Rubrik nan Dapat Ditulis di Media Massa

Rubrik nan Dapat Ditulis di Media Massa

Penulisan artikel bisa digunakan sebagai alat buat "berkomunikasi" di segala bidang, baik itu bidang politik, sosial, ekonomi, budaya, teknologi, olahraga, bisnis, dll. Berkomunikasi di sini berarti mampu menyampaikan sebuah gagasan atau opini nan dapat diperoleh dari pendapat murni penulis, pendapat orang lain, referensi, dan lain sebagainya.

Penulisan artikel mengharuskan penulisnya mencantumkan nama sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa nan telah ditulisnya. Penulisan artikel juga bersifat faktual mengenai suatu permasalahan nan ditulis dengan panjang nan tak ditentukan.

Penulisan artikel tak terikat gaya bahasa maupun format tulisan. Namun, hendaknya seorang penulis artikel mampu menyajikan tulisannya dengan gaya nan unik dan cantik.



Apa itu artikel?

Artikel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah karya tulis lengkap di majalah, surat kabar, dsb. Semua tulisan di majalah atau surat kabar nan bukan berbentuk berita, dapat disebut sebagai artikel.

Menulis artikel berbeda dengan menulis berita. Meskipun keduanya dituntut buat faktual, penulisan warta tak boleh ditambah opini pribadi penulisnya. Penulisan artikel boleh diawali dengan pemaparan fakta sebagai data dari apa nan akan ditulisnya. Dari data tersebut, penulis dapat memberikan pendapat, pandangan, gagasan, atau bahkan interpretasi dari sudut pandang dirinya, orang lain, maupun referensi.



Bagaimana cara menulis artikel?

Cara nan paling sederhana buat penulisan artikel ialah dengan menjalankan tiga hal di bawah ini.

  1. Melakukan pengamatan media, nan meliputi rubrik nan disediakan buat penulis luar, panjang tulisan, cara pengiriman, gaya tulisan, topik nan disukai media tersebut, bahasa (formal atau nonformal), target pembaca.
  2. Pilihlah rubrik nan diminati, lalu tirulah gaya penulisan artikel itu (meniru gaya bukan berarti menjiplak).
  3. Bahaslah tema-tema nan unik dan aktual.


Rubrik nan Dapat Ditulis di Media Massa

Sejatinya, penulisan artikel tak hanya terfokus pada tulisan nan bersifat opini saja. Masih ada rubrik-rubrik lain nan dapat diisi oleh para penulis artikel. Di antaranya:

  1. Rubrik Cerpen

Bagi Anda nan mampu menulis cerita pendek (cerpen) hampir di setiap koran memiliki rubrik ini. Anda dapat mengirim tulisan fiksi berupa cerpen. Meski setiap koran memiliki disparitas dalam hal penerbitannya. Ada nan menerbitkannya dalam seminggu dua kali, dan ada pula dalam seminggu cuma sekali, yaitu di hari minggu.

  1. Rubrik Resensi Buku

Bagi Anda nan hobi membaca lalu memberikan komentar terhadap buku nan dibaca, maka dapat menuliskan tanggapan terhadap buku tersebut melalui rubrik resensi buku. Seperti halnya rubrik cerpen, rubrik resensi dalam seminggu ada nan menerbitkannya tiga kali. Ada pula nan menerbitkannya dua kali dalam seminggu. Dan ada pula nan menerbitkannya seminggu sekali.



Jika Artikel nan Dikirim Belum Dimuat

Banyak orang nan mencoba menjadi penulis, begitu tulisannya tidak dimuat menjadi kendor dan bahkan tak menulis lagi. Sejatinya, menjadi penulis artikel itu sama seperti orang nan berbisnis. Anda mesti memasarkan tulisan nan baik, lalu oleh redaktur akan dipertimbangkan. Tulisan Andakah nan terbaik buat dimuat ataukah tulisan penulis lain?

Ketika artikel Anda tak dimuat, maka jangan putus asa. Cobalah buat menyimpannya saja. Tidak usah dibuang. Tapi buatlah artikel baru dan kirim ke surat kabar. Artikel Anda nan tak dimuat cobalah buat menyimpannya. Jika nantinya ada moment nan sama atau ada kasus nan sama, maka Anda dapat memperbaiki tulisan tersebut lalu mengirimkannya kembali.

Atau, Anda dapat mencatat momennya tersebut, lalu di saat nan sama Anda dapat mengirimkannya ke media lain. Penulis sendiri pernah mengalaminya. Ketika artikel penulis tak dimuat, penulis menyimpannya. Pada tahun nan akan datang namun momennya sama, penulis mencoba mengirimnya ke surat kabar. Alhamdulillah, artikel tersebut dimuat.

Menjadi penulis artikel ialah menjadikan diri penulis nan tidak pernah miskin tulisan. Jika tak dimuat, jangan pernah kecewa. Tapi simpanlah tulisan tersebut, kemudian kirim di momen atau peristiwa nan sama. Yakinlah, kecepatan Anda mengirimkan artikel akan menjadi bagian dari evaluasi redaktur juga.



Cara Mengirim Artikel

Bila artikel nan ditulis sudah rampung, maka buat mengirimkannya ke surat kabar Anda mesti mengetahui anggaran mainnya. Jangan asal sekedar mengirim artikel begitu saja.

  1. Sertakan Surat Pengantar

Mengirim artikel di surat kabar tak dapat begitu saja mengirimnya, Anda mesti menyertakan surat pengantar. Di dalam surat pengantar tersebut, Anda mesti menceritakan citra generik isi artikel nan ditulis. Persis seperti buku, ceritakan sinopsisnya.

Menceritakan citra generik tentang isi artikel, inilah nan menjadi acuan redaktur. Apakah artikel nan ditulis memang bernas dan memiliki informasi baru nan bakal didapat khalayak ataukah artikelnya dengan baku biasa. Redaktur tentunya dapat mempertimbangkan kualitas artikel dari surat pengantar.

  1. Cantumkan Biodata Penulis

Untuk biodata penulis, bukanlah seperti membuat biodata biasa atau curriculum vitae . Di dalam biodata ini, penulis artikel harus mencantumkan tamatan pendidikanya, mencantumkan pengalaman jurnalistiknya, mencantumkan buku-buku nan sudah diterbitkan dan juga artikel-artikel nan pernah dimuat, baik di surat kabar maupun di media online.

Pengalaman penulis artikel memang menjadi tinjauan oleh redaktur. Makanya, bila ada penulis artikel membuat artikel opini tapi tidak mencantumkan sumber rujukannya kerap menjadi tanda tanya redaktur. Oleh sebab itu, penulis artikel tidak boleh menceritakan anggapan nan ada di pikirannya saja, tapi juga mencantum referensinya.

  1. Artikel nan Dibuat

Untuk artikel nan ditulis, penulis artikel mesti menomori halamannya. Jangan sampai tidak ada nomor halamannya. Pasalnya, begitu banyaknya artikel nan masuk, tiba-tiba terlepas artikel nan ditulis dari tangannya atau terbang ‘ditiup’ kipas angin maka bukan tak mungkin redaktur malas mencarinya.

Dengan pemberian nomor halaman, redaktur dapat melihat ketersambungan opini nan ditulis atau tidak. Jika tak menyambung atau mengambang, umumnya redaktur akan menolaknya. Karena itu, artikel nan ditulis mesti memiliki ketersambungan antara paragraf nan satu dengan paragraf nan lain.

  1. Lampirkan Foto Copy/Scan KTP

Jika Anda mengirimkan artikel langsung ke kantor redaksi surat kabar, maka sertakan foto bukti diri diri atau nan biasa disebut dengan fotocopy KTP. Ini penting, buat melihat di mana Anda berada. Dan sebagai bukti bahwa penulis artikelnya ialah orisinil orang Indonesia dan siap mempertanggungjawabkan apa nan ditulisnya. Jika artikel dikirim melalui email, maka sertakan scan KTP Anda. Fungsinya sama dengan fotocopy.



Bisnis Penulisan Artikel

Dewasa ini, bisnis penulisan artikel di media massa mulai muncul. Pasalnya, artikel nan dimuat di surat kabar mendatangkan laba bagi sebagian orang, khususnya para pegawai negeri. Ini dapat menjadi huma ‘bisnis’ bagi para penulis nan sudah terbiasa menulis di surat kabar. Status penulisnya ialah ghostwriter. Ia hanya menuliskan artikel, sedangkan nama penulis nan muncul ialah nama pemesan artikel.

Bisnis penulisan artikel buat media massa ini memang belum begitu menjamur, namun suatu saat ia akan menjadi banyak. Terutama bagi PNS. Menulis artikel dapat menambah kredit point buat kepangkatannya. Sudah jamak diketahui, tidak semua PNS dapat menulis artikel. Meski ada nan mampu menulis artikel, namun ia tidak dapat menulis lagi sebab begitu padatnya jam kerjanya.

Maka orang-orang seperti ini niscaya membutuhkan donasi dari para penulis nan biasa menulis artikel di surat kabar. Umumnya, laba nan didapat dua kali lipat. Penulis nan menuliskan artikel akan mendapatkan honor dari tulisan nan dimuat dan juga mendapatkan uang tanda terima kasih dari orang nan dituliskan artikel lalu dicantumkan namanya sebagai penulis.

Umumnya, uang terima kasihnya sama banyaknya dengan honor nan diterima. Kenapa para PNS atau orang nan ingin dituliskan artikel mau membayar? Alasannya, sebab mereka ingin terkenal dan juga ingin diakui keilmuannya. Mereka biasanya ialah orang-orang nan sudah menekuni pendidikan pascasarjana. Terlepas apakah mereka dapat menulis artikel atau tidak. Yang penting, menjadi penulis artikel buat orang lain atau ghostwriter of article merupakan huma baru nan dapat dimanfaatkan para penulis nan sudah biasa menulis.



Mencari Klien

Untuk mencari orang nan membutuhkan jasa penulisan artikel buat dimuat di surat kabar, sangat mudah sekali. Anda dapat menemui orang nan berprofesi sebagai kepala sekolah. Anda dapat menawarkan jasa penulisan artikel. Jika sudah sampai 20 artikel nan dimuat, maka Anda dapat menawarkannya buat dijadikan buku.

Sungguh mencari klien nan paling mudah ialah dengan menghubungi para PNS dan para kepala sekolah. Tawarkan apa nan dapat Anda tuliskan buat mereka. Selain itu, mahasiswa pascasarjana nan ingin memperkenalkan kesarjanaannya. Cukup banyak mahasiswa pascasarjana nan tidak mampu menulis artikel.

Inilah seputar penulisan artikel di media massa. Semoga memberikan kesadaran bagi sobat Ahira.