Pentingnya Hayati Dalam Kerukunan Umat Beragama
Hidup bermasyarakat berarti hayati berdampingan dengan orang lain. Dan, hayati berdampingan dengan orang lain berarti harus mau menerima setiap kondisi nan terjadi diantara semua orang, termasuk dalam hal ini disparitas agama. Oleh sebab itu kita harus mempunyai pengertian kerukunan umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat kita. Hal ini terkait dengan fenomena bahwa orang-orang di sekitar kita, mungkin mempunyai agama nan berbeda-beda.
Untuk meningkatkan pengertian kerukunan antar umat beragama ini, maka setidaknya kita harus menanamkan sikap saling menghormati sesama manusia. Hal ini merupakan dasar dari kondisi kehidupan. Jika kita mampu meningkatkan sikap saling menghormati, maka setidaknya kita bisa melakukan proses komunikasi antar personal sebaik-baiknya.
Dan, pengertian kerukunan antar umat beragama ialah pemahaman atas konsep hayati bersama tanpa ada konkurensi nan menyebabkan perpecahan ataupun persengketaan di antara umat beragama. Dengan pemahaman nan jelas, maka jika kita menerapkan hayati rukun dalam hubungan umat beragama, maka tak akan kita jumpai atau alami sikap ataupun kondisi negatif dengan alasan agama.
Manusia ialah Makhluk Sosial
Manusia itu makhluk sosial, yaitu makhluk nan di dalam menjalani dan menjalankan kehidupannya selalu membutuhkan keberadaan orang lain, makhuk lain. Dengan adanya makhluk lain inilah, maka keberadaan kita diakui oleh masyarakat. Oleh sebab itulah, maka kita dituntut buat bisa menerapkan konsep hubungan dan komunikasi terbaik dengan makhluk lainnya, dalam hal ini dengan manusia lainnya.
Kita ini ada, sebab ada orang lain di sekitar kita. Jika tak ada orang lain di sekitar kita, maka sebenarnya kita ini tak ada sama sekali. Apalah artinya keberadaan kita jika orang lain tak ada di sekitar kita? Begitulah urgensinya kita sebagai makhluk sosial.
Dan, sebab kita tergantung pada orang lain, maka setidaknya hal nan perlu kita terapkan agar hubungan kita terjadi baik ialah dengan menciptakan suatu kondisi terbaik. Kondisi terbaik nan kita maksudkan dalam hal ini tak lain adaah kerukunan antar pribadi, termasuk dalam hal ini hayati beragama. Dengan cara seperti ini, maka titel kita sebagai makhluk sosial benar-benar terwujudkan.
Manusia Sebagai Makhluk Beragama
Ya. Manusia juga makhluk beragama, yaitu makhluk nan mempunyai taraf kepercayaan terhadap sesuatu nan diyakini dengan sepenuh hati dan diwujudkan dalam setiap kegiatan hidupnya. Dengan agama nan dianutnya, maka manusia bisa melakukan berbagai kegiatan hidup.
Dengan demikian, maka seharusnya pengertian kerukunan umat beragama merupakan bagian integral dari diri kita buat menciptakan kehidupan nan lebih baik. Dengan kerukunan antar umat beragama, setidaknya kita bisa menghilangkan, setidaknya mengurangi bentrokan nan seringkali muncul terkait dengan kepercayaan dan keimanan kita.
Sebagai makhluk beragama, manusia menyadari bahwa hayati dan kehidupan diciptakan Tuhan agar kita saling berinteraksi dengan makhluk lainnya. Hal ini merupakan wujud buat menjaga kelestarian hayati dan kehidupan. Hubungan antar makhluk ini, merupakan bukti bahwa kita bukanlah makhluk individual.
Dan, dengan konsep hayati sebagai bagian integral kehidupan, yaitu segala takdir Tuhan buat kita, maka pencerahan buat saling menjaga kondisi kehidupan merupakan satu bentuk kewajiban dan tanggungjawab terhadap sang Pencipta. Kita mempercayai bahwa kehidupan ini ada nan menciptakan dan menjaganya dari kepunahan dan seterusnya. Dan, manusia sebagai makhluk sosial berkewajiban buat ikut menjaga agar keberadaannya tetap langgeng dan terjaga.
Pentingnya Hayati Dalam Kerukunan Umat Beragama
Agama ialah tuntunan hayati nan kita terima sebagai sebuah kepastian hidup. Dogma tak berbantah dan harus diterapkan agar kehidupan kita menjadi lebih baik. Dengan beragama, maka kehidupan menjadi lebih nyaman dan terarah serta teratur. Tidak ada lagi tindakan-tindakan anarkis nan mengatasnamakan kemanusiaan.
Dengan agama, maka kita jadi mengetahui segala hal nan baik, begitu juga segala hal nan jelek bagi kehidupan kita dan masyarakat kita. Kehidupan kita menjadi lebih baik karena banyak tuntunan nan kita dapatkan dan banyak embargo nan menjadikan kita mengetahui apa nan harus dikerjakan dan nan tak boleh dikerjakan.
Termasuk dalam hal ini ialah penciptaan kondisi hayati penuh kerukunan antar umat beragama. Kita harus bisa menciptakan hdup dan kehidupan nan penuh kerukunan agar nyaman dan tak terjebak dalam sifat sempit terkait dengan kepercayaan kita. Kita harus menciptakan kerukunan umat beragama dalam kehidupan kita sehingga masyarakat kita menjadi masyarakat nan tenang dan aman.
Bahwa, kerukunan umat beragama sangat menentukan kondisi kehidupan kita di masyarakat. Jika kita masing-maisng memegang teguh kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat, maka masyarakat akan menjadi satu komunitas terbaik dan mendukung peningkatan eksistensi diri. Masyarakat nan rukun ialah masyarakat nan memungkinkan terciptanya sebuah komunikasi antar personal sebaik-baiknya dan menghindarkan berbagai keburukan nan mungkin bisa tercipta.
Jika kita bisa hayati kondusif dan nyaman dengan kerukunan umat beragama, mengapa kita harus bersengketa buat kondisi nan seperti itu? Kita sebagai makhluk sosial mempunyai kesempatan nan luas buat menciptakan kehidupan nan nyaman dan aman, jika kehidupan beragama kita rukun. Lantas, mengapa masih ada persengketaan dengan alasan agama?
Memang saat ini banyak sekali dimunculkan persoalan sosial nan banyak berkedok di balik nama atau memakai alasan agama. Dan hal ini semakin banyak dijadikan sebagai bahan topik primer di berbagai media televisi maupun cetak nan ada di negara kita.
Namun, sebelumnya kita memang diharapkan buat dapat menjadi cermat dan lebih kritis lagi terhadap warta ini. terkadang memang ada banyak pihak nan menjadikannya sebagai alat buat mencapai hal nan mereka inginkan. Atau hal tersebut justru hanya dibesar-besarkan dengan alasan eksklusif pula.
Terkadang, warta nan diberikan juga tidak seimbang atau justru memberikan sedikit pembelaan kepada pihak satunya dengan sedikit tidak berpihak kepada nan lainnya. Atau tak memberikan fakta nan memang benar-benar ada dan terjadi di lapangan.
Karena memang di balik setiap perkara nan terjadi di dalam masyarakat terutama nan mengenai masalah agama ialah masalah nan sangat rentan sekali. Dan banyak terjadi bahwa masalah agama ini dijadikan dalih buat melanggengkan suatu hal lainnya nan masih berkenaan dengan hal itu.
Atau justru perkara nan terjadi itulah nan dijadikan momentum nan pas buat melanggengkan sesuatu hal tersebut. Semuanya dianggap sebagai sebuah alasan akan kemungkinan buat melaksanakannya.
Kita tahu bahwa negara kita ialah negara nan sangat menjunjung tinggi agama. Terlebih, negara kita ialah negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Namun, banyak hal nan terjadi di Indonesia nan berkenaan dengan masalah agama selalu memperlihatkan keburukan agama Islam atau betapa tak toleransinya umat muslim kepada umat nan lainnya.
Sejatinya, umat muslim sudah dididik buat melakukan toleransi agama. Di dalam Surat Al Kafirun telah menjelaskan bahwa memang tak ada paksaan dalam kehidupan beragama. Umat muslim tak bisa mengajak satu manusiapun buat masuk ke dalam agama Islam dengan sebuah paksaan.
Bisa jadi memang, apa nan terjadi di balik kejadian nan memberikan gambaran jelek bagi umat Islam tersebut ialah sebuah hal nan terjadi sebab memang ada pemicunya. Dan sering kali hal pemicu ini tak dijelaskan secara gamblang dan jelas serta detail kepada masyarakat oleh media. Sehingga kesan nan terbentuk dalam warta nan ditayangkan ialah seakan umat islam ialah umat nan sangat tak mempunyai rasa toleransi.
Contoh nan banyak terjadi ialah bahwa ada sekumpulan umat islam nan menyerang sebuah klub malam. Hal nan ditampakkan di dalam warta nan ditayangkan dalah betapa sangat anarkisnya umat islam saat itu. Mereka sampai menghancurkan beberapa bagain bangunan dari klb malam tersebut.
Hal lain tak ditampakan. Bahwa sejatinya sebelum melakukan penghancuran tersebut, umat islam nan ada di sekitar klub malam tersebut merasa terganggu dengan kehadiran klub malam di sekitar loka tinggal mereka.
Selain itu, klub malam tersebut juga menjual minuman keras nan jelas-jelas di dalam Islam tak diperbolehkan buat dikonsumsi. Mereka mungkin juga sudah melapor kepada pihak nan terkait akan rasa tak setuju mereka terhadap keberadaan klub malam tersebut. Namun, sejauh ini tak mendapatkan respon positif dari pihak manapun. Sehingga sebagai jalan pintas ialah hal nan itulah nan dilakukan.
Pengertian kerukunan umat beragama memang sudah diajarkan di hampir semua agama. Namun, dalam agama Islam tetaplah harus berada di dalam kerangkan syariat Islam.