Pengorbanan
Bagi pasangan muda nan belum memiliki rumah sendiri, tinggal di rumah mertua kadang menjadi pilihan. Berbagai latar belakang pun menjadi alasan. Untuk mereka nan tinggal di kota besar, tingginya harga properti menjadi hambatan buat dapat memiliki rumah sendiri.
Di mata sebagian masyarakat, tinggal di rumah mertua bahkan merupakan sesuatu nan ‘memalukan’. Akan tetapi banyak laba nan dapat didapatkan dengan tinggal di rumah mertua, baik itu materi maupun non-materi, asalkan Anda mau mengerti dan sedikit berkorban.
Keuntungan
Beberapa laba tinggal di rumah mertua dari sisi materi, antara lain dapat berbagi peralatan rumah tangga tanpa harus membeli sendiri, berbagi membayar tagihan, dan berbagi tanggung jawab mengurus atau menjaga rumah.
Sedangkan dari sisi non-materi, Anda tak akan kesepian jika pasangan tak ada di rumah. Apalagi jika sudah memiliki anak, Anda dapat berbagi tenaga mengurus anak sekaligus memberi keceriaan di masa tua mereka.
Pengertian
Sebagian mertua sering bicara bahwa menantu maupun anak, tak akan dibedakan. Akan tetapi Anda tak dapat memegang teguh janji tersebut. Jika pasangan masih memiliki saudara kandung nan juga tinggal di rumah tersebut, Anda harus mengerti jika perlakuan mertua terhadapnya berbeda dibanding terhadap Anda. Ipar ialah anak kandungnya, sementara Anda ialah menantu.
Jadi pandai-pandailah menata perasaan dan konduite menempatkan diri di sini. Anda tak perlu sakit hati jika mertua memberi perhatian lebih terhadapnya. Toh Anda dapat mendapatkan perhatian nan sama atau bahkan lebih dari pasangan.
Pengorbanan
Menerima dan memberi, itulah prinsip pengenalan nan juga perlu Anda terapkan di sini. Setelah mendapat banyak keuntungan, berbagilah dengan keluarga mertua. Ingat, Anda juga menempati rumah nan sama, menggunakan fasilitas telepon, listrik, dan air nan sama.
Jadi, hendaknya Anda turut menyumbang membayar tagihan-tagihan rutin rumah mertua. Jangan lupa sesuaikan dengan kemampuan dan diskusikan dengan pasangan Anda mengenai besarnya tagihan tersebut.
Kunci kenyamanan tinggal di rumah mertua ialah komunikasi dengan seluruh anggota keluarganya, termasuk keluarga besarnya. Anda tidak perlu mendengarkan omongan orang lain nan bernada negatif. Toh jika Anda memiliki masalah, mereka juga tak dapat membantu. Jadi, nikmati saja keharmonisan Anda dan keluarga pasangan.
Tanda-tanda Interaksi nan Efektif
Hubungan nan efektif itu, ialah interaksi nan langsung tanpa kecenderungan kecurigaan. Bilamana Anda tinggal di rumah mertua, tentunya pola saling curiga itu lebih muncul di awal awal Anda tinggal, sebab Anda tengah di nilai. Sehingga tak ada salah kita belajar lebih jauh apa nan menjadikan komunikasi keluarga kian efektif.
Menurut Mulyana (199: 22) terdapat tanda-tanda bahwa Komunikasi Keluarga dipandang efektif.
- Pemahaman Penerima pesan mengerti akan makna pesan nan disampaikan oleh pemberi pesan dalam hal ini Anda sendiri sehingga tak terjadi kesalahan pengertian. Pemahaman juga bisa dikatakan Penerimaan nan cermat atas kandungan rangsangan seperti dimaksudkan oleh pengirim pesan, maksudnya jangan grumble, jangan ngomong nan tak tak apalagi tak perlu.
- Kesenangan Yaitu, komunikasi nan dilakukan buat memperoleh kesejahteraan bersama, cobalah bicara menghibur, bersenda gurau dan jangan bicara nan serba serius terus.
- Mempengaruhi sikap Yaitu, tindakan mempengaruhi sikap sinkron dengan keinginan, seorang nan bicara akan dipandang efektif apabila komunikasi nan orang dengar sinkron dengan keinginan nan bicara. Pada fase ini, Anda tentunya tengah di percaya di keluarga itu.
- Memperbaiki Interaksi Yaitu, komunikasi nan dilakukan dalam keluarga buat memperbaiki interaksi diantara anggota keluarga itu sendiri.
- Tindakan Yaitu, mendorong orang lain buat melakukan tindakan sinkron dengan keinginan nan hendak dicapai dalam keluarga.
Tujuh Anggaran Emas Bersama Keluarga
Terdapat tujuh anggaran emas dalam keluarga versi Hopson, dan kiranya dari tujuh anggaran emas ini, Anda dapat memahami diri bagaimana bersikap tinggal di rumah mertua Indah. Jadi Latif atau jadi runyam bergantung pada Anda, namun setidaknya nasihat ini patut di perhatikan, di antaranya :
1. Membuka obrolan Dalam sebuah keluarga hubungan akan terjalin, dimana orang tua sebagai penuntun dalam keluarga sehingga tercipta sebuah hubungan nan baik. Antara orang tua dan anak menjadi lebih baik apabila salah seorang diantara anggota keluarga tersebut bisa mendahului atau membuka wacana atau pembicaraan, sehingga dalam keluarga tersebut terjalin suatu komunikasi. Dalam membuka dialog, Davis menyarankan agar kita mencari dua hal, pertama, carilah topik nan akan menarik minat orang lain (anda juga). Kedua carilah isyarat (petunjuk) bahwa orang itu sudah siap buat berdialog nan lebih panjang
2. Mendengarkan secara aktif Mendengarkan secara aktif / partisipasi memiliki beberapa fungsi, diantaranya:
a) Anda memungkinkan pembicaranya mengecek pemahamannya terhadap apa nan dikatakan pembicara, dan lebih krusial lagi apa nan dimaksud oleh pembicara.
b) Melalui proses mendengarkan aktif pendengar mengutarakan akseptansinya terhadap perasaan pembicara. Pembicara nan aktif mengulang - balik apa nan dikatakan apa nan dikatakan pembicara, memberikan akseptansi.
c) Mendengarkan aktif merangsang pembicara menggali perasaan dan pemikirannya. Dalam merangsang eksplorasi lebih lanjut ini, pendengar aktif juga mendorong pembicara buat buat memecahkan sendiri massalahnya dengan memberikan kesempatan buat membicarakannya secara lebih mendalam.
3. Menghargai perasaan orang di dalam rumahOrang akan menghargai kita apabila kita menghargai orang lain, ketika kita menghargai orang lain berarti kita secara tak langsung menyukai orang tersebut. Dalam sebuah pembenaran tentang apa nan kita lakukan dengan meyakinkan diri sendiri bahwa orang tersebut layak buat disukai dan layak buat dibantu. Sehingga timbul suatu perasaan buat menghargai orang lain.
4. Jangan menyela Setiap anggota keluarga, mengungkapkan isi perasaan, informasi sampai tuntas, sebelum selesai, anggota lainnya tak beruasa buat memotong atau menyela ketika orang lain berbicara dan waduh apalagi bila menyela mertua.
5. Tetap pada subjek pembicaraan Dalam melakukan pembicaraan, ketika menyelesaikan masalah, tak membuka topik lain, sehingga masalah nan ada menjadi kabur, dan tak terselesaikan. Hal ini akan berdampak pada permasalahan nan sedang dihadapi menjadi tak jelas dan tak selesai. Bila Anda fokus, Anda bakal dipandang sebagai orang nan dapat di andalkan.
6. Pertengkaran nan adil Pertengakaran nan adil yaitu, tak menyerang darerah nan akan menyakiti orang lain, sehingga menyebabkan permusuhan atau kemarahan, sehingga kita dituntut buat mengetahui batas-batas nan harus diketahui oleh anggota keluarga. Marah marah di dalam keluarga biasanya wajar terjadi, namun nan tak wajar ialah membuatnya di sekam dalam bibit kecurigaan nan kelak meledak. Anda harus menghentikannya.
7. Hormati perbedaan, apalagi tinggal di rumah mertua. Anda tak dapat egois menentukan sikap Anda sendiri, apalagi main dikte pada selera orang lain. Dalam setiap diri individu terdapat disparitas besar dan penting. Disparitas sering kali terjadi dalam pandangan seseorang kepada orang lain. disparitas juga sering terjadi pada pemberian makna pada kata - kata nan disampaikan oleh seseorang sumber. Makna tak terletak pada kata - kata nan digunakan melainkan pada orang nan menggunakan kata - kata itu.