Afrika Selatan dan Cina
Untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar, banyak orang bereksperimen mencari bahan bakar alternatif nan fungsinya sama dengan bahan bakar pada umumnya. Selain bahan bakar alternatif buat memasak, ada bahan bakar alternatif buat kendaraan. Salah satunya, batu bara. Batu bara berpotensi sebagai bahan bakar cair pengganti minyak, solar, dan bensin. Teknologi mengubah batu bara menjadi bahan bakar cair disebut teknologi liquifaksi (pencairan).
Pencairan batu bara nan dicampur dengan bahan kimia eksklusif lainnya akan menghasilkan cairan tertentu. Cairan tersebutlah nan akan dikilang menjadi bahan bakar, seperti minyak. Negara-negara seperti Afrika Selatan dan Cina telah menjalankan pencairan batu bara atau liquifaksi tersebut.
Batubara ialah bahan bakar fosil hitam atau hitam kecoklatan, nan terbentuk jutaan tahun nan lalu jauh di dalam lapisan bumi. Ini ialah bahan bakar fosil mudah terbakar, nan terbentuk dari materi tanaman wafat Periode Carboniferous. Hal ini terutama karbon. Namun, juga bisa memuat unsur lain seperti belerang, oksigen hidrogen, dan nitrogen dalam jumlah nan bervariasi. Batubara ialah sumber nan memenuhi sebagian besar kebutuhan listrik dunia.
Pembentukan Batubara
Batubara terbentuk 300 juta tahun nan lalu ketika sebagian besar permukaan bumi ditutupi dengan rawa. Tanaman terestrial, terutama pohon-pohon tinggi hutan rawa seperti lycopods, pakis raksasa, horsetails, dan lumut klub meninggal dan jatuh dalam rawa atau genangan air dangkal, nan merupakan fitur generik dari medan. Karena perubahan iklim dan peristiwa bencana, sejumlah besar hutan tenggelam ke dalam rawa.
Lapisan ini ditutupi dengan jumlah besar dari lumpur dan pasir. Akibatnya, lapisan bawah vegetasi mendapat dikompresi buat membentuk spons, basah seperti bahan nan disebut gambut. Peristiwa vegetasi wafat terakumulasi dalam rawa dan mendapatkan ditutupi dengan pasir dan lumpur terus berlangsung sebagai siklus. Ini menjelaskan lapisan bergantian batubara dan tanah liat atau batu pasir (pasir nan dipadatkan) dalam substrat tersebut.
Sebagai vegetasi wafat terkubur dalam kondisi basah dan asam, mereka juga terputus dari pasokan langsung dari udara. Oleh sebab itu, proses dekomposisi melambat dan apa nan dihasilkan ialah gambut, termin pertama pembentukan batubara. Dengan lapisan lebih dari materi tanah dan sayuran mengumpulkan gambut, oksigen, hidrogen dan air diperas keluar.
Dengan peningkatan tekanan dan selanjutnya pemadatan antara lapisan sedimen, gambut berubah menjadi bituminous, batubara subbituminous dan akhirnya ke batubara. Dalam setiap langkah, materi baru terbentuk lebih kaya karbon dari bahan pada termin sebelumnya. Ini ialah kisah tentang bagaimana batubara terbentuk di Bumi.
Proses pembentukan batubara ialah proses nan sangat lambat. Bentuk terbaik dari batubara dengan karbon 90 sampai 95% milik Periode Carboniferous, nan berusia 360-250 juta tahun nan lalu. Namun, batubara juga dibentuk di usia selanjutnya seperti Periode Permian dan Periode Menengah nan membentang lebih dari 290 sampai 65 juta tahun nan lalu. Batubara dari daerah-daerah eksklusif nan terbentuk selama Periode Tersier (65 juta tahun nan lalu menjadi 2,6 juta tahun nan lalu) juga kualitas nan sangat baik. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa gambut dibawa menuju kedewasaan awal oleh panas nan dihasilkan dampak tabrakan lempeng tektonik.
Dimana Batu Bara Ditemukan
Batubara ditemukan di lapisan (vena atau loka tidur batubara) nan mungkin terdapat dalam waktu kurang dari 200 meter dari bumi, bagi mereka nan terkubur lebih dari 1000 meter di bawah lapisan tanah. Ini loka tidur batubara diakses melalui pertambangan.
Jika deposito batubara nan dangkal, maka mereka diakses melalui pertambangan permukaan. Loka tidur batubara nan terletak lebih dalam lebih dari 1000 meter, nan digali menggunakan proses penambangan dalam atau tambang bawah tanah. Namun, hal ini batubara nan ditambang, perlu diproses lebih lanjut.
Sejauh ini produsen terkemuka batubara di antarnaya Cina nan ada pada puncak daftar. Namun, Amerika Perkumpulan nan memiliki cadangan batubara terbesar. Amerika Perkumpulan diikuti oleh Rusia, Cina dan India besar dalam cadangan batubara. Namun, negara-negara penghasil batubara terkenal di global tak lantas Cina, yakni ialah Australia, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Rusia, India dan Cina.
Afrika Selatan dan Cina
Di Afrika Selatan, sudah terdapat perusahaan nan menangani pencairan batu bara. Perusahaan tersebut ialah SASOL. SASOL memproduksi bahan bakar cair dari batu bara sebanyak 150.000 barel per hari. Dari bahan bakar batu bara tersebut, Afsel bisa memenuhi kebutuhan 50 persen bahan bakar kendaraan pengganti BBM. Cina juga memproduksi bahan bakar dari batu bara. Sebuah perusahaan terbesar di Cina, Shen Hua Group, bekerja sama dengan perusahaan Amerika, Headwaters Technology Innovation (HTI), buat pencairan batu bara.
Indonesia
Di Indonesia, upaya produksi mengubah batu bara menjadi bahan bakar cair belum dilaksanakan. Pada 2004, terdapat wacana buat membangun pabrik pembuat bahan bakar cair tersebut. Namun, pelaksanaannya masih belum terwujud. Meski telah terbukti batu bara berpotensi menjadi bahan bakar cair pengganti BBM sebagai bahan bakar buat kendaraan, pencairan batu bara dianggap menimbulkan masalah lingkungan. Yang lebih parah, pencairan batu bara akan meningkatkan imbas pemanasan global.
Pencairan batu bara tentu membutuhkan energi dan batu bara dalam jumlah besar. Satu ton batu bara nan dikonversi menjadi bensin menghasilkan 2 barel bensin. Karena dibutuhkan jumlah nan banyak, penambangan batu bara harus dilakukan. Beberapa pihak di Amerika menilai bahwa penambangan batu bara nan terus dilakukan bisa membahayakan lingkungan sekitar penambangan.
Limbah nan berasal dari penambangan batubara bisa mencemari air tanah. Kadar asam dan racun nan tinggi dari limbah bisa mengkontaminasi air tanah sehingga berdampak pula bagi kehidupan di sekitarnya. Proses konversi batu bara menjadi bahan bakar cair juga dinilai menghasilkan emisi dua kali lebih besar dibanding bensin biasa. Tentunya, ini akan meningkatkan polusi udara.
Efek Merusak
Karbondioksida nan dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik dan batu bara cair nan sudah dijadikan bahan bakar kendaraan berjumlah lebih besar dibanding pemurnian minyak mentah menjadi bensin, diesel, dan bahan bakar lainnya. Air nan dibutuhkan dalam jumlah banyak saat proses mengubah batu bara menjadi bahan bakar cair juga bisa mengancam persediaan air.
Dengan dasar tersebut, penggunaan batu bara sebagai bahan bakar cair dinilai belum efektif. Meski ada laba sebab batu bara bisa mengganti kelangkaan minyak, bensin, dan bahan bakar lainnya, dampak nan ditimbulkan dari pencairan batu bara justru lebih berbahaya. Selain itu, imbas pemanasan dunia terhadap bumi akan meningkat apabila pencairan batu bara terus dilakukan.
Keuntungan dan Kerugian
Baik laba dan kerugian dari setiap sumber energi harus dipertimbangkan dalam rangka buat menentukan apakah itu ialah handal atau tak - batubara tak terkecuali. Evaluasi tersebut juga datang berguna ketika datang ke isu menggantikan sumber energi konvensional dengan nan modern.
Keuntungan: Beberapa sumber batasannya energi, batubara merupakan salah satu sumber paling berlimpah energi. Hal ini juga salah satu bahan bakar fosil nan paling murah sejauh pembangkit listrik nan bersangkutan. Listrik nan dihasilkan dari batubara tak hanya besar, tapi jauh lebih bisa diandalkan daripada bentuk-bentuk lain dari energi.
Tidak seperti sumber energi alternatif, seperti tenaga surya dan tenaga angin, sumber ini sama sekali tak tergantung pada cuaca. Sumber energi bisa disimpan dengan aman, dan karenanya, ialah mungkin buat membuat pengaturan buat saat darurat. Demikian pula, persyaratan infrastruktur buat pemrosesan dan transportasi batu bara jauh lebih sulit dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya, seperti minyak dan gas alam.
Ada juga ada dua laba lingkungan - itu cenderung menghasilkan berbagai bi-produk ketika dibakar - nan bisa digunakan buat kegiatan lain, dan kedua, mengurangi ketergantungan kita pada minyak dan gas alam - sumber nan semakin menipis.
Kekurangan: Seperti dalam kasus hampir semua sumber energi lainnya, bahkan batubara memiliki beberapa kelemahan sendiri. Salah satu kelemahan terbesar dari batubara ialah polusi udara. Sejumlah gas berbahaya, termasuk karbon dioksida, sulfur dioksida dan debu, nan di lepas ke lingkungan saat batu bara dibakar buat menghasilkan energi.
Bahkan, cenderung buat memancarkan dua kali CO2 banyak daripada bahan bakar cair fosil lainnya. Kerugian lain pembangkit listrik termasuk kesamaan mereka buat menimbulkan polusi suara dan degradasi lingkungan. Fakta bahwa para pekerja di tambang batubara nan terkena semua bentuk polusi membuat mereka rentan terhadap berbagai penyakit.
Proses bekerja di tambang ini juga cukup berbahaya, dan risiko kematian cukup tinggi. Meskipun kita mengatakan bahwa batubara merupakan salah satu nan paling melimpah di antara bahan bakar fosil, bukan berarti bahwa deposit batu bara akan berada di sana selamanya.