Perbedaan Jam Dunia

Perbedaan Jam Dunia

Pernahkah Anda berkomunikasi dengan teman atau kerabat nan berada nun jauh di sana, di negera nan berbeda zona waktu dengan Anda? Jika Anda di Indonesia dan teman atau kerabat Anda tersebut berada di Benua Eropa, di antara Anda dan teman tersebut akan berbeda sekitar 5-6 jam, dengan zona waktu Indonesia lebih dahulu. Hal ini terjadi sebab disparitas waktu pada jam global di antara Anda.

Negara-negara di bagian timur global akan berganti hari lebih dahulu daripada di bagian barat. Penyebabnya, sebab global atau planet Bumi kita berputar dari barat ke timur sehingga perputaran siang dan malam akan mengakibatkan disparitas zona waktu atau jam dunia juga di seluruh bagian Bumi ini.

Greenwich Mean Time (GMT) ialah patokan jam dunia, yaitu daerah nan ditetapkan (kota Greenwich di Inggris) sebagai patokan buat penentuan waktu atau jam di seluruh bagian global ini. Jadi, secara sederhana, jika di GMT ditetapkan waktu pukul 00.00, waktu di seluruh global akan mengacu pada penentuan tersebut.

Di wilayah bagian Asia Tenggara, pada umumnya ditetapkan penentuan waktu GMT+8 sehingga jika di kota Greenwich menunjukkan waktu pukul 00.00, sebagian besar kota di Asia Tenggara akan menunjukkan waktu pukul 08.00 lebih dahulu. Artinya, sebagian besar kota-kota itu menunjukkan pukul 8 pagi.

Di Indonesia sendiri, sebagian besar wilayah nan berada di bagian barat ditentukan memiliki disparitas waktu sebesar GMT+7. Kemudian bergerak ke tengah hingga ke timur, waktu sebagian besar wilayah di daerah tersebut berturut-turut memiliki disparitas waktu GMT+8 dan GMT+9 dengan jam global di kota Greenwich.

Berikut ini beberapa disparitas waktu antara Indonesia dengan negara-negara lain di global berdasarkan GMT.

  1. Perbedaan waktu dengan sebagian besar negara-negara di Benua Eropa ialah 5-6 jam.
  2. Perbedaan waktu dengan sebagian besar negara-negara di Benua Amerika ialah 12-13 jam.
  3. Perbedaan waktu dengan sebagian besar negara-negara di Benua Afrika ialah 5-6 jam.
  4. Perbedaan waktu dengan negara di Benua Australia dan Asia lainnya ialah 3 jam.


Penyebab Disparitas Jam Dunia

Terjadinya disparitas jam global diakibatkan sebab bentuk planet Bumi nan bulat sehingga menimbulkan disparitas letak astronomis nan juga bhineka buat setiap wilayah. Letak astronomis tersebut meliputi letak garis lintang dan garis bujur setiap wilayah tersebut.

Untuk garis lintang sendiri, disparitas setiap satu derajat garis lintang akan menimbulkan disparitas waktu sebesar 15 menit. Dengan demikian, para pakar selanjutnya bersepakat buat menentukan patokan waktu baku global di kota Greenwich tadi sehingga dikenal dengan GMT.

Perbedaan jam global ini berpengaruh besar terhadap masyarakat global tentunya. Secara global, kegiatan masyarakat bergantung pada disparitas waktu ini, seperti dalam global trasportasi antarnegara, misalnya. Penerbangan-penerbangan pesawat antarnegara tentunya akan menentukan ketepatan waktu embarkasi dan ketibaan mereka di negara tujuan berdasarkan penentuan waktu jam global tersebut.

Semakin profesional pelayanan suatu maskapai penerbangan, di antaranya bisa ditentukan berdasarkan ketepatan waktu tersebut. Contoh, penggunaan jam global buat penentuan kalender secara global, nan kemudian disesuaikan dengan keperluan almanak di setiap wilayah sebab akan bhineka penentuan hari-hari libur nasionalnya.



Sejarah Penentuan Waktu

Sejak dulu, bangsa-bangsa pioner nan ada di muka Bumi ini telah menggunakan penunjuk waktu buat menentukan jam nan juga mereka perlukan saat itu. Misalnya, buat menentukan pelayaran, waktu panen, atau menentukan waktu nan tepat buat bercocok tanam.

Bangsa-bangsa pioner telah pula menggunakan alat penunjuk waktu, meskipun saat itu sifatnya masih berupa penunjuk waktu nan tak mengacu pada jam dunia dan hanya bersifat lokal saja. Hal itu terjadi sebab masih adanya keterbatasan komunikasi antarbangsa sehingga mereka saat itu masih belum membutuhkan penunjuk waktu secara global. Selain itu, alasan saat itu mereka masih menggunakan penunjuk waktu nan mengandalkan cahaya matahari ataupun energi dari cahaya matahari, berupa jam matahari atau jam pasir.

Jam matahari mengandalkan imbas bayangan nan diperoleh dari cahaya matahari nan bhineka sejak terbit hingga terbenamnya. Sedangkan, jam pasir mengandalkan imbas pemuaian gelas atau kaca dampak dari adanya energi panas dari cahaya matahari tersebut. Keduanya sama sekali tak akan menjadi acum sebagai jam dunia.

Seiring dengan berkembangnya peradaban manusia, kebutuhan manusia akan ketepatan waktu semakin berkembang pula sehingga akhirnya mendorong ditemukannya teknologi nan mendukung hal tersebut.

Selanjutnya, hingga zaman semakin modern dan seluruh manusia sudah tersebar di penjuru muka Bumi ini, membuat disparitas jam global menjadi hal nan lumrah dihadapi oleh mereka. Akan tetapi, tidak ada halangan buat disparitas tersebut, malah memperkaya dan memperluas jangkauan teknologi dan peradaban manusia itu sendiri. Dengan demikian, salah satu akibat positifnya, banyak di antara penduduk global nan tersebar tadi tetap saling terhubung satu sama lain.



Perbedaan Jam Dunia

Indonesia nan berada dalam regional Asia Tenggara pada umumnya berbeda waktu selama GMT+8 dengan negara-negara lain. Salah satu dampak sederhananya, sebagai masyarakat nan mayoritas penggemar sepak bola, tayangan sepak bola nan diselenggarakan di negara-negara Eropa akan disaksikan sebagian besar masyarakat Indonesia menjelang dini hari. Tentunya, jika tayangan tersebut diselenggarakan saat sore atau menjelang malam hari di negara asalnya. Banyak penggemar sepak bola Indonesia nan bertahan hingga dini hari hanya buat menyaksikan tim favoritnya berlaga.

Beberapa waktu lalu, pernah dicetuskan bahwa Indonesia tak akan menggunakan tiga pembeda zona waktu: barat, tengah, dan timur. Kelak, negara kita hanya akan mengenal satu zona waktu saja nan membedakannya dengan jam dunia, yaitu GMT+8.

Penerapan perubahan zona waktu ini mungkin tidak akan sesederhana ajuan wacananya sebab penunjuk waktu terkait dengan banyak hal nan akan terganggu kelancarannya jika tiba-tiba berubah. Contohnya, dalam global transportasi.

Telekomunikasi memegang peranan krusial adanya disparitas jam global ini. Berbagai wahana telekomunikasi telah sukses menunjang berlangsungnya komunikasi tidak henti di antara manusia nan terpisah di muka Bumi ini.

Perkembangan global teknologi informasi pun semakin memperkuat jangkauan telekomunikasi hingga ke penjuru Bumi. Di antaranya, perkembangan global Internet nan menjadikannya semakin mudah dan murah buat dikonsumsi oleh siapa pun. Dengan demikian, tidak ada lagi halangan dampak disparitas jam global tadi sebab dengan mudah, banyak orang beradaptasi buat tetap terhubung dengan siapa pun meskipun berbeda benua sebagai loka berpijak.

Di beberapa negara di belahan Benua Eropa dan Amerika nan memiliki empat musim dalam setahun, disparitas waktu jam global juga akan terkait dengan musim nan dialami pada saat tertentu. Saat musim panas biasanya waktu siang hari akan terasa lebih panjang daripada pada musim lainnya. Sebaliknya, pada musim dingin, siang hari terasa lebih pendek daripada musim lainnya.

Perbedaan panjang pendeknya hari pada empat musim tersebut berdampak pada kinerja masyarakat sehingga pada musim panas dan musim dingin biasanya terdapat hari-hari libur nan cukup panjang. Dengan demikian, banyak orang tidak akan mengalami jam kerja ataupun jam belajar di sekolah nan terlalu lama atau terlalu singkat.

Jam dunia memang membuat umat manusia memiliki disparitas zona waktu. Akan tetapi, disparitas itu akhirnya malah mendorong perkembangan peradaban umat manusia itu sendiri sehingga membuatnya malah semakin aktif, reaktif, dan proaktif. Tak ada kata menyerah buat hanya sebuah perbedaan. Yang ada, disparitas itu membuat umat manusia semakin bergerak maju dan kreatif sehingga membuat global semakin menjadi loka berpijak nan nyaman dan latif buat didiami.