Akibat dari Aktivitas Manusia nan Tak Bertanggungjawab Sebagai Penyebab Perubahan Iklim Global

Akibat dari Aktivitas Manusia nan Tak Bertanggungjawab Sebagai Penyebab Perubahan Iklim Global

Perubahan iklim dunia niscaya terjadi mengingat sifat iklim sendiri nan bergerak maju dan selalu mengikuti perubahan siklus alaminya. Siklus alami tersebut dapat dilihat dari segi botani. Seperti cara Vladimir Peter Koppen dalam menentukan jenis iklim di suatu wilayah, lihatlah dari perubahan fisik tumbuhan, endapan lautan, distribusi tanah dan inti lapisan es. Dewasa ini, perubahan iklim dunia cenderung bersifat kontinu mengingat semakin meningkatnya suhu bumi secara menyeluruh. Penyebab perubahan iklim dunia seharusnya dibiarkan terjadi secara alami. Namun, campur tangan manusia terhadap alam semesta telah mempercepat perubahan tersebut secara signifikan.



Manusia –Penyebab Perubahan Iklim Global

Manusia ialah mahluk satu-satunya nan harus disalahkan sebagai penyebab perubahan iklim global. Kegiatan dan aktivitas manusia sehari-hari telah membuat perubahan iklim secara dunia semakin cepat. Penggunaan minyak bumi nan begitu masif, ketidaksadaran manusia dalam mengolah alam, penebangan pohon tanpa menanam kembali, di antara beberapa hal nan telah menjadi penyebab perubahan iklim global.

Bumi ini hanya satu dan tak ada bumi lainnya nan dapat didiami oleh manusia nan telah berjumlah kurang lebih 7 miliar ini. Mau ke mana semua manusia nan bejibun itu kalau bumi telah kalaf dan tidak mau lagi menahan derita atas perbuatan manusia nan penuh dengan keserakahan. Sebenarnya, bumi ini cukup buat bermiliar-miliar manusia lagi. Tetapi dengan satu syarat bahwa setiap manusia harus merasa cukup dan menerima seadanya tanpa bermimpi atau berniat memiliki lebih dari apa nan dapat ia makan atau nan dapat ia minum.

Makan seadanya saja tanpa harus membeli makanan mahal seperti kaviar nan harus diambil dari dasar lautan nan dalam dengan peralatan nan tentunya akan meninggalkan jejak polusi. Minum seadanya saja tanpa harus membuat minuman dengan harga jutaan nan dihias emas nan dapat dimakan. Hal ini tentunya akan membuat manusia lain berusaha memenuhi permintaan manusia nan mau makan emas. Padahal menambang emas itu susah dan membutuhkan energi nan tak sedikit. Energi itu akan menimbulkan polusi. Polusi inilah nan menjadi penyebab perubahan iklim global.

Tidur pun cukup di kasur nan biasa saja. Yang krusial ialah hati nan tenang. Ketika hati dan perasaan tenang, maka tidur di mana pun akan terasa nyenyak. Sebaliknya ketika hati tak tenang dan perasaan gelisah sebab sesuatu nan membuat galau, mau tidur di kasur paling empuk pun, tak akan dapat tertidur sebab otak tidak mampu terkendali dengan baik.

Kalau harus tidur di kasur seharga ratusan juta dengan rona dan bentuk nan begitu indah, tentunya membutuhkan kayu kelas satu dan material nan mahal lainnya. Sedangkan buat mendapatkan kayu kelas satu itu, pembuat kasur harus mencari kayu nan bagus di hutan. Kayu nan bagus itu tentunya sudah sangat jarang. Itu artinya sine qua non satu pohon tua nan kuat nan harus ditebang, Kalau loka pembuatan kasur itu jauh dari loka pengambilan kayu, itu artinya sine qua non jasa pengangkutan dan jasa mengangkutan ini membutuhkan energi nan besar nan tentunya akan membuang polusi ke alam. Polusi udara nan meningkat niscaya akan membuat lapisan ozon semakin tipis dan akhirnya menjadi bolong. Hal inilah nan menjadi penyebab perubahan iklim global .



Kebutuhan Manusia Sebagai Penyebab Perubahan Iklim Global

Lihatlah apa nan dibutuhkan oleh manusia saat ini. Mereka ingin penggunaan listrik tanpa batas sehingga semua kegiatan dapat dilakukan dengan menggunakan listrik. Menanak nasi, merebus air, membuat kopi dan teh, membuat kue, semuanya ingin menggunakan peralatan nan terhubung secara langsung ke listrik. Alasannya sepele. Kalau semua menggunakan listrik, rumah akan lebih higienis dan tak ada asap serta baju tak menjadi bau dapur.

Para tukang masak, baik laki-laki maupun perempuan dapat memasak kapan pun dan di mana pun asalkan ada sambungan listrik. Satu lagi, mereka ingin listrik itu murah. Lalu, buat menjawab kebutuhan manusia itu, manusia nan pakar dibidang kelistrikan menggunakan tenaga nuklir sebagai pembangkit listrik. Saat semua kondusif dan terkendali, reaktor nuklir buat pembangkit listrik ini dianggap sebagai solusi terbaik bagi kebutuhan listrik manusia.

Tetapi ketika ada gempa dan reaktor nuklir mengalami kebocoran, masalah baru timbul. Banyak makanan manusia nan terkontaminasi. Semua makanan nan telah diolah dengan menggunakan energi nan sedikit itu harus dimusnahkan. Pemusnahannya sendiri membutuhkan teknik spesifik agar tidak mencemari lingkungan dan menambah masalag baru bagi manusia. Semua aktivitas itu ternyata menjadi penyebab perubahan iklim global.

Selain itu, manusia menginginkan peralatan komputer dan elektronik lainnya nan semakin canggih. Bagaimana dengan peralatan elektronik nan telah usang dan tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan manusia. Bagi nan tak tahu apa-apa, peralatan nan sudah rusak akan langsung dibuang. Bagi nan tahu dan mempunyai teknologi daur ulang, maka peralatan elektronik itu akan didaur ulang dan bahkan dapat dijadikan peralatan baru nan lebih baik. Bila saja peralatan itu langsung dibuang, maka akan terjadi pencemaran tanah. Pencemaran ini menjadi salah satu penyebab perubahan iklim global.



Akibat dari Aktivitas Manusia nan Tak Bertanggungjawab Sebagai Penyebab Perubahan Iklim Global

Sekarang manusia mulai merasakan dampak dari aktivitasnya nan tak bertanggung jawab. Mereka sadar bahwa mereka telah menjadi penyebab perubahan iklim global. Apa saj ayang telah dirasakan oleh manusia sebagai dampak dari perubahan iklim global?

Pemanasan Dunia

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sebuah wadah diskusi Internasional nan spesifik menyoroti tentang perubahan iklim dunia, pada 2007 lalu telah menyatakan secara eksplisit apa nan terjadi muka bumi ini.

Di antaranya isu pemanasan dunia nan telah dan sedang terjadi saat ini, temperatur bumi nan makin meningkat sebagai akibat dari tangan-tangan manusia, dilihat dari gejala nan sedang terjadi sekarang seperti suhu nan ekstrem, gelombang panas bumi, dan hujan lebat nan turun tak sinkron dengan siklusnya dalam frekuensi nan terus meningkat. Bisa dipastikan, hal-hal tersebut akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya.

Pada 2009 akhir, kondisi kaki Gunung Mount Everest terlihat cukup memprihatinkan. Es dan salju nan membentuk gletser pada puncak Mount Everest telah mencair hingga membentuk danau es. Kejadian ini mencemaskan para penduduk Nepal nan ada di sekitar kaki gunung.

Untuk membicarakan hal tersebut kepala pemerintah Nepal bersama para perdana menterinya berdiskusi dengan cara berkumpul di kaki Gunung Everest. Tindakan ini merupakan inisiatif pemerintah terhadap perubahan iklim nan ternyata bukan hanya mempengaruhi kondisi geografis Nepal, namun juga kondisi bumi secara keseluruhan.

Hasil pembahasan ini dibawa ke Konferensi Taraf Tinggi (KTT) PBB di Kopenhagen, Denmark dalam upaya mengantisipasi penyebab perubahan iklim global.

Dalam konferensi itu disepakati beberapa hal buat menghentikan beberapa penyebab perubahan iklim global. Di antaranya pengakuan mendesak bahwa suhu bumi tak boleh naik 2 derajat Celcius, donasi finansial buat negara berkembang dalam bentuk dana iklim senilai 100 miliar dolar mulai tahun 2020, dan supervisi terhadap janji mengurangi emisi CO 2 namun prosentase kadar emisinya tak ditentukan sampai batas tertentu.

Untuk dapat melakukan semua ide tersebut dibutuhkan kerja keras seluruh pihak baik pemerintah maupun warga masyarakat tanpa terkecuali sebagai penduduk bumi. Memulai sesuatu memang tak mudah, tapi dengan tekad nan kuat dan konsep nan tepat dan terarah, geothermal bisa diturunkan hingga batas normal.

Efek Rumah Kaca

Perlu diketahui bahwa faktor primer penyebab perubahan iklim dunia ialah adanya imbas rumah kaca nan banyak digunakan buat kegiatan industri nan dimulai sejak Revolusi Industri sejak abad 19. Huma hijau banyak nan diratakan dengan tanah buat dijadikan kawasan industri dengan dibangunnya bangunan-bangunan buat kegiatan produksi dan pemukiman penduduk.

Hal ini membuat penduduk global di berbagai belahan bumi berbondong-bondong melakukan migrasi dari desa ke kota buat ambil bagian dalam kegiatan industri tersebut. Radiasi sinar matahari leluasa dipancarkan ke bumi dan terperangkap dalam rumah-rumah kaca. Hal ini menyebabkan peningkatan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer bumi.

Atmosfer pun mengalami peningkatan suhu. Penggunaan aerosol dan emisi gas nuangan nan tak sinkron semakin menambah jumlah emisi nan terperangkap dalam rumah kaca.

Manusia nan telah merasakan ketidaknyamanan dari perubahan iklim itu seharusnya sadar dan menghentikan atau paling tak menghambat faktor penyebab perubahan iklim global.