Sejarah Departemen Pekerjaan Generik dan Hari Bakti 3 Desember 1945
Bila Anda melewati jalan penuh lubang nan telah bertahun-tahun tak adiperbaiki maka nan menjadi target omelan ialah Departemen Pekerjaan Generik . Atau bila Anda melewati jalan nan macetnya luar biasa panjang dampak adanya pemugaran saluran air, lagi-lagi nan dijadikan target kekesalan ialah Departemen Pekerjaan Umum.
Ya, Departemen Pekerjaan Umum memang kerap jadi pihak nan sering disalahkan dari berbagai peristiwa nan menimbulkan ketidaknyamanan seperti kejadian di atas. Padahal bila dipikir, banyaknya ruang lingkup pekerjaan, besarnya biaya nan dibutuhkan dan luasnya wilayah nan berada di bawah naungan Departemen Pekerjaan Generik ini, maka kejadian di atas tadi merupakan sesuatu nan manusiawi.
Departemen Pekerjaan Generik memang kementerian nan membidani urusan pekerjaan umum, seperti pembangunan jalan, jembatan, gedung, saluran air, irigasi dan lain-lain. Banyak sudah sumbangsih Departemen Pekerjaan generik ini terhadap pembangunan di Indonesia.
Bisa dikatakan bahwa Departemen Pekerjaan Generik ialah ujung tombak pembangunan prasarana di Indonesia. Walaupun sebenarnya volume pekerjaan nan ditangani oleh Departemen Pekerjaan Generik ini masih sedikit di bawah volume pekerjaan nan dikelola oleh pihak swasta. Namun bagaimana pun, apa nan telah dilakukan oleh Departemen Pekerjaan Generik ini perlu diapresiasi.
Bandingkan saja kondisi loka tinggal Anda saat ini dengan kondisi sepuluh tahun nan lalu, niscaya banyak sekali terjadi perubahan secara fisik bukan? Sepuluh tahun nan lalu mungkin belum ada jalan layang di dekat rumah kita, sepuluh tahun nan lalu mungkin belum ada jalan tol nan melintas dekat loka tinggal kita atau jalan raya di depan rumah tak selebar saat ini. Semua perubahan fisik tersebut tak lepas dari kinerja Departemen Pekerjann Generik ini.
Namun, sebelum menjadi salah satu kementerian nan memberikan kontribusi besar untuk bangsa seperti saat ini, Departemen Pekerjaaan Generik memiliki sejarah nan panjang, tepatnya sejak zaman penjajahan Belanda, lalu berlanjut hingga zaman penjajahan Jepang dan barulah kemudian di masa kemerdekaan nan berlanjut hingga sekarang.
Tahukah Anda sejarah Departemen Pekerjaan Umum. Berikut ini sejarah Departemen Pekerjaan Generik dari masa ke masa
Departemen Pekerjaan Generik Zaman Belanda
Di masa penjajahan Belanda ini, Departemen Pekerjaan Umum masih bernama Openbare Werken (pekerjaan umum) nan dibina oleh Dep. Van Verkeer & Waterstaat nan disingkat menjadi Dep. V & W. Departemen pekerjaan generik zaman Belanda membawahi beberapa bagian ( onder afdelingen ) nan bertugas melakukan pekerjaan seperti:
- Lands gebouwen , (jalanan);
- Wegen, Irrigatie & Assainering (irigasi);
- Water Kracht Constructie burreau (jembatan);
- Havenwezen (Pelabuhan);
- Electriciteitswezen (Kelistrikan); dan
- Luchtvaart (Penerbangan Sipil).
Penjajah Belanda saat itu membutuhkan prasarana nan bisa memudahkan transportasi antar daerah guna mengangkut hasil bumi dari Indonesia ke negaranya. Untuk itulah, organisasi pekerjaan generik pun disebar menjadi beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.
- Provinsi ( Provinciale waterstaatdienst ) nan meliputi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pekerjaan generik ini dikepalai oleh seorang Hoofd Provinciale WatJerstaatsdients (H.P.W).
- Daerah spesifik seperti Gouverment Yogyakarta, pekerjaan umumnya dikepalai oleh Sultanas werken .
- Di wilayah Gouverment Surakarta urusan pekerjaan generik dikepalai oleh Rijswerken dan mangkunegaranwerken .
- Untuk wilayah Gouverment Sumatera, Borneo dan Indonesia Timur ( grote Oost ), pekerjaan generik dikepalai oleh inspektur.
Disukai atau tidak, diakui atau tak namun kenyataannnya masa penjajahann Belanda dapat dikatakan sebagai peletak dasar pembangunan fisik di Indonesia. Cukup banyak hasil pekerjaan openbare werken ini, seperti terlihat dari banyaknya jalan dan jembatan peninggalan masa Belanda nan masih digunakan hingga sekarang.
Bukan itu saja, dari segi arsitektur pun Belanda membawa gaya arsitektur nan belum pernah ada di Indonesia seperti bangunan bergaya art deco , colonial dan klasik. Bahkan buat perhitungan analisa harga satuan pekerjaan pun, kita masih menggunakan “analisa BOW buat menentukan harga satuan pekerjaan.
Departemen Pekerjaan Generik Masa Penjajahan Jepang
Berbeda dengan penjajahan masa Belanda, Penjajahan Jepang hanya sedikit memberikan kontribusi positif terhadap kemajuan pembangunan di Indonesia. Penjajahan Jepang lebih fokus pada pendayagunaan sumber daya alam nan dapat menunjang kebutuhan perang. Sekalipun ada pembangunan fisik, maka sifatnya juga sebagai penunjang kebutuhan militer Jepang seperti pembangunan benteng-benteng perang dan mercusuar.
Jepang lalu membuat perubahan-perubahan. Dep.Van Verkeer & Waterstaat nan berkaitan dengan Departemen Pekerjaan Umum, diganti namanya menjadi “kotubu Bunsitsu”. Wilayah Indonesia nan oleh Belanda dibagi menjadi banyak daerah operasional pekerjaan umum, oleh Jepang hanya dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu Jawa/Madura, Sumatera dan Indonesia Timur.
Hal ini mengakibatkan pembangunan prasarana di Indonesia hanya berpusat di Jawa dan Sumatera. Itu pun dilakukan dengan penuh paksaan dan beradarah-darah. Dalam sejarah, kita menyebutnya dengan "Romusha” atau kerja paksa.
Namun syukurlah era penjajahan Jepang tidak berlangsung lama. Seiring dengan kekalahan Jepang di Perang Global II, maka wilayah Indonesia nan luas ini menjadi tanggung jawab bangsa Indonesia sendiri buat melaksanakan pembangunan fisik wahana dan prasarana di bawah koordinasi Departemen Pekerjaan Umum.
Tahap pertama nan dilakukan ialah pengambilalihan gedung Departemen Van Verkeer & Waterstaat di Bandung, nan di zaman Jepang disebut gedung kotubu Bunsits u, oleh para pemuda Indonesia. Sejak saat itu, gedung tersebut dinamakan “Gedung Sate”. Gedung Sate itu lalu dijadikan kantor pusat “Oerusan Pekerjaan Oemoem” nan mengurusi seluruh pekerjaan di bawah naungan Departemen Pekerjaan Umum.
Sejarah Departemen Pekerjaan Generik dan Hari Bakti 3 Desember 1945
Namun kekalahan Jepang di Perang Global II dan masuknya kembali Belanda dengan membonceng NICA atau sekutu mengakibatkan terjadinya ketegangan di beberapa loka di Indonesia, termasuk nan terjadi di Gedung Sate, Bandung. Peristiwa ini berawal pada tanggal 24 November 1945, saat terjadi pertempuran antara tentara sekutu dan pejuang kemerdekaan Indonesia.
Gedung Sate nan sudah menjadi kantor pusat Departemen Pekerjaan Generik dan dikuasai pihak Indonesia tersebut ingin direbut oleh tentara sekutu. Pasukan sekutu menyerang gedung nan beralamat di Jl. Diponegoro 22 itu dari segala penjuru. Para pemuda Indonesia nan terdiri dari karyawan Departemen Pekerjaan Generik dan tentara pasukan Badan Perjuangan Markas Pertahanan Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Generik berusaha mempertahankan Gedung Sate ini dengan mati-matian.
Situasi menjadi bertambah parah setelah pasukan dari Badan Perjuangan Markas Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Generik tersebut harus ditarik dari lokasi pertempuran pada tanggal 29 November 1945. Dalam keadaan kalah persenjataan dan jumlah nan tinggal sedikit, membuat pertempuran mejadi tidak seimbang.
Akhirnya pada tanggal 3 Desember 1945, Gedung Sate diserang besa-besaran pada jam satu pagi. Gedung Sate hanya dikawal oleh 21 pejuang nan sebagian besar merupakan karyawan Departemen Pekerjaan Umum. Pertempuran selesai sekitar pukul dua siang. Sebanyak tujuh pejuang gugur, yaitu Didi Hardianto Kamarga, Muchtaruddin, Soehodo, Rio Soesilo, Soebengat, Ranu dan Soerjono.
Untuk mengenang jasa-jasa kepahlawanan mereka dalam mempertahankan Gedung Sate ini dari agresi sekutu, maka mereka diberi gelar “pahlawan” dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung. Bukan itu saja, nama mereka juga ditulis pada sebuah Batu Alam sangat besar nan dilambangkan dengan tulisan nama dari tujuh orang pahlawan itu dan diletakkan di bagian belakang halaman Gedung Sate ini.
Sejak saat itu, setiap tanggal 3 Desember diperingati sebagai Hari Kebaktian Pekerjaan Generik atau nan lebih dikenal sebagai Hari Bakti. Demikianlah sejarah berdirinya Departemen Pekerjaan Umum dan sejarah dibalik peringatan Hari Bakti nan setiap tahun diperingati itu.