Perempuan Cantik - Ratu Elizabeth I
Membicarakan perempuan cantik memang tampak tak membosankan. Tidak hanya bagi pria, tapi juga kalangan perempuan. Menyandang predikat perempuan cantik memang tampaknya menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi kaum perempuan. Di mana perempuan itu serasa disukai dan dikagumi oleh banyak orang.
Padahal, banyak nan bilang bahwa ukuran cantik bagi perempuan itu berbeda-beda. Itulah nan membuat perempuan seringkali diibaratkan sebagai alam, sebab memiliki estetika nan berbeda-beda.
Ada nan cantik tapi dapat membuat berdarah, seperti mawar. Ada perempuan nan liar dan tak bisa dikendalikan, seperti ilalang. Ada nan dingin seperti gunung es, tegar seperti gunung nan tinggi, atau hangat laiknya mentari. Hal itu kemudian membuat para perempuan cantik ini menjadi inspirasi sastra, baik puisi, gambar, atau cerita.
Berbicara tentang perempuan cantik, mengingatkan kita pada kisah menarik berbagai perempuan cantik pada zaman Dinasti Turdor di Inggris. Tepatnya, ketika zaman pemerintahan Raja Henry VIII dari Inggris. Berdasarkan sejarah Inggris, Raja Henry VIII ini telah menikah sebanyak 6 kali. Di mana setiap istrinya memiliki karakter nan sangat unik.
Sebut saja Catherine of Aragon nan dijuluki Sang Pengkhianat ( the Betrayed Wife ). Kkemudian Anne Boleyn dengan julukan Sang Penggoda ( the Temptress ). Jane Seymour memiliki julukan Wanita Baik ( the Good Woman ). Anna the Cleves Si Buruk ( the Ugly Sister ). Katherine Howard Si Dursila ( the Bad Girl ). Dan nan terakhir, Catherine Parr dengan julukan Sosok Keibuan ( the Mother Figure ).
Di sini kita tak akan membicarakan semua kisah para istri Raja Henry tersebut. Akan tetapi akan membahas para perempuan cantik nan tak hanya secara fisik, tapi mereka mampu menjadi perempuan nan berpengaruh terhadap pemerintahan Inggris saat itu. Di mana hal itu terjadi juga sebab sifat-sifat tamak wanita dari Raja Henry VIII ini.
Perempuan Cantik - Ratu Anne Boleyn
Seperti nan sudah dipaparkan sekilas di atas, perempuan cantik nan satu ini ialah istri kedua dari Raja Henry VIII. Dapat dikatakan selama sejarah pernikahannya, Anne ialah istri nan paling dicintai dan membuatnya sangat tergila-gila.
Perempuan cantik ini merupakan keponakan dari Duke of Norfolk nan bernama Thomas Howard. Pada awalnya, Raja Henry VIII telah memiliki seorang permaisuri bernama Catherine of Aragon, janda dari sang kakak. Sayangnya, Catherin tak bisa memberikan seorang anak laki-laki nan diidamkan oleh Raja Henry VIII. Sehingga sang Raja mencari wanita lain buat memberikan keturunan.
Untuk meningkatkan kedudukan, keluarga mereka kemudian mengajukan Anne Boleyn buat menjadi selir Raja. Sayangnya, sang Raja kemudian lebih menyukai kakaknya, Mary nan lebih pendiam dan penurut. Sedangkan si Anne Boleyn ini di'buang' ke Perancis oleh keluarganya. Thomas Boleyn, ayah mereka langsung punya gelar Earl dan si Duke of Norfolk itu gelarnya jadi Viscount.
Anne Boleyn nan berambisi buat menjadi orang nan berpengaruh di Inggris, dengan segala cara berusaha buat memikat Henry VIII. Kemudian, dengan kecantikannya berusaha buat memilkat Raja Henry hingga menceraikan Catherine of Aragon.
Perceraian Raja Henry dan Catherine of Aragon ini bahkan sangat ditentang oleh gereja dengan ajaran Katolik Roma. Henry kemudian menyatakan bahwa pernikahannya dengan Catherine of Aragon tak sah. Akhirnya, Catherine of Aragon dibuang dari istana dan dipisahkan dari anaknya. Hingga akhir hayatnya Catherine of Aragon tinggal di sebuah menara.
Hal ini membuat Ke-Kristen-an di Inggris menjadi terpecah hingga saat ini. Selain itu, pemicu perpecahan lainnya ialah ketika pada tahun 1545, Raja Henry VIII membolehkan adanya kembang uang meskipun tetap mengharamkan riba. Di mana, syaratnya kembang uang ini tak boleh berlipat ganda, yaitu tak lebih dari delapan persen.
Ketika mengandung, Anne Boleyn telah diangkat menjadi Queen Consort of England . Sayangnya, nan lahir ialah seorang anak perempuan nan dinamakan sebagai Elizabeth I. Anne kemudian hamil lagi dua kali, tapi keduanya keguguran.
Raja Henry VIII nan berambisi memiliki keturunan laki-laki sebagai penerusnya, akhirnya terpikat pada Jane Saymour. Di sinilah terjadi intrik hingga akhirnya Anne Boleyn dikatakan telah berkhianat dan melakukan inses (hubungan seksual antara 2 orang nan bersaudara dekat) dengan George Boleyn, adik kandungnya. Hingga pada akhirnya ia dihukum penggal, dan sang Raja memiliki permaisuri nan baru.
Perempuan Cantik - Ratu Bloody Marry
Perempuan cantik nan satu ini ialah putri Raja Henry VIII dengan Catherine of Aragon. Hayati Marry sejak kecil sangatlah keras, terutama sejak ibunya dicampakkan dan meninggal. Kemudian, Ayahnya selalu jatuh ke dalam pelukan berbagai wanita. Ia pun menjadi putri nan terbuang.
Hal itulah nan kemudian membentukanya menjadi wanita nan keras, pintar, dan penuh ambisi. Ratu Inggris nan merupakan seorang Katolik fanatik ini terkenal dengan kekejamannya. Di mana Para penganut ajaran Protestan nan masuk ke Inggris ketika pemerintahan ayahnya dihukum mati.
Itulah sebabnya ia disebut sebagai Bloody Mary. Untuk memperluas wilayah kekuasaannya, Ratu Marry I menikahi Raja Spanyol Philip II. Dan menggelari suaminya sebagai Raja Inggris. Sayangnya, Perempuan cantik ini tak memiliki anak dan meninggal dalam usia 42 tahun. Pada akhirnya, tahtanya pun diberikan kepada adiknya, Elizabeth I.
Perempuan Cantik - Ratu Elizabeth I
Seperti halnya Anne Boleyn, Elizabeth I tumbuh menjadi perempuan nan sangat cantik dan juga cerdas. Kejadian nan dialami oleh sang ibu membuatnya belajar banyak mengenai kehidupan, termasuk pernikahan. Hal itulah yamg membuat dirinya tak menikah dan menjadi Virgin Queen .
Setelah sang ibu -Anne- dipenggal kepalanya, beberapa bulan Elizabeth nan baru berumur 3 tahun dinyatakan sebagai anak haram. Ini sebab kaum Katolik Inggris menganggap bahwa perceraian Henry dengan Catherine tak sah. Usia Elizabeth mencapai 13 tahun ketika Henry VIII wafat. Dan sebelas tahun setelah itu tak ada pemimpin nan cakap dalam memimpin Inggris, bahkan Ratu Marry I membuat rakyat Inggris berada dalam situasi mencekam.
Elizabeth dinobatkan menjadi ratu Inggris pada usia dua puluh lima tahun, setelah Ratu Marry wafat. Menurut sejarah, Perempuan cantik ini dianggap sebagai pemimpin nan paling terkemuka, bahkan melebihi ayahnya. Dalam waktu empat puluh lima tahun pemerintahannya, dianggap sebagai zaman keemasan Inggris. Di mana berbagai sektor seperti ekonomi dan kesusastraan menjadi sangat maju. Bahkan, Armada bahari Inggris menjadi armada bahari nomor 1 di atas samudera.
Perempuan cantik ini digambarkan sangat cerdas dan merupakan politikus nan cakap. Ia tak hanya tegas, tapi juga memiliki pandangan luas, serta sangat berhati-hati dan konservatif.
Sebenarnya, Elizabeth sangat membenci peperang dan pertumpahan darah jika tak terpaksa. Kecenderungan model pemerintahannya dengan sang ayah ialah dalam menjalankan pemerintahan, ia selalu bekerja sama dengan parlemen dan bukan melawannya. Selain itu, dia juga nan menyatukan kehidupan rakyat pemeluk agama Protestan dan Katolik agar bisa hayati damai dan berdampingan di Inggris.
Mungkin banyak orang nan berpikir mengapa perempuan cantik ini tak pernah menikah, padahal banyak sekali raja nan melamarnya? Apakah sebab kehidupan ayahnya terdahulu? Namun, dia ialah perempuan nan getol berteman dengan pria. Hal itu dikarenakan sikapnya nan terlalu berhati-hati. Elizabeth tak memnginginkan pernikahan politik dan kehidupan rumah tangga nan penuh dengan intrik.
Kisah mengenai para perempuan cantik di atas seolah menjadi cerminan bahwa perempuan cantik tidaklah hanya harus menjadi sebuah objek pria nan kemudian dikejar sebab kecantikannya, dan dicampakan ketika sudah tak dibutuhkan. Dibutuhkan kecerdasan dan keberanian buat mengendalikan kehidupan. Di mana seorang wanita juga bisa mengendalikan kehidupan banyak orang dengan kecerdikannya.