Berbeda dengan Makanan Saji

Berbeda dengan Makanan Saji

Tak ada pedagang nan tidak ingin mendapatkan keuntungan. Namun, tidak semua pedagang dapat mendapatkan laba nan diinginkan. Tahukah anda apa penyebabnya? Ternyata, semuanya berawal dari ketidakbisaan memanfaatkan posisi harga jual. Pengertian harga jual ialah jumlah biaya nan ditetapkan pedagang terhadap suatu barang buat mendapatkan laba nan diharapkan.



Pengertian Harga Jual

Para pedagang terkadang kurang dapat memprediksikan berapa harga jual . Pedagang hanya memikirkan bagaimana mendapatkan keuntungan besar. Bukan memikirkan bagaimana produk nan dibeli cepat habis dan laku. Seolah-olah pedagang tidak memahami dengan baik maksud dari pengertian harga jual.

Dalam global bisnis dan ekonomi, para pedagang mestinya mempunyai pola pikir nan sehat bukan melulu untung nan banyak. Pedagang harus mempunyai pola pikir nan sehat agar barang cepat laku. Pengertian harga jual akan menjadi lebih tepat kepada tujuannya, barang cepat laku terjual dan akhirnya mendapatkan untung.



Pola Pikir Pedagang terhadap Produk

Inilah nan harus ditentukan pedagang. Pedagang tidak perlu berpikir buat mendapatkan untung nan banyak terhadap satu produk namun pikirkanlah bagaimana produk nan dipasarkan cepat laku, sehingga bisa mendatangkan lagi produk nan baru. Pola pikir nan harusnya diharapkan ialah kesenangan konsumen berbelanja di toko milik kita.

Ketika penjualan kita diklaim murah oleh pembeli, maka ia akan menceritakan kepada nan lain bahwa di toko kita banyak barang-barang nan murah. Ini saja sudah menjadi suatu keuntungan. Anda tidak perlu proklamirkan atau untuk iklan usaha dagang namun cukup memanfaatkan pembeli nan tanpa anda minta dan bayar buat mempromosikan produk dagang anda. Semua itu dari kepintaran anda memahami makna implisit dari pengertian dari harga jual .

Pedagang mesti dapat menetapkan harga produk nan dipasarkannya hanya memiliki pembeda nan sedikit saja dengan pedagang lainnya. Poin pentingnya ialah harga produk masih harus lebih tinggi dari harga pembelian. Sebelum pedagang menentukan harga jual hendaknya ia melakukan survei ke pedagang lain. Bila ada pedagang nan menjual harga nan murah dalam hitungan masih tetap mendapatkan laba , maka anda juga harus menetapkan harga nan sama.

Namun bila ada pedagang nan menjual dengan harga nan tergolong besar dari pembelian dari grosir, maka anda dapat menjualnya dengan harga nan sedikit lebih murah. Inilah nan seharusnya dilakukan. Anda hanya memikirkan sasaran bagaimana produk nan ada pada anda cepat laku, bukan berapa besar laba dari satu produk.

Kebanyakan orang lebih memikirkan laba satu produk nan laku, ia tidak memikirkan apakah ada pembelinya atau tidak. Jika barang tersebut menjadi barang nan lama, pembeli nan siap membeli dengan harga nan tinggi pun akan berpikir-pikir lagi. Apakah ia akan membelinya atau tidak? Sebuah produk nan lama akan tetap tampak berapa lamanya ia berada di loka tersebut. Apalagi, jika pedagangnya termasuk orang nan malas membersihkan produknya.

Sampai di sini, apakah anda sudah memahami proses menentukan harga penjualan satu produk? Ingat, anda tidak perlu membuat harga lebih murah nan terlalu jauh. Berbeda dengan kisaran 300-500 rupiah saja, sudah membuat pembeli menjadi ketagihan berbelanja di loka anda. Tentu, para pedagang sporadis mengambil laba hanya kisaran 200-300 rupiah. Biasanya sampai 1000-1500 rupiah.

Cukuplah anda mengambil untung sekitar 500-1000 rupiah per produk.
Penulis bukan ingin mengajarkan anda merusak harga pasar. Malah hal ini ialah nan lumrah terjadi.Kegiatan nan dikatakan merusak harga pasar ialah ketika menjual produk di bawah dari harga pembelian produk. Misalnya saja, sebuah minyak goreng harga kisarannya 20000-an, lalu dijual dengan harga Rp15.000,00, inilah nan dinamakan merusak produk.

Namun bila anda menjual produk Rp 15.000,00 sedangkan harga belinya Rp 13.000,00, maka hal tersebut tak dikatakan merusak harga pasar. Meski orang lain menjualnya Rp 16.000,00 maka tidak salah bila anda menjualnya Rp15.000,00.Tanggung jawab anda ialah menentukan berapa harga produk akan dijual. Pasalnya, anda nan menentukan berapa harga normal suatu barang.



Berbeda dengan Makanan Saji

Dalam menentukan harga jual, ada disparitas produk nan disiapkan dari pajak dengan makanan saji. Jika produk ialah barang nan didatangkan dari pabrik dan harga penjualannya kepada konsumen ialah sama (harga grosir). Maka para grosir sendiri nan menentukan harga jualnya.

Berbeda dengan makanan saji. Harga makanan saji tak dapat ditentukan dan dipatok dengan harga nan sedikit lebih murah. Pasalnya, nan dijual ialah gambaran rasa makanan nan dibuat. Sekalipun anda membuat murah, namun bila tak enak rasanya di lidah pembeli, maka tetap saja makanan anda tak banyak peminatnya.

Meski makanan tersebut mahal, namun sinkron dengan gambaran rasanya tetap saja akan menjadi incaran banyak orang. Inilah mengapa cafe-cafe mahal tetap saja dibanjiri pembelinya. Pasalnya, ia menjual gambaran rasa bukan harga.

Satu hal lagi nan membedakan makanan cepat saji dengan produk biasa. Jika penjualan produk, keuntungannya hanya beberapa persen dari produk tersebut. Namun jika penjual makanan saji laba nan didapat setara dengan kapital nan dikeluarkannya atau bahkan melebihi. Hal ini dikarenakan penjual makanan saji nilai rasa jualnya terletak pada gambaran rasa.



Berikan Service nan Lebih

Bila anda memilih menjadi penjual produk, berikanlah nilai lebih pada service dan pelayanan anda. Jika ada toko nan sama dengan anda, maka pelajari seperti apa service nan diberikannya. Jika hanya memanfaatkan kapital lisan saja, maka anda mesti melakukan hal nan berbeda.

1. Terima pemesanan via sms

Bila anda ingin produk nan dipasarkan laku terjual, maka anda mesti menerima pemesanan barang melalui sms atau telepon. Hanya saja, jenis atau penjualan produknya berbeda. Jika pembelian langsung harganya lebih murah. Bila pembelian dengan sistem delivery atau sms, maka harga nan dijual setara dengan harga nan dijual oleh pedagang lain.

Mengapa harus dilakukan demikian? Jadikan beberapa rupiah tersebut sebagai ongkos kirim. Hanya saja, anda tak melayani pembelian dengan jumlah satu produk. Anda harus menentukan berapa produk nan dapat dipasarkan baru dapat dilakukan pengantaran.

Sejatinya, penjualan jenis ini memang memberikan layanan atau service kepada pembeli, namun anda tetap akan mendapatkan laba . Biarkan pembeli nan memikirkan, mana nan lebih menguntungkan mereka dan mana nan lebih merugikan. Hal nan paling krusial ialah anda menentukan nilai plus dari service nan diberikan.

2. Buatlah promo sesekali

Kadang kala, jika anda menjual seperti grosir atau toko biasa, tidak ada salahnya sesekali anda membuat penjualan barang promo. Sebenarnya anda tetap mendapatkan untung tapi tak banyak. Sekitar 1000 sampai 2000 rupiah saja. Namun dengan harga murah nan anda berikan akan membuat mereka menjadi lebih berani membeli banyak.

Banyak konsumen nan kurang memahami dengan proses laba nan didapat dari penjualan promo. Bagi mereka, untung 1000 atau 2000 rupiah sudah membahagiakan. Sama halnya dengan anda, nan memikirkan bagaimana produk nan ada cepat laku dan habis terjual.

Selain itu, dengan adanya promo seperti ini maka akan terjadi marketing tanpa anda bayar dan minta sekalipun. Anda cukup mengatakan kepada mereka bahwa harga promo hanya berlaku selama tiga hari, setelah itu harga kembali normal.

Ini akan menjadi pertimbangan pembeli dan akan menjadi pertimbangan orang nan mendengar dari temannya bahwa ada barang-barang harga promo nan dijual di loka anda. Inilah kajian sederhana mengenai proses meraih laba nya dengan memanfaatkan harga jual. Semoga bermanfaat.