Penyalahgunaan Ungkapan

Penyalahgunaan Ungkapan

Senyum itu sedekah , sebuah ungkapan nan sudah begitu akrab di telinga kita. Sebuah ungkapan nan mendorong seseorang buat senantiasa berwajah ramah dan tersenyum saat berjumpa dengan orang lain.



Senyum Pengundang Rezeki

Senyum nan ditampilkan oleh seseorang bukan hanya sebagai pengundang rezeki, lebih dari itu juga akan membuat mata nan memandang paras nan tersenyum akan terasa damai dan bersahabat.

Bayangkan jika Anda disambut oleh seseorang nan berwajah dan penampilan cemberut, tidak ada pancaran keceriaan di wajahnya. Barangkali Anda akan merasa tersinggung, sakit hati dan nan lebih parah lagi dapat jadi jika Anda ingin memberikan sesuatu hal pada orang tersebut akan Anda tunda atau batal.

Inilah barangkali landasan primer orang membuat ungkapan bahwa senyum itu sebagai sebuah sedekah. Sedekah ialah pintu pengundang rezeki, dan dengan sebuah senyuman nan tulus, Anda bisa mengundang rezeki nan ada di sekitar Anda.



Senyum Menyenangkan Hati

Senyum juga akan menyenangkan hati saudara, orang-orang tercinta dan semua orang nan berinteraksi dengan Anda. Dengan Anda membiasakan diri selalu tersenyum dengan orang-orang nan Anda temui akan menimbulkan kesan nan baik tentang sosok Anda di pikiran orang lain.

Terlebih jika orang tersebut ialah orang nan baru Anda temui dan baru Anda kenal. Kesan pertama nan akan dirasakan seseorang ialah kesan bahasa tubuh orang lain. Dan senyum merupakan salah satu perwujudan bahasa tubuh nan akan lebih mengena di hati orang lain ketimbang bahasa lisan.

Lantas apa salahnya ungkapan senyum itu sebagai sebuah sedekah? Tak ada nan salah jika Anda mampu menafsirkan maknanya dengan benar. Kesalahan Anda menafsirkan makna ungkapan tersebut akan mengakibatkan banyak hal jelek nan merusak prinsip hayati Anda nan benar.



Penyalahgunaan Ungkapan

Lantas kapan Anda harus bersikap hati-hati terhadap penafsiran salah ungkapan senyum itu sebagai sebuah sedekah? Berikut ini beberapa kondisi nan harus Anda waspadai dalam menafsirkan ungkapan bahwa senyum itu sebagai sebuah sedekah;

1. Karena senyum itu sebagai sebuah sedekah, maka cukuplah aku bersedekah dengan senyum.

Anda juga tentu tidak asing lagi dengan ungkapan nan menyatakan, 'sedekah biar sedikit asalkan ikhlas'. Ungkapan ini hampir mirip dengan istilah senyum itu sebagai sebuah sedekah.

Sebaik-baik sedekah ialah sedekah dalam jumlah nan besar dan dilakukan dengan ikhlas. Sedekah haruslah sesuatu nan secara langsung bisa bermanfaat bagi nan menerimanya. Persoalan keihklasan sebenarnya urusan bagi si pelaku sedekah.

Sementara orang nan menerima sedekah ia tidak peduli dengan kadar niat si pelaku sedekah, ikhlas atau tidaknya. Yang jelas akan dirasakan oleh si penerima ialah jumlah dari apa nan disedekahkan. Jika jumlahnya banyak tentu ia akan bersyukur, sebaliknya jika sedikit maka sedikit pulalah kegunaan nan akan ia dapatkan dari sedekah nan diterimanya.

Sementara senyuman, dapat kita bayangkan fungsi dan kegunaan nan akan diterima seseorang saat diberi hadiah sebuah senyuman dengan sedekah uang satu juta rupiah. Mana nan lebih bermanfaat? Anda tentu dapat menjawabnya sendiri.

Ungkapan senyum itu sebagai sebuah sedekah ialah cocok buat mereka nan memang tidak punya apa-apa buat disedekahkan. Sementara bagi mereka nan memiliki banyak kelebihan, tidak hanya senyuman nan dibutuhkan buat sedekah, tapi hal-hal konkrit nan lebih dibutuhkan.

2. Meskipun bernilai sedekah, tersenyumlah pada tempatnya

Walaupun Anda tahu dan paham bahwa keutamaan sebuah senyuman tulus nan Anda berikan kepada orang lain secara ikhlas tanpa mengharap sesuatu apapun ialah bernilai ibadah, Anda tetap harus mengatur senyum Anda secara proporsional. Jangan sampai fungsinya tersalah gunakan hanya sebab Anda terlalu fanatik dengan asumsi bahwa senyum itu sebagai sebuah sedekah.

Sehingga Anda akan selalu saja memberikan senyuman kepada siapapun juga. Tanpa melihat kondisi apa dan bagaimana sehingga dapat jadi senyuman nan diberikan akan menjadi bumerang bagi diri Anda sendiri.

3. Pahami hakikat senyuman

Senyum ialah sebuah perbuatan nan cukup dilakukan dengan sangat mudah dan ringan nan hanya dilakukan dengn menggerakan sedikit mulut ke atas. Senyum memiliki begitu makna nan implisit di dalamnya. Semuanya memang tergantung pada niat atau maksud nan ada di dalam hati seorang nan memberikan senyum tersebut kepada orang lain.



Macam Senyum

Sebelum kita melihat bagaiman seharusnya kita mengarahkan senyum nan ada di dalam diri kita, sebaiknya kita akan melihat bagaimana ragam senyum nan ada. Di mana semua ragam senyum nan ada ini ialah didasarkan pada niat atau keinginan hati dari si pemberi senyum kepada si penerima senyum.

Walaupun memang ketika kita mendengar kata senyum, nan muncul di dalam benak kita dapat jaid ialah sebuah citra tentang seseorang nan sedang menunjukan rasa senang dan bahagia ketika melihat kita. Namun ternyata ada beberapa jenis senyum nan justru tak mengandung makan persahabatan nan ada. Justru sebaliknya, senyum nan diberikan ialah simbol dari perasaan tidak suka atau bahkan sakit hati.

Berikut ialah bentuk atau ragam senyum nan banyak dilakukan oleh orang di sekitar kita.

1. Senyum tulus

Bentuk senyum inilah nan merupakan bentuk senyum nan seseungguhnya. Senyum tulus inilah nan termasuk ke dalam golongan atau kategori dari senyum sebagai sebuah sedekah kepada sahabat atau orang nan ditemuinya.

Karena memang senyum ini ialah senyum nan berasal dari hati nan tulus dan maksud nan baik. Hal ini seperti bagaimana senyum digambarkan oleh hadist berikut.

Diriwayatkan bahwa ada seorang sahabat nan dalam keadaan tak mempunyai harta apapun buat dijadikan sebagai sedekah. Lalu, sahabat ini bertanya kepada Rasul, “Jika kami ingin bersedekah, namun kami tak memiliki apa pun, lantas apa nan boleh kami sedekahkan dan bagaimana kami menyedekahkannya ?”

Rasulullah SAW bersabda, “Senyum kalian bagi saudaranya ialah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar nan kalian lakukan buat saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang nan tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan Abu Dzar).

Dalam hadis lain juga disebutkan bagaimana senyum itu ialah ibadah, ”Tersenyum ketika berjumpa saudaramu ialah ibadah.” (HR Trimidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi).

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah bersabda bahwa, “Senyummu di depan saudaramu ialah sedekah.” Hadist Riwayat Al-Tirmidzi dalam sahihnya.

Diriwayatkan dari Jabir dalam benar Bukhari dan Muslim, berkata, “ Sejak saya masuk Islam, Rasulullah saw tak pernah menghindar dariku. Dan baginda tak melihatku kecuali baginda niscaya tersenyum kepadaku.”

Dari sini jelaslah bahwa memang senyum nan termasuk ke dalam kategori senyum ibadah atau sedekah ini adalaj senyuman nan tulus.

2. Senyum menggoda

Ini ialah senyum nan harus diperhatikan penemapatannya. Akan menjadi senyum nan mendatangkan pahala ketika dilakukan oleh seorang istri kepada suaminya. Namun akan membawa dosa nan besar jika dilakukan oleh seorang wanita kepada pria nan bukan mahramnya.

Senyum menggoda ini memiliki arti dan tujuan buat menggoda dari diri si pemberi senyum kepada penerima senyum. Dapat saja menjurus kepada hal nan berbau seksual.

3. Senyum sinis

Senyum sinis ialah senyum nan sejatinya bukanlah sebuah senyum. Karena memang tidak memiliki ciri sebagai sebuah senyum nan menunjukan bagaiman rasa gembira dan bahagia. Senyum sinis ini tidak menunjukan perasaan persahabatan nan ada. Justru mengandung sebuah pelampiasan dendan atau perasaan sakit hati nan ada dari si pemberi senyum kepada si penerima senyum.

4. Senyum tabah

Sudah menjadi hal nan wajar ketika manusia di global akan mengalami banyak cobaan dan ujian di dalam kehidupannya. Tak hanya akan terdapat kebahagiaan di dalam hayati ini namun juga akan terdapat kesusahan dan kesulitan di dalam menjalani hidup.

Seseorang akan bisa tersenyum dengan tabah ketika merasa harus kuat dan mampu buat melewati segala hal jelek nan ada di dalam hidupnya. Dengan demikian seakan memberikan semangat atau energi positif tersendiri bagi diri orang nan tersenyum ini buat memang benar-benar bertahan dan memberikan perjuangan dalam melalui masa nan sulit.

Itulah bagaimana kenyataan senyum nan ada di dalam kehidupan manusia. Ungkapan senyum itu sedekah jika dilakukan dengan niat nan tulus di dalam hati buat membangun tali persahabatan dengan orang nan menerima senyum dari kita.