Tinggi dan Berat Badan

Tinggi dan Berat Badan

Balita merupakan akronim dari bayi di bawah lima tahun. Balita ialah usia ketika bayi mengalami perkembangan pesat. Mulai ia mengeluarkan kata-kata, memegang, tertawa, duduk, merangkak, berdiri, berjalan, dan seterusnya. Perkembangan fisik balita berkaitan dengan pertumbuhan. Pertumbuhan nan dimaksud adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler. Itu berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh, sebagian atau keseluruhan. Perkembangan fisik balita dapat diukur, bersifat kuantitatif. Sementara pertumbuhan fisik balita, adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh nan lebih kompleks, bersifat kualitatif, nan pengukurannya jauh lebih sulit dibanding pertumbuhan.



Memantau Anak

Orangtua wajib memperhatikan setiap sekecil apapun perubahan nan terjadi pada fisik anak balitanya. Perubahan ini dapat menunjukan perkembangan fisik balita itu sendiri atau dapat juga merupakan petunjuk perkembangan mentalnya. Bila ada perkembangan fisik atau mental atau psikologis nan tak sinkron dengan perkembangan balita pada umumnya, berkonsultasi dengan orang-orang nan mempunyai kompetensi pada bidangnya, sangat penting. Jangan menunggu adanya masalah terhadap perkembangan selanjutnya.

Anak-anak nan terkena autisme akan lebih mudah mendapatkan pertolongtan secepatnya ketika diketahui gejalanya pada usia nan sangat muda. Begitu pun dengan penyakit fisik seperti jantung bawaan, paru-paru, elergi, dan lain-lain, akan sangat mudah ditangani dan mungkin juga dapat disembuhkan kalau diketahui sejak dini. Perhatikan gaya anak berjalan, gaya anak duduk, gaya anak berbicara dan berkomunikasi dengan cara lainnya. Jangan ragu bertanya dan membawa anak kepada orang nan lebih tahu kalau menemukan sedikit saja kejanggalan atau sedikit saja ada terbetik dalam hati mengenai keadaan anak.

Anak nan tumbuh kembangnya baik akan menunjukan kecerdasan nan semakin meningkat, keingintahuan nan besar, aktif menjelajah loka baru, ingin menemukan apa nan menarik perhatiannya. Kalau anak tak mempunyai ciri-ciri itu, mungkin ada nan kurang dari diri anak. Dapat jadi ia kurang gizi sehingga ia tidak sanggup buat bermain dan berlari-lari seperti anak-anak nan lain. Dapat jadi juga ia stres sebab terlalu sering dimarahi atau malah terlalu sering dilarang melakukan banyak hal.

Bila melihat tangga. Anak nan sehat dan aktif akan segera berusaha menaiki tangga itu. Kalau terlihat benda dengan rona nan menarik, ia akan mengambilnya atau paling tak matanya akan tertuju pada benda itu. Biasanya ia juga akan memakan benda nan menarik itu. Kalau anak tak mempunyai rasa ketertarikan kepada apapun, maka mungkin ia mengalami kendala berinteraksi. Segera bawa ke psikolog anak dan berkonsultasilah. Jangan biarkan anak tak tumbuh dan berkembang sinkron dengan usianya.

Ketika anak mengenal huruf dan mulia akan membaca, perhatikanlah caranya mengetahui dan menghapal huruf-huruf itu. Kalau anak mengalami kesulitan menyambungkan kata-kata sederhana, mungkin anak mengalami disleksia. Disleksia ini biasanya menyerang anak laki-laki. Kalau anak tak dapat membedakan warna, mungkin ia mengalami buta warna. Buta rona ini juga biasanya dialami oelh anak laki-laki. Ketika anak buang air kecil atau buang air besar juga hendaknya orangtua juga memperhatikannya.

Kalau air seninya keruh atau kalau ia merasa sakit ketika buang air kecil, berilah perhatian lebih pada hal ini. Bawalah ke dokter anak dan konsultasikanlah. Jangan dianggap remeh dan jangan coba-coba mengobati sendiri dengan mencoba menganalisis sendiri. Bila tak mempunyai kemampuan buat melakukan apapun termasuk analisis kesehatan, sebaiknya serahkan saja pada ahlinya. Kotoran nan terlalu lembek dan cair, juga sangat berbahaya. Dapat jadi anak telah terserang bakteri salmonella terutama kalau di rumah ada peliharaan kura-kura.

Menjadi orangtua memang tak mudah. Anak-anak itu tak tahu apa nan terjadi pada dirinya. Orangtualah nan wajib memantau dan memberikan perhatian kepada anak-anaknya nan masih balita. Persoalan nan menyangkut sepatu, misalnya, harus diberikan perhatian lebih. Kaki anak nan berkembang cukup cepat harus diperhatian dengan saksama. Belilah sepatu setiap minimal 6 bulan sekali terutama kalau kakinya berkembang dengan sangat pesat. Jangan sampai anak merasa sakit ketika mengenakan sepatunya.

Sepatu nan tak sinkron dengan perkembangan kaki anak akan menghambat pertumbuhan anak. Padahal kaki ialah organ tubuh nan sangat penting. Berbnagai simpul syaraf nan mengarah ke otak anak ada di kaki. Jadi, kalau kaki itu tak diperhatian, mungkin dapat terjadi hal-hal nan tidak diinginkan dengan otak anak. Anak-anak nan mempunyai postur tubuh nan tinggi, akan memakan banyak biaya buat baju dan sepatunya. Tidak menjadi masalah sebab memang pertumbuhan mereka seperti itu. Jangan hambat pertumbuhan mereka hanya sebab orangtua malas membelikan baju atau malas memperhatikan setiap inchi pertumbuhan tubuh anaknya.

Dengan melihat pertumbuhan anak ini, orangtua jadi mengetahui secara dini potensi anaknya. Potensi nan telah diketahui sejak kecil akan lebih mudah dikembangkan. Berilah estetika masa kecil kepada anak sebab masa itu tidak akan terulang lagi. Masa kecil nan latif nan penuh dengan afeksi akan membuat anak tumbuh menjadi orang dewasa nan penuh afeksi pula. Tidak ada orangtua nan ingin anaknya tumbuh menjadi anak-anak nan tak peduli dengan lingkungan atau malah menjadi orang nan dibenci oleh lingkungannya sebab perbuatannya nan tak menyenangkan.



Perkembangan Balita Secara Umum

Tidak sulit melihat perkembangan fisik balita itu. Mereka tumbuh sangat cepat dan terkadang malah sangat mengagetkan. Perkembangan balita, secara umum, bisa dinilai dengan beberapa hal berikut. Personal balita, berhubungan dengan kemampuan mandiri, berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Gerakan motorik halus dan motorik kasar. Motorik halus berhubungan dengan bagaimana anak mampu mengamati sesuatu, sedangkan motorik kasar bagaimana konvoi dan sikap tubuh balita. Bahasa, kemampuan merespon suara. Bisa dilihat bagaimana balita merespon apa nan ditanyakan, menanggapi sesuatu.

Tumbuh dan Berkembang

Setiap anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan nan berbeda dengan anak lainnya. Hal ini disebabkan oleh faktor nan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita. Faktor-faktor tersebut di antaranya sebagai berikut.

1. Faktor Internal

Yang dimaksud dengan faktor internal ialah ras atau etnik, keluarga, umur, jenis kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal ialah faktor nan berada di luar diri anak. Faktor eksternal di antaranya, faktor prenatal, berhubungan dengan gizi, toksin atau zat kimia. Radiasi, infeksi, psikologi ibu, endokrin, anoksia embrio, dan imunologi. Faktor persalinan. Faktor pascanatal, berhubungan dengan gizi, penyakit kelainan, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosiologis, ekonomi, pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan. Contohnya ialah pertumbuhan fisik balita dapat terlihat dari berat dan tinggi badannya.



Tinggi dan Berat Badan

Tinggi balita ditentukan oleh faktor gen (keturunan) atau makanan dan minuman nan mengandung gizi. Sekarang, banyak terbukti orang tua nan pendek belum tentu anaknya memiliki tubuh sama dengan orang tuanya. Gizi dan makanan nan sehat dapat membuat anak tinggi. Mengukur tinggi badan balita berumur 0–24 bulan dilakukan dalam keadaan berbaring, sedangkan balita berumur 25 bulan ke atas dapat diukur dengan keadaan berdiri.

Kalau orangtuanya tinggi, biasanya anak akan tinggi pula. Tinggi anak dapat saja merupakan hasil dari tinggi ayah dan ibunya dibagi dua. Namun, ada kalanya beberapa anak tumbuh tak lebih tinggi dari ibunya sebab memang dari pihak ibunya semua keluarga berpostur pendek. Dapat jadi juga anak tumbuh menjadi sangat tinggi dan jauh lebih tinggi dari tubuh ibu dan ayahnya sebab ada keturunan dari ayah atau ibunya nan memang berpostur tinggi. Urusan tinggi pendek ini terkadang memang tak dapat ditentukan manusia.

Berat Badan

Berat badan ideal balita bergantung kebangsaan, jenis kelamin, serta umur. Ada beberapa faktor nan mempengaruhi perkembangan fisik balita, di antaranya makanan bergizi nan mengandung vitamin dan mineral akan membuat pertumbuhan fisik balita menjadi lebih baik, juga baik buat pertumbuhan otaknya. Gen atau keturunan. Untuk berat badan, memang tak menutup kemungkinan anak akan berbeda dengan orang tuanya. Namun, jika orang tua gemuk dan anaknya kurus, saat umur-umur eksklusif berat badannya tak akan terlalu jauh dari ukuran orang tuanya.

Jenis kelamin menentukan berat badannya. Balita laki-laki biasanya memiliki berat badan lebih dibanding berat badan balita perempuan. Berat badan ketika lahir. Berat badan ketika lahir ternyata akan mempengaruhi perkembangan berat badan selanjutnya. Berat badan nan ideal ditentukan pula oleh tinggi badan balita. Tiap balita akan memiliki tinggi nan berbeda.