Kuantitatif dalam Kualitatif

Kuantitatif dalam Kualitatif

Masih belum adanya format sistematis pada metode penelitian kualitatif membuat sebagian peneliti dalam posisi sulit. Untuk itu, kita perlu menyamakan perspektif terlebih dahulu tentang pengertian metode penelitian kualitatif.



Pengertian Metode Penelitian

Metode penelitian ilmiah ialah mekanisme nan akan dipakai dalam melakukan sebuah penelitian. Metodologi penelitian mengenai bagaimana secara berurutan sebuah penelitian dikerjakan, baik pemilihan tentang alat apa nan dipergunakan dalam penelitian dan dengan mekanisme apa dan bagaimana sebuah penelitian dilaksanakan.

Metode penelitian ini wajib ditentukan terlebih dahulu sebelum melangkah buat melakukan penelitian. Karena metodologi inilah nan akan memandu peneliti atau ilmuwan dalam melakukan pekerjaaan penelitian mulai dari awal sampai selesainya sebuah penelitian, sehingga penelitian nan dilakukan masuk dalam kategori penelitian nan ilmiah.

Bila penelitian mengabaikan metode penelitian, itu sama artinya bahwa penelitian tersebut tanpa adanya prosedur-prosedur ilmiah dan verifikasi ilmiah nan dapat dipertanggungjawabkan. Atau mungkin tujuan penelitian itu hanya dilatarbelakangi faktor kepentingan pribadi atau golongan saja.



Kualitatif Sebagai Paradigma

Kualitatif berperan sebagai kerangka berpikir atau metode dan sifat data. Menurut Servaes (1993), kerangka berpikir merupakan frame of meaning. Menurut Guba (1994), kerangka berpikir ialah a set of basic beliefs (or metaphysics) that deals with ultimates or first principles... a word of view that defines, for its holder, the nature of world . Singkatnya, kerangka berpikir merupakan sudut pandang atau kerangka makna nan berisi landasan filosofis (ontologis, epistemologis, dan aksiologis) terhadap suatu realitas.

Misalnya, kerangka berpikir kualitatif memandang bahwa empiris itu dikonstruksi secara sosial, yakni berdasarkan kesepakatan (lihat Berger & Luckmann, 1966). Sementara itu, metode ialah implementasi operasional dari epistemologis. Dalam tradisi penelitian kualitatif, seringkali kedua hal tersebut tak dibedakan secara tegas dan hanya disebut sebagai metode penelitian kualitatif.

Jadi, jika disebut metode menelitian (riset) kualitatif, sebenarnya mencakup sebuah cara pandang atau pemaknaan terhadap empiris nan dikonstruksi secara sosial berdasarkan kesepakatan subjektif. Oleh sebab itu, "objektivitas” hasil riset kualitatif bergantung pada nilai subjektivitas orang nan mengkonstruksi realitas.

Kualitatif sebagai sifat data seringkali disebut data kualitatif nan hakikatnya berisi uraian, narasi, atau pelukisan nan hampir terhindar dari jumlah-kali-bagi, frekuensi atau persentase. Sebagai sebuah bandingan dengan data kuantitatif nan menunjukkan data statistik jumlah, persen, atau frekuensi.

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru sebab popularitasnya belum lama. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik sebab proses penelitian lebih bersifat seni dan kurang berpola.

Dalam suatu realitas, penelitian kualitatif ini melihat suatu objek atau empiris itu sebagai sesuatu nan dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala nan diamati, serta utuh sebab setiap aspek dari objek itu mempunyai satu kesatuan nan tak bisa dipisahkan.

Di dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti itu sebagai human instrument dan dengan teknik pengumpulan data observasi berperan serta, dan wawancara mendalam, maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber data. Dengan begitu, peneliti kualitatif harus mengenal betul orang nan memberikan data.

Selain itu, metode penelitian kualitatif dalam melihat interaksi antarvariabel pada objek nan diteliti lebih bersifat interaktif, yaitu saling mempengaruhi, sehingga tak diketahui mana variabel inpedennya dan dependennya.

Dalam sebuah penelitian, teknik penelitian ini digunakan sinkron dengan kebutuhan penelitian tersebut. Berikut dijabarkan mengenai penggunaan penelitian kualitatif di dalam sebuah penelitian.

  1. Bila masalah nan akan diteliti belum jelas atau bahkan masih gelap. Kondisi seperti ini cocok diteliti dengan kualitatif sebab penelitian kualitatif langsung masuk ke objek dan peneliti akan melakukan eksplorasi terhadap objek tersebut sehingga masalah akan bisa ditemukan dengan jelas.
  1. Memahami makna di balik data nan tampak. Setiap ucapan dan tindakan orang memiliki makna tertentu. Untuk mencari makna dari dari setiap perbuatan dibutuhkan data nan dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.
  1. Untuk memahami hubungan sosial nan kompleks serta buat menemukan pola-pola interaksi nan jelas
  1. Memahami perasaan orang lain, yaitu dengan berperanserta merasakan apa nan dirasakan orang tersebut.
  1. Untuk mengembangkan teori yaitu dengan membangun data-data nan diperoleh dari lapangan.
  1. Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan kebenarannya. Melalui teknik pengumpula data secara triangulasi/gabungan, maka kepastian data akan lebih terjamin. Selain itu, data nan diperoleh akan diuji kredibilitasnya, dan penelitian berakhir ketika data sudah mencapai titik jenuh, sehingga kepastian data bisa diperoleh.
  1. Meneliti sejarah perkembangan. Misalnya meneliti sejarah perkembangan kehidupan raja-raja di Erofpa dan contoh lainnya.

Pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup lama sebab tujuan penelitian kualitatif ialah bersifat penemuan. Bukan sekedar verifikasi hipotesis, seperti pada penelitian kuantitatif.

Akan tetapi, kemungkinan jangka penelitian berlangsung dalam waktu pendek, bila telah ditemukan sesuatu dan datanya sudah jenuh. Lamanya penelitian akan tergantung pada keberadaan sumber data, interest, dan tujuan penelitian. Selain itu juga, penelitian kualitatif akan tergantung pada cakupan penelitian dan bagaimana peneliti mengatur waktu nan digunakan dalam setiap hari atau setiap.



Kuantitatif dalam Kualitatif

Dalam metode penelitian kualitatif, sifat data kuantitatif tak “diharamkan”. Begitupun, metode kuantitatif nan tak melarang data kualitatif. Penelitian nan baik bukan sebab membandingkan penggunaan metode kualitatif atau metode kuantitatif, melainkan metode nan relevan dengan tema dan “istikamah” (konsisten, ajeg) dengan paradigmanya.

Sebaiknya, ketika akan melakukan penelitian, bukan berpikir metode apa nan akan dipakai, melainkan “apa tema penelitiannya”. Tema dapat muncul sebab pengamatan empirik atau studi literatur. Krusial buat tak memulai dengan “apa masalah penelitian ini” sebab mencari masalah penelitian, seringkali menjadi masalah.

Makna paradigmatik masalah dalam penelitian kualitatif bukan terbatas adanya “kesenjangan antara asa dan kenyataan”, melainkan dapat lebih luas pada keunikan fenomena, peristiwa langka, spektakuler, sporadis atau belum pernah ada nan meneliti atau banyak nan melakukan penelitian, tetapi dari sudut pandang berbeda.

Singkatnya, semua objek atau subjek nan memiliki makna nan menarik buat dikaji lebih jauh dengan menggunakan teori. Fungsi teori bagi peneliti kualitatif, yaitu sebagai bekal buat memahami konteks sosial atau gejala sosial nan ditemukan di lapangan secara luas dan mendalam.

Peneliti kualitatif dituntut buat menguasai teori secara luas dan mendalam. Akan tetapi, dalam penelitian di lapangan, peneliti kualitatif harus melepaskan teori nan menjadi landasan penelitiannya dan tak digunakan sebagai pedoman buat menyusun instrumen penelitian, buat wawancara, dan observasi.

Peneliti kualitatif dituntut pula buat bisa menggali data sinkron dengan apa nan diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh responden atau sumber data. Posisi peneliti dalam melakukan penelitian harus sebagai pencari data buat memperoleh data bukan sebagai pengarah sumber data berdasarkan apa nan dipikirkan, tetapi bersifat apa adanya sinkron dengan nan terjadi di lapangan, nan dirasakan, dialami, dan dipikirkan oleh partisipan.

Oleh sebab itu, penelitian kualitatif jauh lebih sulit dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Karena, peneliti kualitatif harus berbekal teori nan luas sehingga ia mampu menjadi human instrumen nan baik.

Dalam hal ini, Borg ang Gall (1988) menyatakan bahwa qualitative research is much more difficult to do well than quantitative research, because the data collected are usually subjective and the main measurement tool for collecting data is the investigator himself .

Artinya, penelitian kualitatif lebih sulit dibandingkan penelitian kuantitatif sebab data nan terkumpul bersifat subjektif dan instrumen sebagai alat pengumpul data ialah peneliti itu sendiri. Maka, buat bisa menjadi instrumen penelitian nan baik, peneliti kualitatif dituntut buat mampu menguasai teori dan memiliki wawasan nan luas.

Hal ini merupakan bekal bagi peneliti kualitatif buat melakukan penelitian, wawasan nan harus dimiliki peneliti mencakup wawasan teoretis maupun wawasan nan terkait dengan konteks sosial nan diteliti, seperti budaya, nilai, keyakinan, hukum, adat istiadat nan terjadi dalam konteks sosial tersebut.

Dengan demikian, peneliti kualitatif dituntut buat memiliki wawasan nan luas, sehingga peneliti akan mampu membuka pertanyaan kepada sumber data dan mampu memahami apa nan terjadi di lapangan, serta mampu melakukan analisis secara induktif terhadap data nan diperoleh. Demikian uraian mengenai pengertian metode penelitian kualitatif. Semoga bermanfaat bagi penelitian Anda. Selamat mencoba.