Sikap Positif

Sikap Positif

Demokrasi kini mulai menuai cibiran. Demokrasi dianggap tak mampu menghadirkan kesejahteraan. Masyarakat mulai rindu orde baru. Masa otoriter, tapi gemah ripah loh jinawi. Demokrasi masih sebatas melahirkan kebebasan. Namun, urusan perut belum bebas. Bebas dari kemiskinan, bebas dari rasa lapar, dst. Kebebasan belum seiring sejalan dengan kesejahtraan. Publik mulai apatis. Tugas kita buat membangun sikap positif terhadap aplikasi demokrasi .



Alat Demokrasi

Demokrasi harus dimaknai sebagai alat, bukan tujuan. Demokrasi ialah alat buat mencapai tujuan kesejahtraan. Publik harus paham juga bahwa ini ialah jalan panjang dan berliku. It's like long road to heaven . Perjalanan 10 tahun telah membuat Indonesia jadi bangsa nan merdeka berkumpul, berpendapat, dan berserikat. Fase menuju kesejahtraan akan mulai kita rintis. Track Indonesia bukan di negara gagal ( failed state ) melainkan negara makmur ( welfare state ).

Namun, persoalan inti ialah mewujudkan ini secara lebih cepat. Dengan itu sikap postif di kalangan grass root akan bersemai subur. Kita harus memberi tahu pada publik bahwa there is light in the tunnel . Ada setitik cahaya di ujung terowongan. Kita harus merawat asa dan optimisme. Jangan sekadar kesejahteraan belum tercapai kita balik ke masa terkekang. Itu langkah mundur ( seth back ). Kita sudah melangkah maju. Tinggal beberapa langkah lagi akan mulai menapaki tujuan.



Sikap Positif

Menilik beberapa kasus nan booming di publik. Pemahaman demokrasi layak diacungi jempol. Misal partisipasi facebookers dalam kasus Bibit Chandra dan Prita. Social networking berubah jadi social movement . Masyarakat mulai sadar dan paham akan hak nan mereka emban. Bahwa masyarakat ialah subjek bukan semata objek. Jadi demokrasi bukan hanya milik parpol dan pemerintah. Namun, masyarakat ikut mengawal bak mata elang.

Namun, kita perlu memberi catatan lain. Seperti demokrasi nan dimaknai demonstrasi (anarki). Demokrasi nan dimaknai abuse of power . Maksud kata turun diganti jadi turun temurun. Konduite demikian akan memberi angin pesimisme pada pranata demokrasi. Lalu, muncul sikap apatisme dan apolitis. Misal angka golput kian tinggi. Hukum tak ditaati. Kebijakan pemerintah dihiraukan. Pemimpin nasional dihujat.

Sikap positif harus dipelopori oleh pemimpin. Tidak hanya presiden. Tapi setiap lini. Anggota DPR, eksekutif bisnis, walikota sampai ke camat. Like father like son . Masyarakat butuh penuntun. Pemimpin harus jadi contoh. Dengan ini sikap positif dalam aplikasi demokrasi di Indonesia akan terbangun secara konstruktif bukan destruktif.