Jenis Riset

Jenis Riset

Penulisan sebuah karya ilmiah tak pernah lepas dari riset. Nah, jenis riset apa nan akan digunakan? Tentu saja harus sudah ditentukan sejak awal agar karya tulis ilmiah Anda bisa lebih fokus dan tertata guna memberikan sebuah kesadaran nan bersifat ilmiah.

Ada beberapa jenis di dalam sebuah riset nan perlu diketahui buat mengembangkan ide atau gagasan ilmiah nan akan dituangkan dalam sebuah karya tulis. Adapun jenis riset itu mengikuti beberapa pola penelitian nan akan ditentukan oleh seorang peneliti.

Tiap-tiap jenis riset tentu memiliki kelemahan dan kelebihan nan dapat Anda gali supaya dapat menggunakan riset nan pas, efektif, dan efisien. Tak jarang, pemilihan riset selalu berkaitan dengan tujuan dan dana nan disediakan buat menunjang sebuah penelitian.



Riset Karya Tulis Ilmiah

Karya ilmiah sering kita dengar di global pendidikan, khususnya di pendidikan perguruan tinggi. Tapi, apakah kita tahu apa nan dimaksud dengan karya ilmiah tersebut.

Karya ilmiah atau tulisan ilmiah ialah sebuah karya atau tulisan seorang ilmuan nan mengembangkan ilmu pengetahuannya nan diperoleh melalui studi kepustakaan, pengalaman, penelitian, dan pengetahuan orang lain sebeumnya.

Tujuan dari penulisan karya ilmiah ialah supaya ide atau gagasan penulis tersebut bisa dipelajari dan didukung atau ditolak oleh pembaca. Untuk itu, dalam penulisan karya ilmiah harus memperhatikan langkah-langkah menulis karya ilmiah, agar memenuhi sistematika nan sudah dibakukan.

Apabila sebuah karya ilmiah sudah sinkron dengan sistematikanya, maka karya ilmiah tersebut bisa mudah dibaca dan dipelajari oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja.

Jenis karya ilmiah itu bermacam-macam, yaitu makalah, kertas kerja, skripsi, tesis, dan disertasi. Mungkin nama-nama karya ilmiah tersebut sudah tidah asing lagi bagi para mahasiswa.

Karya ilmiah sebagai syarat primer kelulusan di perguruan tinggi tak lagi dilihat secara kaku. Karya ilmiah hendaknya dapat dipandang sebagai budaya akademik di mana siswa mampu menyumbangkan pemikirannya nan alami dalam melakukan riset buat kemudian ditumpahkan dalam bentuk karya ilmiah nan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya.

Riset merupakan proses panjang nan dapat memperkaya ilmu pengetahuan para pelakunya dan para pembaca karya ilmiahnya kelak. Guru Besar Fisika ITB, Freddy P Zen, menguatkan asumsi bahwa riset bisa dijadikan cara ampuh dalam mencegah terjadinya plagiarisme nan sering terjadi pada pembuatan karya ilmiah anak didik khususnya mahasiswa.

Proses-proses nan telah disusun dalam mewujudkan hasil riset nan paripurna haruslah dilakukan secara berurutan dan sinkron dengan kaidah riset nan berlaku agar tak ada penambahan unsur lain dalam karya ilmiah dampak kurangnya kajian dan bahan riset.

Siapa pun tak menghendaki adanya plagiat terhadap karya ilmiah nan dikerjakan oleh seseorang. Maka dari itu, penanaman disiplin diri perlu ditingkatkan agar pemahaman budaya akademik, yaitu pembuatan karya ilmiah nan valid bisa tercipta demi sumbangsih individu sebagi bagian dari akademi dan bangsanya.

Sesuai namanya, maka ada beberapa hal atau syarat nan menjadi baku dalam penulis sebuah karya ilmiah. Jadi, sebuah tulisan akan dapat disebut sebagai tulisan karya ilmiah, jika mengandung hal-hal berikut ini.



1. Adanya data dan fakta, bukan khayalan atau gagasan sendiri.

Ini sudah harga mati. Menulis karya ilmiah ialah menulis fakta nan ada dan juga berdasarkan data-data. Sangatlah tak diperkanan apabila dalam sebuah karya tulis ilmiah dimuati imajinasi pribadi dan segala hal nan berkaitan dengan karang mengarang. Kenapa? Karena dalam karangan ilmiah, sekali lagi, segala isinya akan dipertanggung jawabkan.



2. Penyajiannya ilmiah dalam arti harus objektif

Seperti halnya wartawan, maka seorang penulis karya ilmiah haruslah mengesampingkan ego pribadi atau sikap sentimen diri. Apa nan kita bisa dari lapangan atau apa nan ada dalam data, itulah nan harus dituangkan ke dalam tulisan karya ilmiah kita. Jangan kemudian memutarbalikkan fakta dan berusaha menulis secara subjektif diri kita sendiri.



3. Paparannya lugas, jelas, dan tak ambigu

Yang terakhir ini ialah lebih kepada cara penyajiannya. Karena ini akan dipertanggungjawabkan, maka diusahakan agar penggarapannya ditulis dengan bahasa nan lugas. Jelas secara tulisan dan jelas secara makna. Selanjutnya tak terdapat kerancuan dan keambiguan di dalam karya tulis ilmiah kita sendiri.

Salah satu kesulitan nan dihadapi oleh guru atau anak didik ialah menulis karya ilmiah. Salah satu masalah utamanya ialah mereka kurang memahami bagaimana riset dan langkah-langkah menulis karya ilmiah. Mereka selalu mengatakan bahwa melakukan riset dan menulis karya ilmiah itu sangat sulit dan tak mungkin bisa mereka lakukan.

Oleh sebab itulah, maka seharusnya ada acum nan jelas mengenai riset dan menulis karya ilmiah. Hal ini buat memberikan kesempatan guru dan anak didik berperan dan mengembangkan kemampuan penelitiannya dan menulisnya secara maksimal.

Dengan petunjuk nan ada dalam jenis jenis riset dan langkah menulis karya ilmiah ini, maka mereka mempunyai arah nan jelas dalam proses penulisannya. Mereka tak perlu lagi meraba-raba tentang bagaimana melakukan riset dan menulis karya ilmiah tersebut.

Dengan mengikuti langkah menulis karya ilmiah ini, maka setidaknya penulis bisa menerapkan metode nan sahih dalam menyusun karya ilmiah. Bahwa dalam menulis karya ilmiah, Anda harus menerapkan konsep metode ilmiah.

Metode ilmiah penelitian dan pengembangan menulis karya ilmiah ialah suatu cara buat aplikasi secara sistematis dan objektif nan mengikuti langkah menulis karya ilmiah sebagai berikut.



Jenis Riset

1. Jenis Riset nan Berpola pada Cara Pengumpulan Data
  1. Penelitian primer, yakni pendekatan penelitian dengan cara mengumpulkan data dari responden secara langsung oleh peneliti. Data nan digunakan bukan dari hasil pengumpulan sebelumnya. Teknik pengumpulan data pada penelitian utama ini bisa berupa kuisioner, wawancara, observasi, opinion pooling .
  1. Penelitian sekunder, yakni pendekatan penelitian nan menggunakan data-data nan sudah ada buat dianalisis dan diinterpretasi sinkron tujuan peneliti. Data-data nan sudah ada itu dapat berupa hasil kajian sejarah atau data kepustakaan nan sudah ada.


2. Jenis Riset nan Berpola pada Proses Penelitian
  1. Penelitian observasional, yakni penelitian ketika peneliti hanya melakukan observasi tanpa memberikan hegemoni atau perlakuan pada variabel nan akan diteliti.
  1. Penelitian eksperimental, yakni penelitian ketika peneliti melakukan intevensi atau perlakuan eksklusif pada variabel nan akan diteliti. Penelitian ini biasanya bertujuan buat menemukan sebab-akibat atau pengaruh faktor-faktor dengan kondisi tertentu. Peneliti berusaha menjelaskan, mengendalikan. Bahkan, meramalkan sesuatu dengan pendekatan ilmiah.


3. Jenis Riset nan Berpola pada Metodologi Analisis
  1. Penelitian deskriptif, yakni metode penelitian nan berusha menggambarkan dan menginterpretasi variabel nan diteliti dengan apa adanya. Penelitian deskriptif juga biasa dikenal dengan penelitian noneksperimen sebab tak melakukan kontrol dan manipulasi terhadap variabel nan akan diteliti. Penelitian ini seringkali menguji suatu hipotesis nan berkaitan dengan keadaan sekarang dengan melaporkan hasil penelitian secara apa adanya.
  1. Penelitian inferensial atau analitik, yakni pendekatan penelitian dengan menganalisis dan mengambil simpulan, serta membuat keputusan berdasarkan analisis variabel penelitian.

Dalam melakukan riset sebuah karya ilmiah, tentu saja ada kegunaan nan bisa diambil oleh penulis maupun pembacanya. Ada beberapa kegunaan nan bisa diambil dalam penulisan karya ilmiah, yaitu sebagai berikut.

  1. Bagi penulis, menyusun karya ilmiah bisa melatih kemampuan menulisnya dan bisa mengembangkan keterampilan membaca nan efektif. Seorang penulis karya ilmiah harus membaca terlebih dahulu kepustakaan nan ada relevansinya dengan topik nan hendak dibahas.
  1. Selain itu, penulis juga bisa melatih dalam menggabungkan hasil studi pustakanya dari berbagai sumber, mengambil intinya, dan mengembangkannnya sinkron dengan pemikiran penulis ke taraf nan lebih tinggi.
  1. Penulis bisa menambah daftar pustaka bacaannya sebab kegiatannya dalam menyusun karya ilmiah tersebut, seperti mencari bahan bacaan di perpustakaan.
  1. Dengan menyusun karya ilmiah, penulis bisa mengasah kemampuan mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.
  1. Penulis memperoleh wawasan intelektualnya melalui penulisan karya ilmiah.
  1. Terakhir ialah penulis bisa memberikan wawasan mengenai kajian karya ilmiahnya kepada masyarakat.

Manfaat tersebut bisa menjadi penyemangat bagi para peneliti dan penulis nan akan menyusun sebuah karya ilmiah. Asalkan memperhatikan langkah langkah menulis karya ilmiah, maka sebuah karya ilmiah tersebut akan sukses dibuat dengan baik dan benar.

Nah, beberapa jenis riset telah dijabarkan. Kini, Anda dapat mulai menentukan jenis riset mana nan akan dipilih buat menunjang penulisan karya tulis ilmiah. Selamat meneliti!