Menurunnya Pamor Kerajaan Kediri

Menurunnya Pamor Kerajaan Kediri

Menelusuri sejarah berdirinya Kerajaan Kediri itu seperti menonton kisah persilatan atau global kungfu nan ada dalam film-film nan dibintangi oleh Jackie Chan, dan kawan-kawan. Penuh dengan intrik dan perperangan nan seolah tiada akhir.

Walaupun masyarakat kini hanya tahu dari sejarah nan mungkin saja tak benar, paling tak dari bukti nan ada, sejarah itu dapat dikatakan dapat dipercaya.

Bahwa ada nan mengatakan sejarah itu dibuat oleh para pemenang, tetap saja dalam setiap kisah ada nan dapat dianggap mewakili suatu kebenaran.



Berdiri Setelah Mengalahkan

Kerajaan Kediri ini diyakini berjaya pada tahun 1042-1222. Selama 180 tahun kerajaan nan berdiri tepat di kota Kediri saat ini itu meninggalkan beberapa hal nan dapat dijadikan bagian dari sejarah peradaban manusia di Tanah Jawa.

Tidak diketahui dengan niscaya sejarah berdirinya Kerajaan Kediri . Tetapi ada juga nan mengatakan bahwa kerajaan ini ada kaitannya dengan Airlangga.

Nama raja satu ini sudah cukup akrab di telinga masyarakat Indonesia. Apalagi banyak sekali nama loka bahkan nama universitas nan menggunakan nama Airlangga.

Terkaitnya kerajaan Kediri dengan raja Kahuripan itu, membuat Kerajaan Kediri ini juga disebut kerajaan Panjalu. Nama Panjalu sendiri muncul dari kisah nan berhubungan dengan Airlangga.

Ketika itu Airlangga membagi kerajaannya menjadi beberapa bagian dengan asa tak ada perperangan di antara putera-puteranya nan merupakan anak-anak dari para selirnya. Pada waktu zaman masih belum berkembang seperti saat ini, seorang raja telah berpikir jauh ke depan.

Pada zaman sekarang pun banyak orangtua nan melakukan hal nan sama. Mereka membagi hartanya sebelum meninggal. Walaupun harta nan dibagikan sebelum meninggal itu tak dapat dikatakan sebagai harta warisan, tetap saja orang mengatakan bahwa itu ialah harta warisan.

Harta nan dibagikan itu masih dikatakan sebagai harta hibah atau pemberian semata. Pada akhirnya, kerajaan nan didirikan oleh Airlangga nan beribukota di Daha mengalami kemunduran dan menghilang. Kerajaan ini pun digantikan oleh Kerajaan Kediri.

Kerajaan Kediri berkembang pesat hingga menjadi salah satu kerajaan nan disegani di Pulau Jawa. Orang dari China pun mengakui kehebatan Kerajaan Kediri. Bukti kedatangan orang China ke Kediri ialah adanya beberapa peninggalan nan berbentuk porcelin sebagai perangkat makan dan guci-guci.

Seperti banyak diketahui bahwa sebelum Kerajaan Kediri ini berdiri, pengaruh kerajaan sebelumnya, Kerajaan Panjalu cukup luar biasa. Kerajaan nan dipimpin oleh keturunan Airlangga ini cukup menguasa tanah Jawa hingga memberikan pengaruh nan sangat luas.

Bahkan syahdan katanya, Kerajaan Sriwijaya nan berpusat di Palembang nan ketika itu cukup tersohor pun, pamornya kalah oleh pamor kerajaan Panjalu.

Sri Samarawijaya, raja Kediri, ialah anak dari Airlangga. Keturunan Airlangga ini banyak juga nan menjadi raja dan pembesar tanah Jawa. Inilah kehebatan Airlangga. Tidak heran kalau akhirnya nama ini menjadi begitu besar dan sangat disegani hingga saat ini.

Seperti nama Patih Gadjah Mada nan begitu termasyur dengan kerja kerasnya membangun negeri dan mengabdi kepada bangsanya hingga masyarakat saat ini tetap menghargai nama ini.

Bahkan nama raja loka Gadjah Mada mengabdikan dirinya, Hayam Wuruk, kalah pamornya. Orang tentu memahami bahwa sebenarnya kehebatan kerajaan Majapahit itu ada di tangan Gadjah Mada.

Inilah juga nan terjadi pada nama Airlangga. Anak-anaknya dapat saja menjadi raja, tetapi kharisma nan lebih terpancar ke alam ialah kharisma dirinya dan bukan anak-anaknya.



Menurunnya Pamor Kerajaan Kediri

Dimasa zaman kerajaan, nan namanya perang, baik itu perang saudara maupun perang dengan kerajaan lain, ialah sesuatu nan sangat sering terjadi. Tidak mengherankan kalau banyak istana nan akhirnya hancur dan digantikan dengan istana nan lainnya.

Hal itu terjadi sebagai dampak dari taktik nan terkadang menggunakan startegi bumi hangus nan artinya semua harus dihancurkan. Kalau zaman kerajaan ini tetap dipelihara dan mereka tak dapat berdamai dengan diri sendiri atau juga berdamai dengan orang lain, nan terjadi ialah kehancuran demi kehancuran.

Hidup tidak pernah dapat benar-benar damai. Kudeta dan perebutan pamor demi kesombongan diri akan terus berlangsung. Begitu juga dengan apa nan dialami oleh Kerajaan Kediri.

Pada saat kerajaan ini dipimpin oleh raja nan bernama Kertajaya nan memimpin kerajaan pada tahun 1185-1222, kerajaan mengalami kemunduran. Banyak hal nan membuat sebuah kerajaan itu mengalami kemunduran, diantaranya:

  1. Gaya kepemimpinan nan tak kuat dan sang raja sendiri dianggap bukan seseorang nan berkarakter hebat dan mempunyai kekuatan nan luar biasa.
  1. Adanya perselisihan di antara orang-orang nan dekat dengan raja.
  1. Adanya agresi dari luar kerajaan.
  1. Angkatan bersenjata tak mempunyai tentara nan dapat diandalkan. Tentara nan lemah ini dapat jadi sebagai dampak dari tak adanya perhatian terhadap angkatan bersenjata atau pun tak ada latihan dan makanan nan bagus. Lemahnya angkatann bersenjata dan persenjataan, tentu saja menjadi salah satu hal nan sangat berbahaya.

Lemahnya Raja Kertajaya nan lemah ini tentu saja diketahui oleh banyak orang sehingga orang-orang nan mempunyai niat menjadi raja pun berusaha mengambil alih kerajaan.

Salah satunya ialah Tunggul Ametung, suami Ken Dedes nan akhirnya mampu mengambil alih Kerajaan Kediri. Tetapi ternyata masa latif nan dialami oleh Tunggul Ametung tak lama.

Ada kisah lain nan hingga kini membuat banyak orang percaya bahwa sejarah ini ada nan menarik buat disimak terutama kisah cinta dalam sejarah.

Tunggul Ametung mempunyai anak buah nan bernama Ken Arok. Pada suatu ketika dikisahkan bahwa Ken Arok ini melihat tanpa sengaja betis Ken Dedes nan tersingkap sebab diterbangkan oleh angin.

Sejak saat itu, Ken Arok jatuh cinta kepada Ken Dedes. Perasaan cinta nan begitu menggebu itu membuatnya berpikir akan menaklukan suami Ken Dedes, Tunggul Ametung.

Mungkin sebab memang sudah takdir, Ken Arok pun mampu membunuh Tunggul Ametung. Ken Arok nan bukan siapa-siapa ini menjadi raja. Ia mendirikan Kerajaan Singasari. Ia membuat Kerajaan Kediri berada dalam kekuasaanya.

Seperti diketahui bahwa Ken Arok tak hanya mendirikan kerajaan baru, ia juga mempersunting wanita nan dianggapnya telah memberinya kekuatan nan luar biasa buat mengubah nasib .

Ken Dedes nan ketika itu sedang mengandung anak Tunggul Ametung, diperistri oleh Ken Arok. Keduanya menjadi suami istri nan memimpin Kerajaan Singasari.

Intrik pun berlanjut hingga pada suatu ketika saat Kerajaan Singasari dipimpin oleh raja nan bernama Kertanegara, kerajaan ini dianggap tak terlalu kuat. Raja Kediri pada saat itu, Jayakatwang, mengambil kesempatan buat membalas dendam kesumat keluarganya.

Ia pun mampu mengalahkan Kerajaan Singasari. Dibawah kepemimpinan Jayakatwang inilah, Kerajaan Kediri kembali berjaya. Pada saat menahlukan Kerajaan Singasari, Jayakatwang dibantu oleh bupati Sumenep.

Namun ternyata, kejayaan Kerajaan Kediri ini tak bertahan lama. Raden Wjaya, salah satu punggawa Kerajaan Singasari sukses menahlukan Kerajaan Kediri. Inilah sejarah berdirinya Kerajaan Kediri menjadi suatu kerajaan nan tak pernah usai berperang.