Tiga Macam Kepribadian Manusia
Perkembangan alam pikiran manusia merupakan objek penelitian nan penting. Pikiran inilah nan membedakan manusia dengan hewan. Pikiran inilah nan membentuk kepribadian manusia. Pikiran inilah nan dominan mempengaruhi manusia. Jika pikiran manusia rusak, maka hidupnya pun akan rusak.
Dalam kajian Psikologi, penelitian mengenai pikiran mulai dibahas secara mendalam oleh Sigmund Freud. Sigmund Freud mengumpamakan manusia seperti gunung es. Di mana manusia nan terlihat hanyalah sebagian kecil kepribadiannya. Namun, kepribadian manusia nan paling besar dapat dilihat jika kita menelusur manusia secara mendalam. Sebagian besar diri manusia itu ada di alam pikirannya.
Sigmund Freud ialah seorang ahli Psikologi nan mendirikan genre psikoanalisis. Freud lahir di Austria, 6 Mei 1856 dan meninggal di Inggris pada 23 September 1939. Psikoanalisis merupakan salah satu genre dalam global Psikologi nan menjadi metode buat perawatan medis bagi orang-orang nan menderita gangguan syaraf dan defleksi mental.
Pemahaman merupakan pencerahan dan tak sadar buat memahami konduite masalah kepribadian. Oleh sebab itu, sebagian kecil pikiran manusia sangat kecil dalam kesadarannya. Ada sebagian orang nan mempunyai ketahanan kecemasan nan sangat tinggi.
Untuk menghilangkan kecemasan itu harus dengan tindakan nan tegas buat mempertahankan mekanismenya. Karena apabila ketahanan itu tak dapat ditangani maka tekanan kecemasan itu akan menjadikan ego nan berlebihan.
Manusia juga mempunyai ketakutan dalam bahaya di dunia, mempunyai naluri dalam menghadapi kecemasan. Kecemasan manusia itu dapat berubah menjadi amarah sehingga membuat manusia berbuat negatif dalam pikirannya.
Perkembangan alam pikir manusia digambarkan dengan proses psikososial dan psikoseksual dalam termin perkembangan menjadi dewasa. Perkembangan ini sangat krusial buat kepribadian nan menetap. Kepribadian tersebut muncul sejak kecil.
Tiga Alam Pikiran Manusia
Seperti nan telah ditulis di atas bahwa Freud beranggapan kalau pengamatan mental manusia itu seperti sebuah gunung es nan terapung di samudera. Di mana nan nampak hanya sebagian kecilnya saja, sedangkan 90 persennya ada di dalam lautan.
Bagian di dalam lautan itu merupakan pikiran manusia nan merupakan bagian ketidaksadaran mental berupa pikiran kompleks, perasaan dan keinginan-keinginan bawah sadar.
Freud membagi proses pikiran manusia ke dalam tiga alam pikiran, yaitu pikiran sadar ( conscious ), pikiran prasadar ( preconscious ), dan pikiran tidak sadar ( unconscious ). Kondisi pikiran manusia selalu berada pada ketiga kondisi tersebut secara bergantian. Dari ketiga kondisi pikiran itu, kemudian Freud mengenalkan istilah adanya alam bawah sadar ( subconsciuous ) dalam pikiran manusia.
Alam bawah sadar inilah, menurut Freud, nan mengendalikan sebagain besar konduite manusia. Semua memori nan masuk ke alam bawah sadar nan akan membentuk kepribadian manusia. Pada bagain alam sadar inilah nan menjadi loka tersimpannya database diri manusia. Karena itu, buat mengetahui apa nan menjadi sumber masalah kejiwaan dalam diri manusia, maka harus dapat ditelusuri ke dalam alam bawah sadarnya.
Misalnya, ketika ada orang nan menderita phobia. Tidak ada nan tahu apa penyebab orang tersebut menderita phobia. Maka jalan satu-satunya ialah dengan mencari database penyebab phobianya melalui alam bawah sadar. Kemudian, Sigmund Freud sering menggunakan metode hipnotis buat dapat memasuki alam bawah sadar manusia.
Tiga Macam Kepribadian Manusia
Pikiran-pikiran manusia itu, menurut Freud, dipengaruhi oleh tiga jenis sistem kepribadian atau kondisi jiwa nan dalam diri manusia. Tiga jenis sistem kepribadian terdiri dari ID, ego, dan superego. ID, ego, dan superego ini saling berkaitan dan berinteraki mempengaruhi pikiran manusia sehingga membentuk totalitas dan tingkah laku manusia.
ID merupakan sistem kepribadian nan orisinil dan paling dasar nan ada dalam diri manusia. Di dalam ID terdapat insting bawaan kepribadian manusia. Id mendorong manusia buat melakukan apapun nan bisa memuaskan kesenangan dirinya, terutama kesenangan nan bersifat seksual. Kondisi ID tak mempedulikan etika, aturan, maupun akhlak. Manusia ingin bebas dan berbuat semaunya.
Kondisi ID biasanya mendominasi pada saat pikiran manusia belum berkembang. Hal ini dapat dilihat pada kondisi masyarakat primitif dan pada saat manusia masih anak-anak. Setelah pikiran manusia berkembang, yaitu setelah pikirannya banyak menyimpan data-data dari pengalaman hidupnya. Maka pada saat itu manusia mulai berpikir tentang baik dan buruknya suatu perbuatan. Di sinilah sistem kepribadian nan bernama ego mulai memainkan perannya.
Ego inilah nan mengendalikan ID. Dalam proses perjalanan hidupnya manusia akan mengalami suatu pengalaman kalau apa nan dilakukannya kadang berakibat buruk. Akibat-akibat jelek maupun dampak baik itu tersimpan menjadi data di alam pikiran nan akhirnya menghidupkan sistem ego dalam diri manusia.
Meskipun ego telah berfungsi buat mengendalikan ID, tapi terkadang ego tersebut masih bertentangan dengan etika dan anggaran nan ada di dalam kehidupan. Etika ataupun aturan-aturan itu diciptakan oleh manusia lainnya buat mengendalikan tingkah laku manusia.
Kemudian, pikiran manusia pun kembali mendapatkan data dari aturan-aturan nan telah dianut orang lain. Yang akhirnya membentuk kepribadian manusia. Inilah nan disebut dengan sistem kepribadian super ego dalam diri manusia.
Rasa ingin tahu manusia dalam berfikir sangatlah peka, sebab manusia selalu ingin bertanya. Manusia mempunyai pengetahuan sehingga manusia mempunyai pemikiran nan lebih baru.
Ada beberapa macam perkembangan alam pikir manusia seperti seperti perkembangan berfikir sejak dilahirkan dan alam pikir pada zaman dulu hingga sekarang. Dengan perkembnagan rasa ingin tahu manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan alam pikir nonfisiknya.Perubahan fisik pada manusia terjadi di saat masa puber nan berarti tanda kedewasaan dengan tumbuhnya rambut di daerah eksklusif dan fungsi organ-organ tubuh nan lainnya.
Perkembangan alam pikir manusia sangat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan di masa saat kecil oleh orangtua dan lingkungan nan membuat manusia tersebut menjadi tumbuh dewasa. Perkembangan alam pikir manusia berkembang sangat cepat dari apa nan diajarkan selama masih kecilnya. Perkembangan itu dibingbing oleh orangtua dan lingkungan nan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan cara berfikirnya.
Dengan berkembangnya alam pikir manusia makin berkembangnya pengetahuan dan bisa menjawab pertanyaan dengan ilmu-ilmu nan didapatkannya. Pelan-pelan manusia berfikir secara rasional dalam menemukan pengetahuannya dengan deduktif dan induktif.
Deduktif ialah pola pikir manusia nan bertolak belakang sedangkan induktif ilmu nan didapatkan secara pengetahuan dan pengamatan dengan perubahan-perubahan alam. Inovasi ini disebut ilmupengetahuan alam.
Manusia berubah dari sebuah sel nan kecil dan menjadi manusia nan sempurna. Sel tersebut berasala dari sperma nan menjadikan sel telur dan akan menjadi sel kromosom nan menjadi laki-laki.
Setiap orang memiliki pemikiran atau kepribadian inilah salah satu individu buat berinteraksi dengan lingkungannya. Kepribadian mempunyai karakteristik khas nan berbeda antara indivdu-individu nan lainnya.Manusia juga dapat mengatur atau juga menunjuk perintah orang dan akibatnya orang tersebut membuat banyak orang koleris dan tidak punya teman.
Perkembangan alam pikir manusia tak mau mengalah dengan individu lainnya seperti pada tangtangan dan petualangan, maka orang nan koleris bahagia dengan tangtangan nan diobsesikannya. Kepribadian mempunyai perluasan bagi kehidupan sosial baik secara internal ataupuneksternal.
Orang nan bertipe korelis ini biasanya mempunyai tekad dan semangat dan aktif orang seperti ini biasanya berdikari dan selalu berfikir praktis. dan orang korelis ini mempunyai prinsip sendiri dan tak menghargai pendapat orang lain.
Manusia memiliki kepribadian nan bhineka dan kepribadian mempunyai arti "persona" dalam definisi kepribadian bisa diartikan sebagai konduite nan dapat dilihat saja. Maka dari itu perkembangan alam pikir manusia menjadikan suatu ilmu nan di pelajarinya.
Setiap manusia mempunyai kelemahan dalam kepribadiannya, tetapi setiap kelemahan dapat menjadi kekuatan dengan cara mendekatkan diri kepada pencipta-Nya. Dengan perkembangan alam pikir manusia ini, maka setiap manusia dapat mendapatkan ilmu-ilmu pengetahuannya nan dipelajarinya sejak kecil hingga dewasa.