Era Globalisasi Pendidikan

Era Globalisasi Pendidikan

Globalisasi sudah lama menjadi salah satu topik nan paling sering diperbincangkan mulai dari ekonomi, bisnis, politik dan sekarang Globalisasi masuk ke dalam global institusi atau global pendidikan. Penguasaan era dunia nan membuat para penyelenggara pendidikan terjebak dalam rasa ketidak pastian dengan sistem pendidikan nan ada saat ini. Ada banyak kerancuan dalam memberi makna dari arti Era Globalisasi Pendidikan .

Maka dari itu, beberapa tema kunci dalam teori dan pengalaman globalisasi perlu ditafsirkan lagi sebagai acuan buat mamahami makna dari globalisasi pada pendidikan dan tujuan pendidikan nan akan datang. Didorong oleh beberapa faktor seperti ekonomi nan dipacu oleh komunikasi dan teknologi.

Menjadikan globalisasi menghubungkan individu dan institusi pendidikan ke seluruh dunia. Dengan taraf keterkaitan dan kecepatan nan sangat luar biasa. Istilah globalisasi sering digunakan buat menggambarkan penyebaran dan keterkaitan antara komunikasi dan teknologi ke seluruh dunia.

Arti pendidikan dapat diuraikan atau dimaknai dengan sebuah proses nan mengunakan metode tertentu, nan menghasilkan pengetahuan, ilmu, serta wawasan bagi seseorang. Pengetahuan, ilmu , serta wawasan tersebut bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain nan menerimanya sebab sinkron dengan kebutuhan kehidupannya.

Pengertian pendidikkan lebih luas lagi ialah sebuah atau bahkan seluruh proses tahapan-tahapan pengembangan kemampuan buat berprilaku. Yang mana konduite tersebut atau konduite individu tersebut ialah suatu pengalaman kehidupan.
Pendidikkan juga dapat dimaknai sebagai suatu tahapan dari kegiatan nan sifatnya kelembagaan atau lebih condok ke tempatnya seperti sekolah, dan lain-lain nan sejajar dengan sekolah, nan dipergunakan sebagai penyempurna perkembangan individu dalam memperoleh wawasan, ilmu pengetahuan, kebiasaan, tradisi, dan juga tingkah laku, dan masih banyak lagi.

Pendidikan dapat berlangsung dalam suasana formal, informal bahkan non formal atau pembelajaaran melalui diri sendiri nan tanpa kita sadari. Pada intinya pendidikan merupakan suatu kegiatan buat mentransfer ilmu, mentransfer pengetahuan, ide, gagasan, kebiasaan dan nilai-nilai kepada orang lain dengan cara eksklusif dan metode eksklusif pula. Baik dengan jalan terstruktur secara formal, informal dan juga nonformal.

Mentransfer ilmu bisa terjadi dimana pun, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, atau institusi sebagai loka satuan pendidikan. Namun ketiga satuan pendidikan tersebut tidaklah berdiri sendiri, tetapi ketiganya tersebut merupakan satuan komponen yanng saling melengkapi satu dengan lainnya.

Selain itu, para penyelenggara pendidikan merasa terjebak dengan sistem pendidikan saat ini. Dikarenakan oleh strata kemajuan-kemajuan yanng telah ada. Karena hal itu telah melampaui kesiapan lembaga-lembaga penddidikan dalam model-model kurikulum, serta metode dan wahana nan dimiliki guna menghasilkan lulusan-lulusan nan akan memasuki sebuah era nan ditandai dengan taraf kompetisi dan perubahan nan sangat aktif dan cepat. Era Globalisasi Pendidikan menjadikan global seperti dalam genggaman, bagaikan sebuah mesin nan setiap saat dapat saja hancur sewaktu-waktu.

Institusi atau forum pendidikan nan merancang kurikulumnya buat memberikan bekal kepada peserta didik dengan berbagai keahlian nan dibutuhkan di luar institusi (setelah peserta didik lulus) ialah suatu langkah nan bijaksana. Tetapi, dengan mimikirkan hal tersebut saja, kadang kala melupakan tujuan-tujuan pendidikan nan lainnya. Hal dapat saja beberapa tahun nan akan datang akan menlahirkan manusia-manusia robot berbaju manusia.



Era Globalisasi Pendidikan

Era Globalisasi Pendidikan muncul ditandai dengan adanya alat-alat nan serba modern dan canggih. Dengan adanya alat nan modern dan canggih ini membuat para pelajar menjadi manja dan tak dapat mandiri. Begitu juga dengan para pengajar, harus lebih ekstra dalam memberikan pengetahuan serta wawasan dalam menyaring teknologi-teknologi nan sudah maju dan modern tersebut.

Dan para pengajar juga jangan sampai wawasannya dibawah para pelajar. Intinya para pengajar harus lebih ekstra dalam segala hal. Itu ialah salah satu sisi negatif dari adanya Era Globalisasi. Segi negatif nan lain ialah rendahnya moralitas, rendahnya sikap toleransi, rendahnya sikap menghargai sesama, lemahnya mental kepemimpinan, rendahnya mental dalam kerjasama, dan lain-lain sebagainya.
Kemajuan dalam bidang teknologi informasi memiliiki banyak kemudahan saat ini. Dengan berbagai macam elektronik, kadang-kadang kita dibanjiri dengan berbagai informasi dari belahan dunia. Dari sini kita bisa mengetahui informasi-informasi nan sangat kita butuhkan dan sangat berguna bagi kita semua buat menambah wawasan serta keterampilan .

Namun, kita juga harus mengetahui bahwa kegunaan dan kemudahan nan ditawarkan ada banyak juga sisi negatifnya. Keresahan pendidik juga orang tua terhadap peserta didik akan maraknya warta atau foto berbau pornografi di global maya, penipuan, dan kejahatan ialah salah satu dari contoh sisi negatif dari Era Globalisasi.

Namun juga era globalisasi ada nan berdampak negatif baik bagi pendidik maupun peserta didik. Bukan berarti kita harus menjauhkan diri dari adanya teknologi informasi. Karena dengan menjauhi teknologi informasi tersebut akan membuat kita gagap terhadap teknologi, hal ini akan berakibat kita akan ketinggalan dengan perkembangan jaman dan ketinggalan informasi dan kita menjadi orang primitif.

Dalam buku Culture Shock karya dari alvin Toffler mengatakan “Selain menghadirkan peluang positif buat hayati mudah, murah, nyaman, latif dan maju, globalisasi juga bisa menghadirkan peluang negatif sekalligus, yaitu menimbulkan penderitaan, keresahan, dan penyesatan. Globalisasi ini berjalan terus menerus tiada henti, dengan menawarkan berbagai macam pilihan serta kebebasan nan bersifat individu.

Intinya pendidik beserta oranng tua harus lah mampu memberikan pengertian ke pada anak-anak atau peserta didik, memberikan keterampilan buat menyaring, mencari, memilah serta memanfaatkan berbagai macam informasi, mengambil peluang yanng bagus dan pilihan nan benar. Serta memberikan kapital buat berani menghilangkan informasi nan tak berguna juga merusak diri sendiri.
Kesimpulannya, Era Globalisasi Pendidikan membawa akibat negatif dan juga posiitif.

Yang negatif kita harus saring dan apabila memengkinkan kita buang jauh-jauh, demi keselamatan diri sendiri maupun keselamatan orang-orang diekitar kita nan kita sayangi. Karena akibat adanya globalisasi ini sangat keras sekali pengaruhnya terhadap kehidupan di sekeliling kita.

Bagaimana dengan pengaruh positifnya? Apa bila Era Globalisasi nan berdampak positif kita harus memeliharanya dan menerapkannya, sebab kita juga butuh akan informasi tersebut. Seperrti halnya internet, telephon, e-mail , Fb, dan lain-lain. Dulu alat-alat dan media komunikasi seperti itu tak ada.

Namun dengan adanya internet peserta didik nan mulai duduk di sekolah dasar sudah dapat mempunyia waawasan layaknya anak nan duduk sudah duduk dibangku kuliah, dulu sebelum ada Hp buat mengetahui kabar dari saudara jauh sangatlah sulit, tetapi sekarang tinggal pencet no telephon langsunng dapat mendengar suaranya, tak hanya suara melihat wajahnyapun juga bisa.

Itulah kehebatan dari globalisasi nan tak dapat kita buang tetapi harus kita manfaatkan. Tetapi adanya pengaruh dari internet adanya jual beli secara bebas apapun dapat di transaksikan lewaat internet. Begitu juga budaya luar nan tak pantas ditiru sekarang malah jadi tren anak-anak muda.

Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan memberikan akibat positif bagi nan membutuhkan.