Kumpulan Cerita Anak Bahasa Jawa/h2> Setelah sebelumnya disuguhkan cerita anak bahasa Jawa nan berjudul Kali Gajah Wong, pada bagian ini penulis akan menyuguhkan judul-judul cerita anak bahasa Jawa lainnya. Kumpulan cerita rakyat bahasa Jawa ini berasal
Cerita anak bahasa Jawa ini sering dilombakan oleh pemerintah daerah atau kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tujuannya ialah buat melestarikan budaya lokal khususnya bahasa Jawa. Bagi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta, lomba cerita anak bahasa Jawa ini sebagai pengingat bahwa penggunaan bahasa Jawa di dalam masyarakat masih harus terus perlu dipupuk.
Cerita Anak Bahasa Jawa - Pelestarian Bahasa Jawa
Penggunaan bahasa Jawa dalam komunikasi lisan keseharian memang masih kental di tengah-tengah masyarakat. Akan tetapi penggunaan bahasa Jawa dalam komunikasi tertulis ataupun dalam mengakses informasi masih banyak menemui hambatan terutama buat tata bahasa. Masih banyak penggunaan kosa kata, sebutan, cara penulisan dan tata bahasa standar bahasa Jawa nan salah.
Tujuan lain lomba menulis cerita anak bahasa Jawa atau lomba penulisan cerita bahasa Jawa ialah buat pengayaan informasi, penyebaran ide terkait potensi suatu daerah, atau terkait tema asal-usul suatu daerah, asal-usul nama sungai, nama gunung dan lain sebagainya.
Salah Satu Cerita Anak Bahasa Jawa - Kali Gajah Wong
Kali Gajah Wong ditulis oleh Henry Artiawan Yudhistira. Cerita Kali Gajah Wong ini mendapat penghargaan dari pemerintah Kota Yogyakarta sebab memenangkan lomba penulisan cerita bahasa Jawa. Cerita anak bahasa Jawa berjudul Kali Gajah Wong ini mengisahkan dua saudara nan menjadi abdi dalem kraton kerajaan Mataram nan dipimpin oleh Sultan Agung pada waktu itu. Kerajaan Mataran waktu itu masih berada di Kotagede, belum berada di Kauman seperti sekarang ini.
Kerajaan Mataram berada sekitar 7 kilometer ke arah tenggara dari Kota Yogyakarta saat ini. Alkisah sang kakak nan bernama Ki Sapa Wira mempunyai tugas sebagai srati. Srati ialah orang nan mempunyai tugas merawat gajah. Memang syahdan Sultan Agung terkenal dengan jumlah pasukannya nan beribu-ribu, pasukan itu berupa pasukan berkuda dan pasukan gajah.
Sebagai srati, Ki Sapa Wira mendapat tugas buat merawat gajah kerajaan nan cukup besar. Digambarkan badan gajah itu dua kali besar badan kerbau. Setiap pagi Ki Sapa Wira selalu memandikan sang gajah nan berasal dari kerajaan Siam itu di sungai dekat kerajaan.
Pada suatu hari dikarenakan terkena sakit bisul nan cukup besar di ketiaknya, Ki Sapa Wira tak dapat bergerak bebas buat memandikan gajah besar nan diberi nama Kyai Dwipanggaa itu. Lalu dia punya ide buat meminta donasi adik iparnya yaitu Ki Kerti.
Setelah Ki Kerti diberi makan oleh kakaknya, lalu berangkatlah sang adik ipar itu ke sungai dekat kraton. Dengan antusias sinkron pengarahan teknis dari sang kakak, Ki Sapa Wira, dia sukses dengan baik menjalankan tugas memandikan Kyai Dwipangga.
Karena sakit Ki Sapa Wira belum sembuh juga, maka sampai beberapa waktu tugas memandikan gajah itu digantikan oleh Ki Kerti. Pada suatu saat sungai nan dipakai buat memandikan gajah itu kering, airnya tak cukup buat merendam tubuh Kyai Dwipangga nan besar itu.
Maka dengan penuh tanggung jawan Ki Kerti berusaha mencari air nan lebih dalam. Ki Kerti terus bergerak ke arah atas dari arah sungai itu. Ki Kerti memang agak jengkel sebab kondisi sungai nan kecil sementara badan gajah nan besar memerlukan kubangan nan cukup buat merendam badannya.
Setelah berjalan sekian lama, maka ditemukanlah lokasi nan menurut Ki Kerti cocok, dan berhentilah dia buat segera memandikan gajah. Sambil menggerutu Ki Kerti berseloroh, “Kanjeng Sultan itu aneh, kenapa sungai nan kecil ini dan airnya sedikit dipakai buat memandikan gajah nan gede”. Tiba-tiba belum kering mulut Ki Kerti berseloroh kalimat tadi, terdengar suara gemuruh dari arah atas. Ia tak sempat menyelamatkan diri. /p>
Ternyata air bah telah memenuhi sungai kecil tadi sehingga sang gajah, Kyai Dwipangga dan Ki Kerti terseret derasnya air bah tersebut. Syahdan Ki Kerti dan gajah tadi terseret air sampai pantai bahari selatan dan tak pernah ada nan menemukan. /p>
Setelah kejadian itu sungai tadi diberi nama Kali Gajah Wong, sebab kali atau sungai itu telah membawa petaka gajah dan wong (orang). Adapun lokasi cerita ini diperkirakan di sekitar kebun binatang Gembira Tempat sekarang.br /> Setelah sebelumnya disuguhkan cerita anak bahasa Jawa nan berjudul Kali Gajah Wong , pada bagian ini penulis akan menyuguhkan judul-judul cerita anak bahasa Jawa lainnya. Kumpulan cerita rakyat bahasa Jawa ini berasal dari bebagai daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Berikut kumpulan cerita anak bahasa Jawa nan bisa dibaca. /p> Berikut sejumlah cerita anak bahasa Jawa dari Jawa Timur./p> Berikut sejumlah cerita anak bahasa Jawa dari Jawa Tengah./p> Berikut sejumlah cerita anak bahasa Jawa dari Yogyakarta. Itulah kumpulan cerita anak bahasa Jawa dari berbagai daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Kita bisa membacanya di perpustakaan atau membelinya di toko buku. Selamat membaca.
Masih banyak lagi cerita anak bahasa Jawa. Misalnya, kisah tentang asal mula Gunung Merapi, Roro Jonggrang, kisah Gua Kiskendo. Berikut cerita-cerita anak bahasa Jawa lainnya./p>
Kumpulan Cerita Anak Bahasa Jawa/h2>
Cerita Anak Bahasa Jawa - Jawa Timur/h3>
Cerita Anak Bahasa Jawa - Jawa Tengah/h3>
Cerita Anak Bahasa Jawa - Yogyakarta/h3>