Manfaat Membaca Buku
Saat ini Indonesia boleh berbangga sebab memiliki seorang penulis hebat dalam sosok seorang Kang Abik. Karena siapa tidak kenal dengan nama penulis novel islami nan sangat luar biasa ini? Kang Abik atau nan bernama lengkap Habiburrahman El Shirazy merupakan penulis novel islami nan karya-karyanya begitu menggugah setiap pembacanya. Karya-karyanya nan sangat luar biasa mempunyai loka tersendiri dihati para pembacanya. Setiap orang begitu mengagumi karya dari Habiburrahman El Shirazy ini, sebab setiap karyanya dinilai sangat inspiratif dan juga memberikan pesan-pesan dakwah Islam nan begitu menyentuh hati.
Karya-karya Terbaiknya Seperti:
- Ayat-Ayat Cinta
- Ketika Cinta Bertasbih
- Pudarnya Pesona Cleopatra
- Di Atas Sajadah Cinta
- Ketika Cinta Berbuah Surga
- Bumi Cinta
- Dalam Mihrab Cinta, dan nan terbaru
- Cinta Kudus Zahrana
Semua karya Habiburrahman El Shirazy di atas telah sangat populer bagi masyarakat Indonesia. Beberapa karyanya telah dibuat ke dalam film layar lebar. Filmnya pun berhasil luar biasa seperti film Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih dan Dalam Mihrab Cinta. Itu semua merupakan film-film nan sangat luar biasa di era saat ini. Kehadiran novel karya Habiburrahman bak memberikan kesegaran ditengah keringnya asupan-asupan nan menyegarkan baik melalui novel maupun film di Indonesia. Pesan-pesan moral, kebaikan dan dakwah Islam tertuang dalam setiap isi novel ciptaannya. setiap pesan nan beliau sampaikan tak terkesan menggurui, tapi dikemas dengan gaya bahasa nan santun dan sopan.
Biografi Kang Abik
Habiburrahman El Shirazy atau Kang Abik ini lahir di Semarang, pada tanggal 30 September 1976. Selain berprofesi sebagai seorang novelis, Kang Abik pun berprofesi sebagai sutradara, penyair dan da’i. Habiburrahman El Shirazy memiliki istri bernama Muyasaratun Sa’idah dan saat ini sudah dikarunai 2 orang anak bernama Muhammad Ziaul Kautsar dan Muhammad Neil Author. Lulusan Universitas Kairo Mesir ini pernah dinobatkan sebagai Novelis No.1 oleh INSANI Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang. Karya-karyanya pun tidak hanya diminati di Indonesia saja, namun juga di mancanegara seperti Malaysia, Singapura, Hongkong dan Australia.
Selama di Kairo, Habiburrahman El Shirazy pernah terpilih menjadi duta Indonesia buat mengikuti “Perkemahan Pemuda Islam Internasional Kedua” nan diadakan oleh WAMY (The World Assembly of Moslem Youth) selama sepuluh hari di kota Ismalia, Mesir. Beliau Pernah juga aktif di Majelis Sinergi Kalam (Masika) ICMI Orsat Kairo (1998-2000), menjadi koordinator Islam ICMI Orsat Kairo. Habiburrahman El Shirazy pun pernah dipercaya buat duduk dalam Dewan Asaatidz Pesantren Virtual Nahdatul Ulama nan ada di Kairo. Dan beliau pun sempat memprakarsai berdirinya Lembaga Lingkar Pena (FLP) dan Komunitas Sastra Indonesia (KSI). Sungguh luar biasa memang sosok Habiburrahman El Shirazy ini.
Selain sebagai novelis, beliau juga mempunyai track record organisasi nan hebat pula. Selain nama Habiburrahman El Shirazy , saat ini Indonesia memang mempunyai para penulis nan hebat dalam karya-karyanya seperti Helvi Triana Rosa, Tere Liye, Salim A. Fillah dan Asma Nadia. Mereka semua merupakan penulis-penulis nan selalu menyuguhkan hal nan sangat menginspirasi dalam setiap karyanya. Dengan bahasanya nan khas dan segar penulis-penulis tersebut dapat memberikan dan menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada pembacanya.
Manfaat Membaca Buku
Namun ada hal nan menarik dari novel-novel karya Kang Abik ini. Beliau memiliki asa besar ketika para pembaca novelnya bisa mengambil makna kehidupan nan sesungguhnya, dari sosok Fahri dalam novel Ayat-Ayat Cinta dan juga Khairul Azam dalam novel Ketika Cinta Bertasbih. Tapi nan terjadi justru kebanyakan dari para pembaca khususnya dari kalangan remaja, kebanyakan malah mengambil makna percintaannya bukan makna perjuangan kehidupan nan dihadirkan pada sosok Fahri dan Azam. Hal Itu merupakan persepsi nan muncul dari setiap pembaca, sebab semua pembaca akan memiliki persepsi nan bhineka dalam menilai dan menangkap isi suatu buku. Akan tetapi hal tersebut bukan berarti menghilangkan nilai-nilai kebaikan nan ingin disampaikan dalam novel karangannya.
Bangsa kita saat ini memang butuh input bacaan nan bisa memberikan nilai-nilai kebaikan sebagai bagian daripada proses edukasi dan penanaman moral. Buku nan kita kenal sebagai gudangnya ilmu memang harus benar-benar bisa menjadi media pembelajaran nan baik dan bermutu. Seperti nan telah dikatakan oleh salah satu motivator terkenal Bong Chandra bahwa, “dengan siapa kita berteman dan buku apa nan kita baca, akan menentukan kepribadian diri kita”. Hal tersebut memang sahih adanya sebab buku nan dibaca seseorang akan mempengaruhi pembacanya, baik dalam kepribadiannya maupun perilakunya saat ini.
Dan berbicara tentang buku, tentu tak hanya berkutat pada novel sfaja, namun masih banyak aliran buku lain nan tersebar di Indonesia, eperti buku-buku scientist, motivasi, bisnis dsb. Orang nan ingin menekuni global bisnis sudah tentu lebih bahagia membaca buku-buku bisnis. Orang nan ingin menjadi motivator handal tentunya akan membaca buku-buku motivasi sebagai refensinya, dan buku-buku tersebut.
Dan seperti nan telah diungkapkan sebelumnya, buku akan mempengaruhi kepribadian dan juga pola fikir seseorang. Mereka nan sering membaca buku bisnis sudah tentu pemikirannya ialah pemikiran pebisnis. Dan mereka nan membaca buku motivasi, pemikirannya pun akan mengarah kepada motivasi. Tak heran jika para pembaca buku tersebut kelak akan benar-benar menjadi pebisnis dan motivator handal, sebab semuanya berawal dari membaca buku.
Bila nilai-nilai kebaikan itu semakin banyak dituangkan dalam suatu buku, maka nilai-nilai kebaikan nan akan tersebar kepada para pembacanya pun semakin banyak, namun begitu pun sebaliknya apabila ada nilai-nilai keburukan nan terkandung dalam suatu buku maka nilai-nilai keburukan tersebut pun akan tersebar pula kepada para pembacanya.
Buku nan baik dan berkualitas tentu akan menyuguhkan banyak kebaikan dan inspirasi hidup, sebab memang itulah fungsi buku sebagai gudangnya ilmu. Dan salah satu dari Norma nan baik sudah tentu ialah membaca buku. Membaca inilah nan menjadi kunci masuknya ilmu ke dalam diri kita, dan budaya membaca harus tetap dilestarikan dan dibiasakan sampai kapan pun, sebab kita akan merasa menjadi orang buta apabila tak pernah membaca buku. Membaca ialah asupan ilmu bagi diri kita.
Kurangnya Minat Membaca
Namum fenomana kurangnya minat membaca buku sampai saat ini memang tengah sangat memperihatinkan. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua memang kurang memiliki minat nan besar buat membeli dan membaca buku. Mereka lebih suka dan asyik buat facebook-an,twitter-an, BBM-an, ataupun main game.
Sehingga wawasan mereka pun tak begitu luas dan dan berkembang. Malasnya orang-orang dalam membaca buku memang menjadi Norma nan buruk, dan hal ini sepertinya menjadi tradisi turun menurun. Pun dengan membeli buku, hal ini pun juga masih kita lihat belum menjadi minat nan besar bagi masyarakat.
Membeli buku dianggap sebagai hal nan memberatkan dibanding membeli pulsa, rokok ataupun pakaian. Padahal jika menyisihkan uang buat membeli pulsa, rokok atau baju saja bisa, kenapa buat membeli buku masih begitu sulit? Untuk hal-hal nan baik memang akan menemui banyak tantangan namun bukan berarti pula tantangan tersebut menjadi penghalang bagi diri kita. Walaupun toko buku saat ini banyak, baru sedikit dalam meningkatkan Norma membaca.
Kesimpulan
Kesadaran membaca memang perlu dibangun sejak saat dini. Dan membacalah buku berkualitas dari penulis hebat seperti Habiburrahman el shirazy. Orang tua harus menanamkan Norma membaca pada anak-anak nya. Mereka harus diberikan banyak buku bacaan nan bermanfaat, sehingga ketika dewasa nanti, membaca sudah menjadi Norma baik bagi mereka. Jangan sampai anak-anak dibiasakan dengan video game ataupun alat-alat tekhnologi lainnya. Hal itu bukan berarti tak penting, namun harus juga disesuaikan dengan kondisi usianya. Karena jika ditanamkan hal seperti itu dari sejak kecil daripada membaca, ketika dewasa nanti mereka akan kurang menyukai membaca buku.