Wayne Rooney

Wayne Rooney

Suka sepakbola? Tentu tahu dong, bintang sepakbola dari mancanegara seperti Zinedine Zidan, Nicholas Anelka, Robin van Persie hingga Sami Khedira. Berikut ini ialah biografi singkat tentang para Bintang Sepak Bola Global tersebut.



Zinedine Zidane

Zinedine Zidane akrab disapa Zizou ialah bintang sepakbola Prancis keturunan Aljazair.

Kepiawaiannya mengolah si kulit bundar membawa Prancis memenangi Piala Global 1998. Karena keahliannya ini pula, playmaker handal ini memecahkan rekor transfer nan sebelumnya dipegang pemain Spanyol Raul. Waktu itu dia dibadrol 46 juta poundsterling dari Juventus ke Real Madrid.

Bintang sepak bola dunia kelahiran 23 Juni 1972 ini juga membawa Prancis menjadi finalis Piala Global 2006. Sayangnya, dia harus mengakhiri karirnya dengan peristiwa memalukan.

Tandukannya ke Franco Materazi, pemain tim nasional Italia, membuatnya mendapat kartu merah dan dikeluarkan dari lapangan pada saat final piala global 2006. Akibatnya, Prancis pun mengalami kekalahan nan menyesakkan dada.



Nicholas Anelka

Nicholas Anelka ialah pesepakbola Prancis kelahiran 14 Maret 1979. Bintang sepakbola nan sekarang berusia 31 tahun ini merumput di Chelsea.

Penyerang nan masuk Islam beberapa waktu lalu ini dikenal sebagai pesepakbola nan kalem di dalam namun garang di depan lawan. Musim lalu di menjadi pencetak gol terbanyak di perserikatan utama Inggris.



Wayne Rooney

Bintang sepak bola dunia nan sekarang berusia 24 tahun ini pada awalnya bermain buat Everton dan kemudian semakin moncer ketika dia bermain buat Manchester United, klub raksasa dari Inggris.

Pemain kelahiran 24 Oktober 1985 nan dikarunia seorang anak hasil perkawinannya dengan Coleen McLoughlin ialah penyerang handal nan dimiliki tim nasional Inggris.

Sayangnya, pada Piala Global 2010 lalu, Rooney tidak dapat berbuat apa-apa ketika menghadapi Argentina. Akibatnya, Inggris pun tersungkur di perempat final Piala Global 2010.



Christiano Ronaldo

Christiano Ronaldo ialah gelandang handal nan dimiliki Manchester United dan pada akhirnya pindah ke Real Madrid. Transfernya memecahkan rekor transfer nan dimiliki Zinedine Zidane. Rekor transfer baru nan dicetaknya ialah 80 juta Poundsterling.

Bintang sepak bola dunia kelahiran Portugal, 5 Februari 1985 ialah gelandang penyerang handal nan sukses membawa Manchester United memenangi Piala Champion. Sayangnya, keahliannya mengolah si kulit bundar tidak sukses membawa Portugal memenangi Piala Global 2010.



Robin Van Persie

Pemain Belanda ini telah bermain di Perserikatan Inggris selama beberapa musim. Dia bermain di bawah polesan Arsenne Wenger, instruktur Prancis nan menangani Arsenal.

Pemain bertinggi badan 183 cm ini memperkuat tim nasional Belanda dalam Piala Global 2006, Piala Eropa 2008, dan Piala Global 2010. Bintang sepakbola nan ternyata keturunan Indonesia dan seorang muslim ini kelahiran Rotterdam, 6 Agustus 1983.



Sami Khedira

Sami Khedira ialah bintang sepak bola global dari Jerman nan bersinar pada Piala Global 2010 lalu. Bintang kelahiran Stutgart, Jerman, 4 April 1987 mempunyai posisi sebagai gelandang. Dia juga bergabung dengan tim nasional Jerman dan sudah bermain sebanyak enam kali tanpa mencetak gol. Bintang berayah Tunisia dan beribu orisinil Jerman ini sekarang bermain buat Real Madrid.



Maradona, Bintang Sepak Bola Global dan Kisahnya

Diego Armando Maradona lair pada 30 Oktober 1960, di Villa Fiorita, sebuah kawasan kumuh di Buenos Aires, ibu kota Argentina. Dia anak dari pasangan miskin, Diego Maradona Senior, seorang argentina berdarah India, dan Dalma Salvadora Franco.

Dieguito, demikian Maradona kecil dipanggil, sangat disayangi seluruh keluarga, sebab dia ialah anak lelaki pertama setelah tiga kakak perempuan. Itulah kenapa dia punya julukan el pibe d-oro , atau “si anak emas kami”.

Kemiskinan keluarga bintang sepak bola dunia ini hampir menjadi legenda. Keluarga Maradona tinggal di sebuah rumah kecil dan reyot. Maradona biasa tidur sekamar dengan tujuh saudaranya karena tidak ada kamar lain di rumah itu selain kamar ayah-ibunya.

Jika hujan, air membanjir di mana-mana. “ Kau akan lebih basah jika berada di dalam rumah daripada di luar” , tutur Maradona mengani rumah masa kecilnya. Ada juga cerita nan beredar bahwa dampak buruknya fasilitas sanitasi di keluarga itu, Dieguito pernah hampir tenggelam saat terperosok ke lubang kotoran di samping rumah. Dia selamat sebab pamannya, Cirillo, datang pada saat nan tepat.

Tidak kalah melegenda ialah cerita tentang asal mula interaksi Maradona dengan bola. Pada banyak wawancara, bintang sepak bola dunia ini selalu mengatakan bahwa kecintaannya dengan bola telah muncul sejak dia berusia tiga tahun, saat Cirillo, sang paman, memberikannya sebuah bola kulit. Bola pemberian sang paman itu kemudian selalu menemani tidur Maradona.

Pada umur delapan tahun, maradona telah manjadi bintang kecil di lapangan-lapangan sempit di pinggiran ibu kota. Saat usianya 10 tahun, Maradona membentuk klub anak-anak bernama Los Cebollitas (The Little Unions , Bawang Kecil). Los Cebollitas nan tidak terkalahkan dilingkungannya, kemudian dibeli bulat-bulat (bersama seluruh pemainnya) oleh klub Argentinos Juniors.

Sementara itu, secara bersamaan, keterampilan Maradona memainkan bola dengan kepala dan kakinya, nan kini lazim disebut freestyle mulai mengundang perhatian televisi. Untuk beberapa tahun setelahnya, sebelum dia turun ke lapangan sebagai seorang profesional, atraksi bola Maradona menjadi sajian khas saat rehat di siaran Perserikatan Argentina.

Maradona memulai karier profesionalnya pada 27 Oktober 1976, saat usianya 16 tahun kurang 10 hari, bersama Argentina Juniors, klub nan memungutnya dari jalanan Buenos Aires. Hanya beberapa bulan kemudian, tepatnya pada 27 Februari 1977, dia sudah mengenakan seragam tim nasional Argentina saat turun dalam partai persahabatan melawan Hungaria.

Meskipun demikian, dia dicoret dari skuad Tango di Piala Global 1978 pada saat-saat terakhir oleh instruktur Cesar Luis Menotti. Tak menjadi bagian dari tim Argentina nan menjuarai Piala Global 1978, Maradona malah menjadi bagian paling krusial saat dia memimpin tim remaja Argentina menjuarai Youth World Cup tahun 1979 di Jepang.

Setelah lima tahun bersama Argentinos, dengan mencetak 115 gol dalam 167 pertandingan, Maradona kemudian pindah ke klub nan selalu diimpikannya, Boca Juniors. Hanya satu musim Maradona bermain bersama Boca. Namun, di sinilah dia mendapat gelar perserikatan pertamanya.

Tahun 1982 Maradona masuk ke skuad Argentina di Piala Global 1982 Spanyol. Argentina gagal menunjukkan permainan terbaiknya, dan Maradona mengakhiri kiprah di Piala Global pertamanya dengan sebuah kartu merah. Meskipun demikian, klub raksasa Spanyol, Barcelona, menariknya dari Boca dengan nilai transfer 5 juta pound (yang menjadi rekor global saat itu).

Meskipun penampilannya tak buruk, prestasinya dengan satu gelar Copa del Rey dan Super Copa, bermain bersama Barca ialah saat-saat tidak membuatnya bahagia. Selain diserang sakit hepatitis dan sempat mengalami patah kaki, dia juga merasa jadi korban rasisme pemain-pemain dan publik Spanyol. “ Mereka selalu menyorakiku “Indian! Indian! ”, tutur Maradona.

Mencetak 22 gol dari 36 pertandingan, Maradona hanya bertahan dua musim di Barcelona. Tahun 1984, Maradona menemukan rumah nan paling tepat untuknya, baik buat kemampuan sepakbolanya maupun bagi kepribadiannya: Napoli. Klub medioker dari Italia selatan itu mengambilnya dari Barcelona dengan nilai transfer 6,9 juta pound, dan lagi-lagi sebuah rekor dunia.

Pada Piala Global 1986 Meksiko, Maradona menjadi kapten kesebelasan Argentina. Dia membawa Argentina menjadi kampiun global buat kedua kalinya sekaligus dinobatkan sebagai pemain terbaik di turnamen.

Namun, nan lebih mendapatkan perhatian dunia, di Piala Global inilah, tepatnya pada pertandingan perempatfinal melawan Inggris, Maradona menunjukkan dua sisi ekstrem dalam dirinya; pahlawan sekaligus bajingan.

Pada pertandingan itu, dia mencetak dua gol ajaib; gol pertama ialah sebuah gol culas nan dimasukkan dengan tangan, sementara gol kedua ialah gol nan dibuatnya setelah menggiring bola sejauh hampir tiga perempat lapangan dengan melewati separuh pemain Inggris.

Kembali ke Napoli dari meksiko, Maradona langsung mempersembahkan dua trofi sekaligus buat para Napoeletano (sebutan buat orang-orang Napoli) pada musim kompetisi 1986/1987, yaitu scudetto (yang pertama dalam sejarah klub itu) dan Copa Italia nan ketiga.

Setahun kemudian, kampiun perserikatan lepas ke tangan Milan, tapi Maradona mempersembahkan gelar Piala UEFA, nan merupakan gelar internasional pertama bagi Napoli. Musim 1989/1990, di antara kepungan para pesaing, terutama Milan dan Internazzionale, Maradona kembali mempersembahkan gelar kampiun perserikatan buat Napoli.

Bersamaan dengan melimpahnya gelar nan dipersembahkan buat Napoli, Maradona juga mulai menimbuni klub itu dengan masalah. Bertentangan dengan kapasitasnya sebagai kapten kesebelasan nan berwibawa, dia ialah seorang profesional nan payah.

Pesta, perempuan, dan obat-obatan mulai menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan Maradona. Dia pernah didenda manajemen Napoli sebesar 70 ribu dolar Amerika sebab mangkir dari latihan dan pertandingan.