Tokoh-Tokoh Teori Pembelajaran Humanistik

Tokoh-Tokoh Teori Pembelajaran Humanistik

Teori pembelajaran terbagi dalam beberapa macam teori. Di antaranya, humanistik, behavioristik, dan teori pembelajaran lainnya. Masing-masing teori tersebut memiliki prinsip, cara penerapan, kelebihan, kelemahan, serta tokoh pencetus nan memudahkan bagi kita dalam memahami secara rinci teori tersebut. Global pendidikan saat ini sedang berupaya monoton memperbaiki kualitas mutu peserta didik dan gurunya.

Dalam global pendidikan, penerapan teori-teori tersebut sudah dimulai. Harapannya, teori nan dipilih dan diterapkan tersebut sinkron dengan ciri para siswa didik dan gurunya. Pada ulasan ini akan disampaikan mengenai salah satu teori dalam pembelajaran diikuti penerapan serta tokoh-tokohnya.

Untuk ulasan teori nan lain, Anda bisa mendiskusikan serta menambah pengetahuan melalui berbagai sumber dari internet, diskusi, buku bacaan, ataupun cara lainnya.



Teori Pembelajaran Humanistik

Dalam teori pembelajaran humanistik lebih ditekankan pada humanisme. Maksud dari pernyataan tersebut, teori ini lebih mengarahkan pada para peserta didik buat meraih tujuan primer humanisme. Adapun tujuan primer dari kemanusiaan tersebut yaitu adanya perkembangan dari ekspresi manusia.

Oleh sebab itu, jika dikaitkan dengan proses belajar, maka belajar merupakan proses dengan pusatnya pada peserta didik dan peran guru sebagai seorang fasilitator. Peran itulah nan saat ini marak buat diterapkan dalam sistem pendidikan Indonesia.

Salah satu tokoh teori pembelajaran humanistik nan bernama Carl Ransom Rogers menyatakan bahwa:

  1. Menurutnya, setiap individu adalah positif.
  2. Tokoh ini memiliki anggapan dasar, yaitu adanya kesamaan formatif dan kesamaan aktualisasi.
  3. Menurutnya, diri ( self ) terbentuk dari pengalaman mulai dari bayi. Diri ( self ) terdiri atas dua subsistem. Yaitu konsep diri dan diri ideal.
  4. Adapun kebutuhan individu menurutnya mencakup empat hal. Empat hal nan dimaksud di antaranya, adanya suatu bentuk pemeliharaan, adanya kebutuhan buat peningkatan potensi diri, adanya kebutuhan akan penghargaan diri sendiri nan positif ( positive self-regard ).

Sementara menurut Gage dan Berliner, terdapat beberapa prinsip dasar dari pendekatan teori pembelajaran humanistik nan bisa digunakan buat mengembangkan pendidikan, di antaranya.

  1. Peserta didik akan belajar dengan baik terhadap apa nan mereka inginkan dan butuh buat diketahuinya. Ketika peserta didik telah mampu mengembangkan kemampuan dalam menganalisa apa dan mengapa tentang sesuatu nan krusial buat mereka, maka mereka akan belajar dengan lebih mudah dan lebih cepat.
  2. Peserta didik maupun guru bisa mengetahui bagaimana cara belajar nan baik. Alasannya yaitu cara belajar lebih krusial daripada membutuhkan banyak pengetahuan.
  3. Evaluasi diri merupakan satu-satunya penilaian nan berarti buat tugas para peserta didik. Adapun penekanan akan hal ini yaitu pada perkembangan internal dan regulasi diri.
  4. Para guru nan berorientasi humanistik akan membuat sumbangan nan berarti buat dasar pengetahuan peserta didiknya.
  5. Para peserta didik akan belajar dengan lebih baik dalam lingkungan nan nyaman dan menyenangkan.

Beberapa psikolog humanistik nan mengamati penerapan teori pembelajaran humanistik berpendapat bahwa sebenarnya manusia memiliki suatu keinginan. Adapun keinginan tersebut, misalnya keinginan buat lebih baik maupun keinginan buat belajar.

Oleh sebab itu, global pendidikan seperti sekolah, harus hati-hati agar tak memiliki kesan memaksakan peserta didik mempelajari sesuatu hal sebelum mereka merasa siap belajar hal tersebut. Sementara peran guru dalam hal ini yaitu sebagai fasilitator nan akan membantu para peserta didik buat memenuhi kebutuhannya.

Teori pembelajaran humanistik dalam global pendidikan menekankan pada perkembangan nan positif. Artinya lebih mengutamakan potensi manusia agar bisa mencari, menemukan, kemudian mengembangkan kemampuan tersebut. Dalam hal ini, meliputi kemampuan interpersonal sosial serta metode dalam pengembangan diri.

Keduanya memiliki tujuan buat memperkaya diri dan menikmati hidup. Teori ini berupaya buat memahami konduite belajar, baik dari segi cara pandang pelaku, ataupun pengamatnya.

Teori pembelajaran humanistik bisa diterapkan pada materi dengan sifat buat membentuk suatu kepribadian. Selain itu, akan terbentuk suatu perubahan dalam sikap dan analisis terhadap kenyataan sosial maupun hati nurani. Adapun keberhasilan penerapan teori ini yaitu siswa senang, memiliki semangat, memiliki inisiatif dalam belajar, mengalami perubahan pola pikir, serta meningkatnya kepercayaan diri.

Adapun ciri guru dalam teori pembelajaran humanistik yaitu memiliki rasa humor, adil, menarik, mampu berinteraksi dengan peserta didiknya secara mudah dan wajar, menguasai kelas, serta mampu menyesuaikan diri dengan perubahan.

Adapun kriteria guru nan tak efektif menurut teori ini yaitu guru nan memiliki rasa humor rendah, tak sabar, melukai perasaan peserta didik dengan komentar menyakitkan, tindakannya otoriter, serta kurang respons dengan perubahan.



Tokoh-Tokoh Teori Pembelajaran Humanistik

Setelah mengetahui bagaimana sebenarnya teori pembelajaran humanistik dan penerapannya oleh peserta didik maupun guru, selanjutnya kita perlu mengetahui siapa saja tokoh dari teori ini. Berikut beberapa nama tokohnya.



1. Abraham H. MaslowIa

Abraham H. MaslowIa termasuk tokoh kunci teori pembelajaran humanistik bersama Carl Ransom Rogers. Ia lahir pada tahun 1908 di kota Brooklyn, New York dan meninggal pada tahun 1970. Ia menjadi anak paling tua di antara tujuh bersaudara.

Ia mengambil bidang hukum, tapi tak dilanjutkan. Ia malah melanjutkan ke kampus lain dengan bidang studi psikologi. Ia mendapat gelar Bachelor pada tahun 1930, gelar Master tahun 1931,serta gelar Ph.D pada tahun 1934 di University of Wisconsin .

Abraham Maslow juga dikenal dalam bidang psikologi nan merupakan pelopor genre psikologi humanistik. Menurutnya, manusia bisa memahami dan menerima dirinya. Teorinya terkenal dengan nama Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan).

Menurutnya, manusia memiliki dorongan buat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut memiliki strata mulai dari strata terendah, yaitu bersifat dasar/fisiologis sampai dengan strata paling tinggi, yaitu aktualisasi diri.



2. Carl Rogers

Ia memiliki nama lengkap Carl Ransom Rogers. Ia lahir pada tahun 1902 di Oak Park, Illinois dan meninggal pada tahun 1987 di LaJolla, California. Ia sangat menyukai membaca buku petualangan, tapi juga membaca buku apa saja seperti kamus maupun ensiklopedi.

Seperti halnya Maslow, Rogers juga kuliah di University of Wisconsin dengan mengambil bidang agrikultural dan sejarah. Selanjutnya pada tahun 1928, ia mendapat gelar Master dan Ph. D di bidang psikologi dari Columbia University .

Carl Rogers merupakan seorang psikolog humanistik. Ia menekankan pentingnya sikap saling menghargai juga tanpa berpretensi dalam membantu individu ketika mengatasi masalah kehidupannya. Selain itu, Rogers memiliki pendapat tentang pendekatan dalam pendidikan dengan menyatakan bahwa mencoba belajar dan mengajar lebih manusiawi.

Ia memiliki beberapa pendapat tentang prinsip-prinsip belajar nan humanistik, di antaranya ialah sebagai berikut.

  1. Kemampuan belajar secara alami dimiliki oleh manusia.
  2. Jika materi pelajaran mempunyai kesesuaian dengan maksud sendiri maka akan muncul belajar nan signifikan.
  3. Belajar dengan anggapan mengenai dirinya sendiri dianggap tak memberikan kenyamanan dan kesenangan.
  4. Belajar nan bermakna diperoleh peserta didik dengan melakukannya sendiri. Peserta didik terlibat langsung dalam proses belajar dan bertanggung jawab terhadap proses belajar itu.
  5. Cara nan bisa memberikan hasil mendalam yaitu dengan belajar inisiatif sendiri nan melibatkan pribadi peserta didik.


3. Arthur CombsIa

Arthur CombsIa seorang tokoh teori pembelajaran humanistik. Menurutnya, buat mengerti tingkah laku manusia maka sebaiknya memahami bagaimana global ini dilihat dari sudut pandang masing-masing manusia atau individunya. Pernyataan tersebut termasuk salah satu pandangan humanistik tentang persepsi, tujuan tingkah laku dari dalam diri, kepercayaan sehingga bisa membuat orang berbeda satu dengan nan lain.

Demikianlah ulasan mengenai teori pembelajaran humanistik serta tokohnya. Mengetahui teori nan lain dan membandingkannya akan membantu kita menambah ilmu tentang teori dari pembelajaran nan dikembangkan guru buat diterapkan peserta didiknya.

Dalam penerapannya di global pendidikan kadang menimbulkan masalah, tapi hal tersebut wajar terjadi. Alasannya yaitu teori pembelajaran humanistik tersebut berasal dari manusia sehingga ketika para tokoh tersebut mencetuskannya buat kemudian diterima serta diterapkan pihak lain, ada kemungkinan menimbulkan masalah.