Kumpulan Ceramah Agama Islam - Ciri-ciri orang nan Mencintai Allah

Kumpulan Ceramah Agama Islam - Ciri-ciri orang nan Mencintai Allah

Di setiap buku kumpulan ceramah agama Islam atau buku-buku nan membahas seputar materi khutbah Jumat tidak lepas dari pembahasan tentang tanda-tanda cinta kepada Allah Swt. Malah, di setiap topik ceramah agama tidak lepas dari ajakan agar kita mencintai Allah Swt.

Anda tak percaya? Coba cek di setiap materi khutbah nan terdapat di dalam buku kumpulan ceramah agama Islam selalu ada ajakan menjadi insan takwa. Bukankah takwa ialah tanda cinta kita kepada Allah? Pasalnya, takwa sering dimaknai dengan menjunjung tinggi segala perintah Allah Swt. dan menjauhi segala nan dilarang-Nya.

Pertanyaannya, bukankah orang nan cinta itu selalu menuruti apa nan disukai orang nan dicintainya dan tak akan melakukan hal nan dibencinya? Demikian juga dengan cinta kita kepada Allah. Jika kita kepada Allah, maka kita harus menjalankan segala nan diperintahkan Allah dan menjauhi segala nan dilarangnya. Bukankah ini termasuk dalam setiap topik nan terdapat di dalam buku kumpulan ceramah agama Islam?



Kumpulan Ceramah Agama Islam - Melihat Bukti Cinta Allah kepada Kita

Sifat generik setiap manusia ialah ingin dicintai dulu baru mencintai. Allah Swt. nan menciptakan manusia dan menciptakan keinginan manusia tersebut telah membuktikan bahwa Allah sangat mencintai hamba-Nya. Tidak percayakah, Anda? Coba perhatikan dan amati buku kumpulan ceramah agama Islam, selalu ada ajakan buat bersyukur atas nikmat nan diberikan Allah Swt.

Apa saja nikmat nan diberikan Allah? Tak terhingga banyaknya. Persis seperti apa nan dimaktubkan Allah Swt. di dalam al-Qur’an, “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, pasti kamu tak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl (16): 18). Tak ayal, ajakan bersyukur selalu terdapat di dalam buku kumpulan ceramah agama Islam.

Kata-kata nan generik digunakan di dalam buku kumpulan ceramah agama Islam ihwal ajakan bersyukur adalah, marilah kita bersyukur kepada Allah atas nikmat iman dan Islam. Kenapa nikmat iman dan Islam nan paling primer disyukuri? Itulah, tanda cinta kita kepada Allah Swt. Hanya orang nan beriman dan beragama islam nan bakal berjumpa dengan Allah di dalam surga.

Jika telah memiliki iman dan islam, itulah nikmat nan paling besar. Karena tidak semua orang dapat memilikinya. Iman dan islam ialah karunia nan spesifik hanya diberikan Allah kepada hamba nan dicintai-Nya. Berbeda dengan nikmat udara, makan, minum, tidur dan lain-lain. Setiap orang dapat memilikinya, tanpa memandang status apakan ia beriman kepada Allah atau tidak. inilah makna ar-rahmaan dan ar-rahiim nan termaktub dalam basmalah.

Nama Tuhan, Ar-rahman menunjukkan sifat kasih -Nya kepada hambanya. Tak perlu memandang ia beriman atau berbuat syirik kepada Allah, tidak perlu memandang ia islam ataukah kafir, tidak perlu memandang ia taat kepada Allah atau suka berbuat maksiat, semuanya mendapatkan afeksi Allah. Apa itu? Yaitu, mendapatkan udara, makan, minum, tidur, menulis dan lain-lain.

Tapi nama Tuhan, Ar-Rahim menunjukkan sifat sayang-Nya kepada hamba-Nya. Sifat ini hanya diberikan buat hamba-Nya nan beriman kepada-Nya. Yaitu, mendapatkan pahala bila mengiringi rezeki nan diberikan kepada hamba nan dikasihi Allah dengan semata-mata karena-Nya. Misalnya, Anda makan lalu membaca basmalah . Maka ini dinilai ibadah dan ini bagian dari sifat ar-Rahim Allah.

Karena tidak semua orang dapat mendapatkan pahala dari Allah. Hanya orang nan beriman dan Islam nan memilikinya. Bisakah ini ditawar-tawar lagi? Tidak. Ini spesifik buat orang nan beriman dan beragama Islam. Bagaimana dengan mereka nan dulu diklaim Islam tapi lantaran tidak mengaku nabi Muhammad Saw. sebagai rasul Allah, apakah mereka mendapatkan pahala? Jawabannya, tidak.



Kumpulan Ceramah Agama Islam - Ciri-ciri orang nan Mencintai Allah

Baik, setelah memahami bagaimana cinta-Nya kepada kita, saat dikupas bagaimana cinta seseorang kepada Allah. Apa tanda-tandanya? di antaranya sebagai berikut.



1.Banyak mengingat dan menyebut kekasihnya

Orang nan sedang jatuh cinta akan senantiasa mengingat dan menyebut nama sang kekasihnya. Itu sudah hukum final orang bercinta. Demikian halnya dengan kecintaan kita kepada Allah. di dalam buku kumpulan ceramah agama Islam kerap disebut, bahwa kapan dan di mana saja, jika seseorang sudah mencintai Allah, ia akan selalu menyebut-Nya. Tepat, ia senantiasa mengiasi bibirnya dengan berzikir kepada Allah.

Dikatakan di dalam bahasa Arab, “Man ahabba Syai’an aktsara dzikruhu” – Siapa nan suka terhadap sesuatu akan selalu menyebutnya — Inilah citra cinta sesungguhnya. Orang nan cinta kepada Allah akan selalu menyebutnya. Dan ini juga citra orang nan selalu dikasihi Allah. Ia digerakkan buat senantiasa mengingat Allah. Makanya, setiap melakukan sesuatu nan baik selalu membaca basmalah, sebab mengikuti Rasulullah Saw., “Setiap pekerjaan nan memiliki nilai (di sisi Allah), namun tak diawali dengan membaca basmalah, maka (berkah) pekerjaan tersebut terputus).



2.Kerinduan nan mendalam buat senantiasa berjumpa

Jika kita sedang jatuh cinta, para pujangga berkata “gunung akan kudaki, lautan luas akan kuseberangi demi bertemu dengan pujaan hati” Ketika bertemu maka segala kerinduan akan tercurahkan. Kerinduan seorang mukmin kepada Allah dapat ditempuh melalui sholat, doa, dan ibadah spesifik lainnya.

Namun, perjumpaan dengan Allah nan sebenarnya ialah kematian. Seorang mukmin tak takut akan kematian. Kematian akan mengantarkan ke perjumpaan dengan Allah SWT. Inilah nan dipahami dari hadis Rasulullah Saw. ”Bagi orang nan berpuasa itu ada dua kebahagian: ketemu dengan Allah dan saat berbuka puasa.”

Kenapa ini dinilai sebagai kebahagiaan? Dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, ketika ketemu dengan Allah, maka ia tidak akan lagi berbuat dosa nan bisa mengurangi timbangan pahalanya. Kedua, orang nan berpausa, khususnya di bulan Ramadhan, sudah mendapat janji dan insentif dari Allah akan dimasukkan ke dalam surga. Karena cukup banyak hadis nan mengupas bahwa orang nan berpuasa tak akan dilalap barah neraka.
logikanya, jika tak dilalap barah neraka, tentunya masuk surga. Makanya, di dalam buku kumpulan ceramah agama Islam ketika membahas puasa hampir tak lepas klarifikasi hadis Rasulullah Saw. di atas. Pasalnya, setiap orang nan berpuasa niscaya ingin cepat berjumpa dengan Allah. Makanya tidak pernah gentar menghadapi kematian. Hanya orang nan cinta global nan takut dengan kematian.



3.Merasakan asyiknya berduaan dengan sang Kekasih

Orang nan sedang jatuh cinta tentu merasa asyik ketika berduaan dengan pasangannya. Global seakan milik berdua, nan lain ngontrak . (tetapi ingat nan bukan muhrimnya dilarang berduaan di loka sunyi).

Orang beriman akan menikmati saat-saat berdua dengan Allah SWT. Shalat fardhu dan sunah jadi kegemarannya. Apalagi shalat malam. Di saat itulah suasana hanya berdua-duaan benar-benar terasakan.

Makanya, di dalam buku kumpulan ceramah agama Islam nan mengupas masalah tahajud kerap menghubungkan tahajjud sebagai bagian dari bukti cinta kepada Allah Swt. Pasalnya, tidak semua orang sanggup buat bangun di sepertiga malam. Padahal, pada malam itu pengampunan diberikan Allah dan apa nan diminta akan dikabulkan Allah Swt.

Cukup banyak sabda Rasulullah Saw. nan menganjurkan buat melaksanakan shalat tahajjud. Jika cinta Allah, maka bertahajjudlah. Tak akan mungkin jumpa Allah jika tak masuk surga. Maka pantas Rasulullah Saw. bersabda, “Hai Manusia, sebarkanlah salam, berikan makan (kepada orang-orang miskin) dan lakukanlah shalat malam di saat manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi). Di dalam hadis lain Rasulullah Saw. bersabda, “Shalat sunah nan primer setelah shalat fardhu ialah shalat sunah di waktu malam” (HR. Muslim)



4.Merasa cemburu

Cemburu merupakan salah satu bukti cinta. Seorang suami atau istri akan cemburu manakala pasangannya diganggu orang lain. Kita pun harus cemburu manakala ayat-ayat Allah dilecehkan atau ada orang-orang nan menyekutukan Allah SWT.

Selain cemburu nan sifatnya tak suka terhadap perbuatan orang lain nan menyepelakan Allah. Ada juga cemburu nan dianjurkan oleh Rasulullah Saw. Yaitu, kepada orang nan berilmu nan mengamalkan ilmunya dan orang nan rajin bersedekah. Karena apa nan dilakukan mereka berdua ialah perbuatan nan membuat Allah makin cinta.



5.Rela berkorban demi sang Kekasih

Pengorbanan menjadi tuntutan cinta. Nyawa pun kadang menjadi taruhannya. Pengorbanan dapat berupa harta, pemikiran, maupun tenaga. Inilh nan dilakukan oleh nabi Ibrahim as. Ia selalu berkorban demi Allah. Bukti nyatanya, ia siap menerima amanah dari Allah buat meninggalkan anak dan isterinya, Siti Hajar di Mekah. Padahal, saat itu Mekah terkenal sebagai tanah nan tandus. Jangankan tumbuh-tumbuhan, air saja sulit sekali saat itu.

Demi cintanya kepada Allah, nabi Ibrahim melakukannya. Ia lebih mencintai Allah dari nan lainnya, meski terhadap anak dan isterinya. Kenapa Nabi Ibrahim berani bertindak demikian? Jawabannya, sebab ia meyakini bahwa anak dan isterinya ialah milik Allah. Jadi Allah bakal menyayangi anak dan isterinya, jika menunjukkan dengan kesungguhannya akan kecintaannya kepada Allah Swt.



6.Merasa Ridho

Tingkatan paling tinggi dari cinta kepada Allah ialah ridho. Kalau kita sudah ridho dengan Allah tentu tak akan muncul sikap iri, dengki, bahkan korupsi. Karena kita sudah ridho dengan kehendak-Nya. Dan keridhoan dari Allah SWT sajalah nan dicari oleh seorang mukmin.

Perilaku merasa ridho ini juga terdapat pada Nabi Ibrahim as., hingga akhirnya ia diklaim sebagai kekasih Allah Swt. Di dalam kitab “Al-Munabbihatu ‘Ala al-Isti’daadi li Yaumil Ma’aad” disebutkan tiga karena nabi Ibrahim diangkat menjadi kekasih Allah. Baca dan pahami baik-baik riwayat berikut ini.

“Wahai Ibrahim, apa nan menyebabkanmu sehingga diangkat menjadi kekasih Allah?” Nabi Ibrahim menjawab , “Karena tiga hal. Pertama, saya lebih memilih perintah atau urusan Allah daripada perintah atau urusan nan lainnya. Kedua, saya tak pernah gelisah dengan apa nan telah ditetapkan Allah terhadap diriku. Ketiga, saya tak pernah makan siang dan malam kecuali bersama tamu.”

Poin kedua menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim selalu ridho dengan apa nan ditetapkan Allah terhadap dirinya. Makanya pantas, ia tidak pernah takut menghadapi apa pun. Saat ingin dibakar raja Namrudz, sedikitpun Nabi Ibrahim tak mundur. Saat meninggalkan anak dan isterinya di Mekah, ia juga tak takut. Karena ia ridho dengan apa nan ditetapkan Allah.

Inilah kupasan singkat nan semakna dengan apa nan terdapat di dalam buku kumpulan ceramah agama Islam . Semuanya bermuara pada tanda-tanda cinta kepada Allah swt.