya

Berikut ini pewarna protesis nan sering dipakai pada makanan dan akibat jika mengkonsumsinya berlebihan.

1. Tartrazine (E102/Yellows)

Tartrazin merupakan pewarna makanan buat menjelaskan rona kuning lemon sintesis. Tartrazin zat nan diturukan oleh Coaltar (campuran senyawa fenol, hidrokarbon polisiklik, dan heterosiklik). Pewarna ini biasa digunakan dalam makanan, minuman, mie instan, pudding, juga pada permen. Pada makanan, imbas samping seperti ruam kulit, hidung meler, asma, kulit lebam, dan snack.

Selain pewarna makanan, tartrazin juga digunakan buat sabun, sampo serta moisturizer . Pemakaian dalam takaran tinggi bisa menyebabkan alergi dan intoleransi terhadap aspirin atau penderita asma. Gejala ini bisa terjadi apabila sabun, kosmetik, maupun sampo tersebut terhirup atau tertelan. Padahal, barang-barang tersebut sering kali dihirup baunya. Pemakaian dengan takaran tinggi dan jangka waktu panjang bisa menyebabkan tumor pada kelenjar tiroid serta kerusakan kromosom.

Negara-negara nan telah melarang penggunaan tartrazin baru Austria, Norwegia, dan Jerman. Hal tersebut dilakukan berhubungan dengan banyak imbas negatifnya buat kesehatan daripada kegunaan positifnya. Bahan alami pengganti pewarna tartrazin ialah betakaroten. Beta karoten dapat memberikan rona kuning nan sama dengan tartrazin. Penggunannya pun lebih aman.

2. Sunsset Yellow (E 110, Orange Yellow atau Yellow 6)

Pewarna makanan ini biasa dipakai pada jus jeruk, es krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda, serta banyak dari obat-obatan. Penggunaan pewarna makanan ini dalam jangka waktu panjang memang tak akan menyebabkan tumor. Untuk penderita tumor pun tak akan mengalami peningkatan. Kanaikan terhadap penyakit tumor hanya terjadi pada hewan.

Bahaya pada pewarna makanan ini hanya terjadi pada orang-orang eksklusif saja. Misalnya saja pada orang nan telah terkena alergi sebelumnya. Runitis, urtikaria, mual, muntah, dan sakit perut juga menjadi dampak jika mengonsumsi makanan nan mengandung pewarna ini.

3. Ponceau 4R (E124/ SX Purple)

Pewarna ini akan memberikan imbas merah pada makanan. Kalau melihat kue berwarna merah, selai, agar-agar, bahkan minuman ringan nan berwarna merah, Anda patut bercuriga makanan tersebut memakai pewarna protesis ini. Pewarna makanan ini perlu dihindari sebab bisa berpotensi memicu hiperaktif pada anak dan bisa menyebabkan kanker.

4. Allura Red (E129)

Tidak berbeda jauh dengan pewarna protesis sebelumnya, Allura Red juga menyebabkan ruam dan gatal-gatal. Hal ini terjadi lebih tinggi 15%, pada orang-orang nan sebelumnya memang memiliki alergi tersebut. Pewarna makanan dapat dianggap sebagai pemicu munculnya kembali alergi tersebut.

Pewarna makanan ini bisa dilihat penggunaannya pada permen dan minuman. Allura Red bisa memberikan imbas rona menjadi merah jingga. Negara Belgia, Prancis, Jerman, Swedia, Austria, dan Norwegia pewarna protesis ini sudah dilarang digunakan pada makanan. Hal tersebut sebab berkaitan dengan kesehatan.

5. Quinoline Yellow (E104)

Pewarna makanan ini telah banyak dilarang di beberapa negara seperti Australia, Amerika, Jepang, dan Norwegia. Hal tersebut sebab pewarna ini meningkatkan resiko terkenan hiperaktif dan asma.



Tip Membedakan Pewarna Protesis Berbahaya

Berikut ini merupakan tip nan dapat digunakan buat membedakan pewarna protesis nan berbahaya buat tubuh.

1. Jangan Memilih Makanan nan Mencolok atau Terlalu Terang

Makanan ini memang terlihat lebih menarik daripada nan memiliki rona pucat. Apalagi buat anak-anak nan menyukai makanan berwarna-warni. Namun, anda patut mencurigai makanan nan memiliki rona terang. Hal tersebut sebab jika pewarna alami buat makanan tak akan memiliki rona nan terang benderang.

2. Lakukan Percobaan Kecil

Sebelum membeli makanan cobalah pegang dengan tangan makanan tersebut. cek tangan, apakah rona tersebut menempel pada tangan atau tidak. Jika rona makanan menempel pada tangan dan sulit dihilangkan maka hal tersebut dapat berarti makanan anda mengandung pewarna protesis nan melampaui takaran atau malah menggunakan pewarna pakaian.

Pewarna tersebut jelas tak kondusif buat dikonsumsi. Hindari membeli makanan nan memiliki rona terang nan terbungkus rapi sehingga tak dapat melakukan percobaan di atas.

Lalu bagaimana cara buat membedaan makanan nan dicampur dengan pewarna makanan hiperbola atau berbahaya pada makanan berkemasan rapi? Anda bisa mengecek kemasannya. Kemasan makanan diwajibkan mencantumkan komposisi nan dipakai buat membuat makanan tersebut. Informasi tersebut setidaknya bisa Anda gunakan buat menghintung jumlah kandungan pewarna protesis nan dipakainya.

Selain itu, cek juga apakah makanan tersebut telah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) buat beredar dan dikonsumsi. Jika nomor ijin telah tertera, Anda dapat sedikit berlega hati, setidaknya pewarna baju atau pewarna makanan nan berbahaya tak digunakan buat mancampur makanan tersebut. Namun, patut juga anda mencermati beberapa penggunaan pewarna makanan protesis nan bila dikonsumsi dengan jumlah nan hiperbola dan jangka waktu panjang dapat merusak tubuh anda.

Selamat memilah-milah makanan, sebab makanan nan sehat akan baik juga buat tubuh.