Perantara Ketika Taaruf
Siapa nan tak ingin cari pasangan? Mempunyai pasangan ialah dambaan setiap orang. Ibarat sayap, jika tak memiliki pasangan maka tak akan dapat terbang. Begitu juga dengan kita. Pasangan akan membuat seseorang merasa lengkap dan lebih berarti dalam hidup. Kebanyakan para lajang memang mempunyai banyak alasan buat menunda mencari pasangan dan menikah. Padahal, penundaan ini sebenarnya ialah alasan ketidakmampuan atau keinginan buat bebas terlebih dahulu.
Menjadi lajang memang menyenangkan, begitu kata orang. Apa pun nan kita lakukan tak ada nan melarang. Bebas keluyuran tanpa ada nan marah-marah, bebas makan ini itu tanpa banyak nan mengatur, bebas tidur sampai siang, dan lain-lain. Namun di sisi lain, betapa tak mengenakkan menjadi seorang lajang. Tidak ada loka berkeluh kesah, tak ada nan mengurus dan memasakkan makanan enak, tak ada nan perhatian hingga harus merasa kesepian, dan segudang rasa tak enak lainnya.
Jika demikian, kenapa tak cari pasangan saja? Kalau Anda memutuskan buat pacaran dalam mencari pasangan, hal ini rasanya kurang tepat. Ada banyak kerugian jika Anda mengandalkan cari pasangan dengan pacaran. Beberapa kerugian cari pasangan dengan pacaran mungkin dapat Anda lihat dalam sketsa berikut ini.
Cari Pasangan lewat Berpacaran
Seseorang berpacaran selama 9 tahun, ternyata tak jadi menikah. Malah menikah dengan orang nan baru dua bulan dikenalnya. Ini ialah salah satu kerugian nan didapatkan saat pacaran menjadi cara andalan dalam mencari pasangan. Meski tak selalu berlaku bagi tiap orang, tapi hal seperti ini kerap kali terjadi. Berikut ialah beberapa contoh-contoh lainn dari ruginya berpacaran.
1. Rugi waktu
Tentu saja rugi waktu, seandainya saja Anda tahu bahwa saat itu Anda tak akan menikah dengan si B, tentu saja waktu selama 9 tahun itu tak akan sia-sia. Berbeda halnya dengan taaruf. Perkenalan paling lama satu-dua bulan. Jika tak cocok, Anda tak akan dirugikan selama 9 tahun, paling lama dua bulan. Selain itu, perkenalan tak akan membuat seseorang berpredikat “mantan” sebagaimana halnya pacaran, perkenalan tak akan meninggalkan jejak luka buat seseorang.
2. Rugi uang
Berpacaran kalau tak mengeluarkan uang tentu saja memalukan, utamanya buat laki-laki. Untuk laki-laki, Anda niscaya butuh uang untuk jalan-jalan, beli bakso, antar-jemput pacar, dan lain-lain nan kadang malah bikin pusing tujuh keliling.
Demikian halnya dengan perempuan, apalagi masa emansipasi begini, Anda juga dituntut buat mengeluarkan budget dalam berpacaran. Cari pasangan lewat pacaran malah membuang uang, belum terhitung dengan biaya pulsa nan malah membengkak berkali lipat. Berbeda halnya dengan taaruf. Perkenalan tak akan membuat seseorang bangkrut sebab tak akan mengeluarkan uang sepeser pun.
3. Rugi tenaga
Tentu saja butuh tenaga buat berpacaran. Kalau pacar Anda tiba-tiba kelenger atau ngambek, Anda tentu butuh tenaga buat menggendongnya. Belum lagi jika Anda mahasiswa atau pekerja, biasanya pacar akan meminta donasi buat mengerjakan tugas kuliah atau tugas atasan. Disuruh mengetik ini dan itu nan dapat membuat Anda begadang dan tidak bisa tidur tiap hari. Cari pasangan lewat pacaran malah dapat membuat kita kurus kering tak bertenaga.
4. Rugi perasaan
Ini ialah kerugian terbesar dalam proses pacaran. Semua niscaya sudah tahu, kalau pacaran itu niscaya tak jauh dari rasa kangen, cemburu, sedih, marah, kesal, dan lain-lain. Rugi sekali jika hal ini kita lakukan, padahal lebih pantas jika perasaan itu buat suami atau istri absah kita nanti. Belum lagi jika seseorang patah hati.
Dunia rasanya sesempit daun kelor. Makan tak enak, minum bikin muntah. Hati serasa diiris sembilu. Betapa tak enak patah hati. Berbeda halnya jika Anda bertaaruf, perasaan semacam ini tak akan Anda alami. Kalaupun nanti ada ketidakcocokan paling kecewanya hanya sesaat saja. Setelah itu terlupakan.
Apa Itu Taaruf?
Setelah mengetahui betapa rugi jika kita berpacaran, tentu saja kita ingin mengenal apa perkenalan itu. Perkenalan menurut arti bahasa ialah saling mengenal. Dalam konteks syariat Islam, perkenalan ialah kegiatan bersilaturrahmi antara pihak laki-laki dan perempuan dalam konteks Islami dengan niat buat menikah. Dalam konteks Islami artinya tak boleh adanya khalwat (berdua-duaan), menjaga iffah (kesucian diri), dan ghudul bashar (menundukkan pandangan).
Biasanya, perkenalan memerlukan beberapa kesiapan. Jika belum siap buat perkenalan sebaiknya tunda saja. Apa saja persiapan nan dibutuhkan seseorang buat taaruf?
1. Siap mental
Seeorang nan telah siap buat menjalani proses taaruf, berarti dia telah siap secara mental. Artinya dia harus sudah siap buat menikah. Ada orang nan berusia di bawah 20 tahun tapi sudah matang dan siap buat menikah. Namun ada kalanga sudah berusia 30 tahun malah belum siap.
2. Merasa belum sanggup menjalani perahu pernikahan
Terkadang, ada nan merasa masih belum siap buat menikah. Jika usia Anda masih di bawah 30 tahun, tentu saja bukan masalah. Namun, jika sudah di atas 30 tahun, sebaiknya sudah belajar buat mempesiapkan diri sebaik mungkin. Jangan sampai ada keinginan buat melajang seumur hidup, sebab itu bukan tuntunan Rasulullah saw.
3. Siap secara finansial
Kesiapan secara finansial tentu saja sangat dibutuhkan. Untuk menikah tak hanya membutuhkan kesiapn fisik dan mental, namun kesiapan finansial sangatlah penting. Apalagi jika Anda seorang laki-laki, tentu saja nanti akan menjadi tulang punggung keluarga. Secara sadar, coba mulai sekarang hitung berapa pengeluaran buat biaya pernikahan nantinya. Siapkan juga uang buat persiapan kehidupan setelah menikah.
4. Siap dengan ilmu
Ilmu ialah hal krusial dalam pernikahan. Ilmu kerumahtanggaan buat perempuan dan juga ilmu memanajemen rumah tangga buat laki-laki. Tanpa ilmu, seseorang dapat melakukan kesalahan nan malah nanti membuat dirinya semakin terpuruk, misalnya melakukan kekerasan kepada istri dengan alasan harus tegas.
Padahal, dalam Islam dilarang buat menyakiti istri. Atau mungkin seorang istri nan tak tahu bahwa suami ialah kepala rumah tangga nan harusnya ditaati. Berbagai macam hal ketidaktahuan ini akan malah menjerumuskan seseorang kepada pernikahan nan kurang sehat dan kurang ideal.
Perantara Ketika Taaruf
Ketika seserong bertaaruf, sebaiknya melakukannya lewat mediator bukan sendiri saja. Mengapa? Dengan adanya mediator saat perkenalan maka kemungkinan buat terjadi hal-hal nan mungkin di luar anggaran syariat akan lebih bisa diminimalisir. Artinya, tak akan ada alasan ini dan itu nan akan menjerumuskan dua belah pihak ke dalam pelanggaran syariat. Mediator saat perkenalan buat mencari pasangan ini ialah orang tua, guru mengaji, teman, keluarga besar, dan lain-lain.
Proses Taaruf
Taaruf buat mencari pasangan akan terjadi ketika seseorang dengan perantaranya merasa mantap buat bertaaruf dengan nan lain. Biasanya pada awal mereka akan bertukar biodata, tentu saja tugas mediator ialah mencarikan seseorang nan cocok dan sinkron dengan kriteria masing-masing. Dalam biodata tersebut akan tercantum juga foto, identitas, hobi, sifat, dan hal-hal lainnya nan menggambarkan tentang si dia.
Jika Anda menerima biodata seseorang dan kurang tertarik dengan fotonya, coba pikir sekali lagi dapat jadi foto di sana berlainan dengan orangnya, dan lagi lebih diutamakan agar seseorang tersebut memilih pasangan berdasarkan agamanya.
1. Rendezvous pertama
Saat rendezvous pertama buat cari pasangan lewat taaruf, Anda akan ditemani oleh mediator Anda dapat guru mengaji, teman, atau nan lain. Begitu juga si dia. Pada rendezvous pertama ini berarti Anda sudah tertarik setelah membaca biodata nan diajukan pada Anda.
Pertemuan ini akan membuat Anda berjumpa langsung dengan si dia. Kesempatan ini dapat Anda gunakan buat menggali informasi nan mendalam tentang dirinya. Jika Anda sudah memiliki kesamaan kepadanya, maka akan dilanjutkan ke termin berikutnya, yaitu silaturahmi. Jika tak ada ketertarikan dalam hati, sebaiknya langsung di- cut saja.
2. Silaturahmi
Proses selanjutnya ialah silaturahmi, artinya pihak laki-laki berkunjung ke pihak perempuan. Menikah ialah menyatukan dua keluarga, maka saat cari pasangan lewat perkenalan pun seseorang harus pula mengenal keluarganya dengan baik. Nah, jika sudah berjumpa maka akan dibahas hal-hal krusial seperti kapan melaksanakan pernikahan dan lain-lain.
3. Lamaran
Proses selanjutnya ialah prosesi lamaran. Pada proses ini cari pasangan sudah hampir memenuhi 85 persen harapan. Nah, kesiapan Anda sangat dibutuhkan. Mintalah donasi pada Allah agar proses cari pasangan lewat perkenalan ini lancar dan mendapat ridlo-Nya.