Contoh-contoh Penerapan Teori Pembelajaran

Contoh-contoh Penerapan Teori Pembelajaran

Apa nan kamu ketahui tentang profesi kependidikan? Ya, pada saat di taman kanak-kanak, mayoritas anak-anak bercita-cita sebagai dokter dan insinyur. Sporadis sekali mereka melirik profesi kependidikan. Guru sebuah tugas nan mulia dan tanpa tanda jasa. Suatu kebanggaan dan kebahagiaan seorang guru ialah apabila dapat membuat muridnya sukses mencapai impian. Tentu saja dengan strategi belajar mengajaryang baik dan benar.

Mulanya timbul pengakuan dari beberapa anak bahwa sekolah diibaratkan sebuah penjara. Sekolah hanya melarang kebebasan bermain. Dan orangpun hanya berpikir anak tersebut anak nan malas. Mereka tak berpikir bagaimana taktik belajar mengajar nan tepat buat diterapkan kepada anak tersebut.

Bahkan kita mengenal istilah bermain dan belajar buat membuat anak bersekolah kembali. Sebagai contoh, Dio seorang anak nan tak pernah dapat diam di kelas. Ia termasuk anak nan aktif, namun ketika Dio ditanya dengan mudah dia menjawabnya. Dio termasuk tipe audio. Taktik belajar mengajar nan cocok dengannya ialah dengan membuat menjadi nyanyian.

Mira seorang anak nan takut bersekolah sebab gurunya nan pemarah dan sering diejek oleh teman-temannya. Taktik belajar mengajar nan diterapkan yaitu membuat Mira agar nyaman bersekolah. Untuk menelaah lebih jauh lagi mengenai taktik belajar mengajar nan tepat, Anda bisa menyimak artikel berikut ini.



Taktik Belajar Mengajar Berkaitan dengan Kinerja Guru

Sebelum melangkah ke taktik belajar mengajar, hendaknya kita harus memahami kinerja guru tersebut. Guru dapat dikatakan profesional apabila kinerja guru sudah benar-benar tepat. Profesionalisme guru secara pendagogik bahwa seorang guru harus mempunyai ilmu mengajar. Profesionalisme guru mempunyai empat komponen nan penting.

Kita untuk saja istilahnya APPS supaya mudah mengingatnya A sebagai Akademis, P sebagai Pendagogik, P sebagai Profesionalisme, S sebagai Sosial. Profesionalisme guru secara akademis bisa dilihat dari latar belakang pendidikan nan harus sinkron dengan jenjang tingkatan satu atau diploma. Profesionalisme dalam bekerja sebagai pendidik.

Sebagai seorang guru, kita dituntut buat memiliki kompetensi sosial yaitu kemampuan buat bersosialisasi dengan berbagi macam lapisan masyarakat. Profesi kependidikan ialah sebuah profesi nan dituntut mempunyai kecerdasan inteligen dan emosional.

Tingkah laku guru akan menjadi panutan bagi murid-murinya.Guru diibaratkan seorang pengarah adegan nan membuat lakon buat murid-muridnya. Guru menciptakan taktik belajar mengajar nan kreatif nan bisa membuat murid-muridnya semangat buat terus belajar. Teori-Teori



Pembelajaran dalam Taktik Belajar Mengajar

Teori pembelajaran kognitif dibuat dengan tujuan buat membangun prinsip-prinsip belajar ilmiah nan bisa diterapkan ke situasi kelas dengan menghasilkan prosedur-prosedur di kelas buat mendapatkan hasil nan baik. Teori pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan tujuan nan melatarbelakangi perilaku, cita-cita, dan bagaimana cara seseorang memahami diri dan lingkungannya dalam usahanya mencapai cita-citanya.

Pendekatan kognitif sudah sejak lama diterapkan dalam system pendidikan di Indonesia. Selama perkembangannya ada empat model teori kognitif nan paling berpengaruh, yaitu Teori Pembelajaran Bruner dengan model penemuan, Teori Pembelajaran Ausubel dengan model belajar bermakna, Teori pembelajaran Robert Gagne dengan model pemrosesan informasi, dan teori perkembangan intelektual Jean Piaget.

Masing-masing mempunyai model belajar nan berbeda - beda serta bagaimana taktik belajar mengajar seharusnya dilaksananakan.Strategi Belajar Mengajar Menurut BrunerPendekatan model belajar Bruner didasarkan dua anggapan bahwa perolehan pengetahuan ialah proses interaktif, artinya pengetahuan akan diperoleh si belajar bila dalam pmblajaran nan bersangkutan secara aktif dengan lingkungannya.

Pendekatan interaktif ini tak saja mengutungkan dan member perubahan pada pada si belajar tetapi juga berpengaruh dan membawa perubahan pada lingkungan dimana dia belajar. Belajar inovasi merupakan salah satu model pembelajaran kognitif nan dikembangkan oleh Bruner.

Menurut Bruner, bahwa belajar inovasi ialah proses belajar dimana guru harus menciptakan taktik pembelajaran nan problematik, menstimulus siswa dengan pertanyaan-pertanyaan, mencari jawaban sendiri dan melakukan eksperimen. Bentuk lain belajar inovasi ialah guru menyajikan contoh-contoh dan si belajar bekerja dengan contoh tersebut sampai bisa menemukan sendiri interaksi diantara konsep.

Menurut Bruner, strategi belajar mengajar seperti ini bisa meningkatkan penalaran dan kemampuan buat berfikir secara bebas dan melatih kemampuan kognitif siswa dengan cara menemukan dan memecahkan masalah nan ditemui dengan pengtahuan nan telah dimiliki dan menghasilkan pengetahuan nan benar-benar bermakna.

Manfaat belajar inovasi :

  1. Pengetahuan nan tersimpan akan mudah dingat- Berpengaruh dalam menciptakan motivasi belajar- Meningkatkan penalaran dalam belajar dan kemampuan buat berfikir bebas- Transfer bisa ditingkatkan dimana generalisasi telah ditemukan oleh si pembelajar
  1. Bisa mendemonstrasikan pengetahuan nan dimiliki Adapun tahapan-tahapan dalam penerapan belajar inovasi ialah sebagai berikut:

1. Stimulus atau merangsang berfikir si pembelajar

2. Mengidentifikasi masalah

3. Data colletion atau pengumpulan data

4. Data processing : pengolahan data

5. Pembuktian mengadakan inspeksi secara cermat

6. Generalisasi : mengadakan penarikan konklusi



Contoh-contoh Penerapan Teori Pembelajaran

Bruner dalam belajar yaitu :

1. Sajikan contoh dan non contoh dari konsep-konsep nan anda ajarkan.

Contoh :

  1. Misalnya dalam mengajarkan aves contohnya : burung unta, ayam dan bebek
  2. Sedangkan non contoh : sapi, kuda, kelinci

2. Bantu si belajar buat melihat adanya interaksi antara konsep-konsep

  1. Beri pertanyaan kepada si pembelajar sebagai berikut ini “ apakah ada sebutan lain dari kata rumah?”(tempat tinggal)

Dimanfaatkan buat apa rumah? (untuk istirahat, berkumpul keluarga”)

3. Beri satu pertanyaan dan biarkan siswa buat berusaha mencari jawabannya sendiri.Contoh :

  1. Bagaimana terjadinya embun?
  2. Apakah ada interaksi kotamadya dan kabupaten?

4. Ajak dan beri semangat belajar buat memberikan pendapatnya berdasarkan intuisinya.Contoh :

  1. Beri siswa sebuah peta Eropa dan tanyakan dimana letak Negara Inggris, Amerika- Jangan berkomentar atas jawaban siswa, kemudian gunakan pertanyaan nan bisa memandu berfikir buat belajar dan mencari jawaban nan sebenarnya.


Taktik Belajar Mengajar Menurut Ausubel

Pandangan ausubel tentang belajar ini sangat bertentangan dengan pakar psikolog kognitif lainnya yaitu bruner dan Piaget. Menurut Ausubel pada dasarnya orang memperoleh pengetahuan melalui penerimaan. Daripada penemuan. Konsp-konsep, prinsip dan ide-ide nan disajikan pada siswa akan diterima oleh siswa bisa juga konsep ini ditemukan sendiri oleh siswa.

Taktik belajar bermakna menurut Ausubel ialah belajar nan disertai dengan pengertian. Belajar bermakna akan terjadi apabila informasi nan diterima si belajar mempunyai kaitan erta dengan konsep nan sudah ada dan tersimpan dalam struktur kognitif.

Cara belajar seperti ini disebut dengan belajar menghapal. Dalam menerapkan teori ausubel seorang uru dianjurkan buat mengetahui terlebih dahulu kondisi awal siswa tersebut. Hal ini sinkron pandangan bahwa ada satu faktor nan sangat mempengaruhi belajar yaitu pengetahuan nan telah diterima siswa. Penerapan belajar bisa dilakukan dengan menggunakan peta konsep.



Cara Pembelajaran dengan Menggunakan Peta Konsep

1. Pilih suatu bacaan dari buku pelajaran

2. Tentukan konsep-konsep nan relevan

3. Urutkan konsep-konsep dari dari nan paling inklusif ke nan tak inklusif atau contoh-contoh.

4. Susun konsep-konsep tersebut di kertas, mulai dari konsep nan paling inklusifndi puncak dan konsep nan tak inklusif di bawah.

5. Hubungkan konsep-konsep ini dengan kita penghubung sehingga menjadi sebuah peta konsep .



Cara Pembelajaran Melalui System Penerimaan Expository

1. Persiapan, guru menyiapkan materi pelajaran nan akan disajikan.

2. Apersepsi, guru mengajukan pertanyaan atau menguraikan materi buat mengarahkan perhatian si belajar terhadap materi nan disajikan.

3. Penyajian (Presenttion), guru menyajikan materi secara lisan dengan cara meminta siswa buat membaca buku teks diktat atau tulisan di papan tulis.

4. Menyebutkan kembali(recitation), guru meminta siswa menyatakan kembali pokok-pokok materi nan telah disajikan dengan menggunakan kata-kata sendiri.



Taktik Belajar Mengajar Menurut Gagne

Menurut teori Gagne, ada 9 termin pengolahan kognitif nan terjadi dalam taktik belajar mengajar nan kemudian disebut fase-fase belajar. Fase- fase ini sangat krusial sebab selalu ada dalam tindakan belajar. Di bawah ini ialah citra 9 fase peristiwa pembelajaran yaitu :

1. Memberi perhatian

2. Menjelaskan tujuan belajar pada siswa

3. Merangsang ingatan

4. Menyajikan materi perangsang

5. Memberikan bimbingan belajar

6. Menampilkan kemampuan

7. Memberikan umpan balik

8. Menilai kemampuan

9. Meningkatkan retensi dan transfer.

Melalui metode-metode nan telah dijelaskan di atas, kita bisa mengetahui taktik belajar mengajar nan selama ini sudah diterapkan oleh para guru.

Sangat jelas bahwa strategi belajar mengajar seorang guru harus benar-benar memiliki kualitas nan baik.