Menulis Analisis Sastra dalam Proses
Tidak ada nan menafikan bahwa keberadaan sastra sangatlah penting. Bahkan, Nabi Muhammad pun menganjurkan agar para orang tua mengajarkan sastra kepada anaknya sebab dengan sastra hati menjadi lembut.
Sastra sebagai karya seni menjadi sebuah penawar hati nan keras lewat pengolahan rasa nan ditimbulkannya. Namun, pada perkembangannya, karya sastra nan meliputi puisi, cerpen, dan novel, kemudian dikotori oleh kata-kata nan mengumbar imajiniasi seronok dan jauh dari kegunaan oleh si pelaku sastra sendiri. Sastra nan demikian ialah karya sastra nan sudah melenceng dari fitrah dan sifat sastra nan lahir ke dunia.
Selain berbentuk cerpen, novel, dan puisi, ada karya sastra lain berupa tulisan nan disebut esai sastra .
Indah dan bermanfaat. Itulah maksud dari istilah dulce et utile sebagaimana diungkapkan oleh Horace, sosok pakar sastra pragmatikus.
Pada dasarnya, karya sastra haruslah berdasar pada kaidah estetika dan kebermanfaatan. Dengan demikian, akan terjadi keseimbangan. Secara tekstual mempunyai estetika tersendiri saat dibaca. Lalu, secara konten membawa akibat kegunaan tersendiri bagi penikmat sastra.
Pada praktiknya, karya sastra nan menyimpan dua ekuilibrium itu sangat sulit ditemukan.
Ada nan memang latif secara tekstual dan penyajian, namun kosong secara manfaat. Karya tersebut pincang dan sebagai penghibur semata. Tidak membawa apa-apa nan berdampak baik dalam sebuah kehidupan.
Sementara di sisi lain, ada juga karya sastra nan mempunyai isi berdampak menfaat bagi pembaca, tetapi gagal dalam hal penyajian. Ini pun berakibat pada kurangnya peminat dan bosannya si pembaca sebab merasa diceramahi oleh si sastrawan.
Jadi, kedua pokok tersebut sine qua non dalam sebuah karya sastra. Jika ini sudah terpenuhi, akan bernilailah sebuah karya sastra nan sejak dahulu diagung-agungkan.
Lewat keindaannya, sastra kemudian menjadi semacam bara nan tersembunyi dalam rangka meruntuhkan tiran-tiran dan menebar kegunaan di bumi.
Manfaat Sastra
Manfaat nan dihasilkan dari sebuah proses membaca sastra dapat dirasakan langsung oleh penikmat sastra. Berikut ini ialah beberapa pengaruh dan kegunaan membaca karya sastra bagi para penikmatnya.
- Melembutkan perasan dan hati pembaca.
- Memberi pencerahan akan kebenaran hidup.
- Kegembiran dan pengobat kegelisahan hati.
- Memberikan penghayatan mendalam.
- Mengembalikan insting estetika manusia.
- Menjadikan manusia berbudaya dan peka lingkungan.
Nah, demikianlah seharusnya sebuah karya sastra mempunya andil besar dalam menyebarkan kegunaan bagi manusia lewat keindahannya. Bukan sebaliknya. Menyebarkan estetika nan melenakan dan tak membawa mobilitas perubahan. Sastra lahir dari kejernihan jiwa, bukan dari hawa nafsu.
Mau Menulis Esai Sastra?
Mendapatkan tugas buat menulis sebuah esai analisis sastra bisa membikin sebagian besar siswa menjambak rambut mereka keluar keras keras, percayalah aku pun pernah mengalaminya. Setelah semua apa nan hadapi di depan mata itu sudah jelas, maka dapat saja terambil konklusi sembarang, bahwa tak mudah buat melakukan kritik karya sastra, nan telah dihargai oleh banyak orang.
Mempelajari karya sastra brilian, kemudian mencoba menelaah dengan interpretasi Anda sendiri tentang karya sastra dapat tak dapat menjadi apapun itu kecuali hal hal menakutkan. Karena sangatlah sulit buat mengomentari karya seorang penulis nan terkenal dengan kewenangan dan sisi 'pintar' nan diperlukan dalam analisis sastra.
Bahkan penugasan dalam esai satra mungkin ialah kesalahpahaman terbesar tentang esai sastra atau esai kritis itu sendiri, sebab mereka nan berani melakukannya lebih dikenal terlebih dahulu sebagai sastrawan nan berhasil. Bagi seorang amatir hendak menulis esai satra tentu saja sebuah proses bunuh diri intelektual pelan pelan.
Menulis esai sastra walau demikian sama sekali tak berarti bahwa Anda perlu mengembangkan dokumen otoritatif nan merupakan kata akhir pada subjek. Titik menulis esai analisis sastra dapat di sorot dari sekedar buat menyajikan pandangan Anda sendiri dan pendapat tentang potongan fiksi Anda pelajari. Dan kalau nan begitu prosesnya, siapapun niscaya mau. Asal jangan di kategorikan kritik sastra itu dalam evaluasi juri.
Menulis Analisis Sastra dalam Proses
Dalam rangka buat menulis sebuah esai analisis sastra atau esai kritis Anda pertama kali dan terutama harus memilih karya sastra pilihan Anda. Sementara itu, apabila kebanyakan guru atau pelatih bisa menetapkan sebuah karya fiksi eksklusif berdasarkan kurikulum, kadang-kadang Anda sendiri mungkin memiliki preferensi pilihan buat memilih buku pilihan sendiri.
Jika memilih buku, ingatlah buat tak pernah memilihnya sebab disuruh sebab Anda berpikir eskapis. Juga jangan pernah melakukan kesalahan dengan memilih sebuah buku nan menurut Anda, akan sangat mudah buat di bongkar. Pilih karya sastra nan akan memaksa Anda buat berpikir, dan bekerja lebih keras.
Setelah Anda memilih buku dan membacanya sekali, sekarang saatnya buat memilih aspek-aspek sastra dari buku nan Anda ingin menulis makalah analisis sastra. Sebagai mahasiswa, fitur sastra Anda akan melihat ialah karakterisasi, plot, narasi, pengaturan, tema fiksi, dan simbolisme dalam buku.
Mulailah membuat catatan tentang fitur sastra masing-masing. Ajukan pertanyaan nan sama dan memikirkan lebih jauh bagaimana caranya si penulis bekerja membikin buku. Mempertanyakan liku nan berbeda dalam kisah, karakterisasi, plot, dll akan memungkinkan Anda mencoba beberapa pandangan dan poin nan menarik.
Selanjutnya dalam langkah-langkah buat menulis esai kritis ialah mencoba fokus pada topik atau fitur sastra nan menarik nan paling nendang dalam suatu cerita. Ini akan membawa Anda pada langkah berikutnya yaitu buat menulis pernyataan tesis analisis sastra.
Tuliskan hipotesis pendalaman. Ingat bahwa tak ada keharusan buat jawaban benar. Tidak apa-apa jika pada akhirnya dalam menulis analisis esai sastra, Anda belajar bahwa hipotesis Anda itu cacat. Tugas Anda ialah buat mendukung hipotesis Anda dengan bukti nan mendukung klaim dan buat menyediakan pembaca dengan argumen nan keren.
Selanjutnya Anda akan perlu buat mulai mengumpulkan bukti dari teks, dalam bentuk kutipan dari buku buat mendukung klaim. Setelah Anda memiliki alat dan bukti di tempat, cobalah menulis paragraf pengantar buat analisis. Selanjutnya, terserah kepada Anda buat menulis tubuh analisis sastra.
Di sinilah Anda akan menunjukkan bukti nan mendukung klaim. Ekspresikan diri dengan ringkas dan menyajikan argumen secara logis. Dalam paragraf penutup, ingatlah buat menyatakan kembali pernyataan tesis. Ketika menulis sebuah konklusi analisis sastra Anda juga akan perlu buat memasukkan kompendium dari bukti nan telah disajikan dalam makalah tersebut. Seperti halnya contoh tulisan esai, konklusi harus khusus punya dampak.
Sambil belajar buat menulis makalah analisis sastra, krusial buat diingat bahwa apa nan paling krusial ialah orisinalitas pemikiran. Coba dan mempresentasikan ide segar dan argumen secara logis. Sebelum mengirimkan analisis sastra, Anda harus mengoreksi dan merevisi dokumen. Periksa setiap ejaan, tanda baca, atau kesalahan tata bahasa.
Nah.. Mudah-mudahan, artikel ini telah membantu Anda melihat persis betapa mudahnya seluruh tugas esai sastra.