Fungsi Radio Komunikasi pada Era Kontemporer

Fungsi Radio Komunikasi pada Era Kontemporer

Definisi dari radio komunikasi ialah holistik sistem gelombang suara nan dipancarkan dari suatu stasiun dan bisa diterima oleh pesawat-pesawat penerima ( receiver ) di rumah, di mobil, di kapal, dan sebagainya, dengan tujuan menjadi proses dari komunikasi massa.

Sementara bila hanya mengenai radio saja dan bukan radio komunikasi, nan dimaksud dengan istilah radio ialah bentuk fisik dan kegiatan radio komunikasi nan saling menjalin, tak terpisah satu sama lain. Dengan demikian, pengertian tentang radio ialah eksitensi radio itu sendiri.

Radio komunikasi sendiri dirasakan begitu besar khasiatnya oleh masyarakat. Hal itu disebabkan fungsi radio komunikasi itu bisa memberikan informasi, hiburan, serta pendidikan nan dibutuhkan bagi masyarakat atau individu.

Dalam konteks karakteristik, penyiaran suatu acara radio siaran/komunikasi senantiasa disesuaikan berdasarkan ciri media, ciri khalayak, dan lingkungan sosial budayanya. Perancangan pesan nan menarik dilakukan berdasarkan sifat khalayak radio nan begitu aktif, selektif, dan pribadi.

Latar belakang khalayak sangat menentukan bagi terjadinya respons dan partisipasi nan positif terhadap program penyiaran. Penyiaran acara radio nan menyertakan musik, kata-kata, dan imbas suara menyebabkan siaran memberi daya tarik bagi khalayak pendengar. Oleh sebab itu, tidak heran jika radio dikukuhkan sebagai The Fifth Estate -negara kelima nan menguasai khalayakna sendiri.

Faktor-faktor nan menyebabkan radio siaran/komunikasi mempunyai julukan tersebut ialah adanya daya tembus, daya langsung, dan daya tarik . Ketiga hal tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut.

Daya langsung ialah kemampuan radio nan mempunyai informasi dengan sangat cepat, efisien, dan praktis. Daya tembus ialah kekuatan daya pancar nan mampu melewati batas ruang dan waktu, sedangkan daya tarik radio ada pada musik, kata-kata, dan imbas nan digunakan.

Kecepatan radio komunikasi dalam memberikan informasi akan menjadi tumpuan primer radio dalam menyajikan warta paling aktual. Daya jangkau radio nan begitu luas akan menjadi tumpuan primer dalam memengaruhi massa.



Radio komunikasi sebagai Media Komunikasi Massa

Radio merupakan salah satu bentuk media massa selama radio itu memenuhi ciri-ciri media massa, di antaranya menimbulkan “keserempakan”. Siaran radio atau radio komunikasi merupakan suatu bentuk dari komunikasi massa.

Bagi penyelenggara radio ( Broad Caster ), kata “radio” mempunyai arti nan luas. Kita lihat definisi dari M.O. Palapah dan Atang Syamsudin dalam buku Studi Ilmu Komunikasi , yaitu radio itu ialah holistik sistem gelombang suara nan dipancarkan dari suatu stasiun dan nan bisa diterima oleh pesawat-pesawat penerima di rumah, mobil, kapal, dan sebagainya.

Radio tak saja mengandung arti benda-benda dan alat elektronik nan menciptakan suara, tetapi juga “siaran”, apa-apa nan keluar dari benda-benda tersebut buat melakukan komunikasi. Benda-benda tersebut tak hanya berupa radio sebagai penerima, tetapi juga benda-benda elektronik buat mengirimkan dan memancarkan seperti pemancar juga peralatan radio komunikasi lainnya. Benda-benda tersebut memungkinkan kita buat mengadakan “komunikasi”.

Benda itu sendiri ialah sebagai alat, sedangkan apa nan disajikan dalam komunikasi itu, seperti berita, wawancara, laporan, pidato, dan sebagainya, ialah pesan dari komunikan. Kemudian cara-cara kita mengadakan komunikasi dalam siaran, seperti siaran kata atau musik, itu merupakan signal (tanda dalam komunikasi). Unsur-unsur tersebut semuanya terlibat dalam proses komunikasi. Komunikasi di sini menunjukkan suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan.



Radio Komunikasi Mengimajinasikan Suara

Kelemahan radio ialah tak mendemonstrasikan secara visual sebab visualnya terletak pada khayalan pendengar itu sendiri. Namun, kelemahan itu malah lantas jadi kelebihannya. Bahkan, lebih menyenangkan dari TV. Mencermati TV membutuhkan konsentrasi, sedangkan radio hanya butuh mendengar dan dapat disimak sambil aktif melakukan kegiatan lainnya.

Kelebihan intrinsik radio utamanya terletak pada bunyi-bunyi nan bisa mendorong pembentukan khayalan itu nan terdiri dari musik, kata-kata, dan sound effect. Dalam siaran radio, proses komunikasi itu melalui suara dengan tiga macam signal atau biasanya disebut tiga unsur sekaligus nan merupakan daya tarik dari radio komunikasi, yaitu:

  1. kata-kata;
  2. musik; dan
  3. efek suara.

Ketiga unsur di atas itu, dalam proses komunikasi sampai kepada pendengarnya, semata-mata melalui suara/ sound . Suara dalam siaran radio ialah hal nan absolut ada, sebagaimana radio merupakan media elektronik nan sifatnya visual. Melalui suara ini, radio bisa menyampaikan segala maksud dan tujuannya.

Dalam siaran radio, nan pertama harus diperhatikan ialah medium suara. Pendengar hanya akan mendengar segala sesuatunya melalui suara. Karena suara sebagai satu-satunya saluran, maka segalanya akan terjadi dalam angan pendengar.

Dalam siaran radio, seluruh perhatian pendengar semata-mata hanya terarah kepada suara. Oleh sebab itu, proses komunikasi dalam siaran radio harus memperhatikan berbagai perangkat nan membuat tersampaikannya suara itu kepada pendengar, mulai dari peralatan elektroniknya sampai segi vokal kepenyiarannya. Dalam hal ini, masalah gaya bicara dan gaya menulis naskah buat siaran sebab dalam siaran radio itu waktu nan disediakan terbatas.

Berbicara dalam radio harus bersifat personal yaitu inti dan akrab sebab siaran radio itu ditujukan kepada pendengar nan ada di rumah dan kepada kelompok kecil. Dengan terbatasnya waktu nan digunakan itu, disarankan pembicara harus seefektif mungkin dan jelas sehingga pendengar begitu mendengar, langsung mengerti.



Fungsi Radio Komunikasi pada Era Kontemporer

Pada awal permunculannya, radio memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai media hiburan, media penerangan, dan sebagai media pendidikan. Namun, pada akhirnya fungsi radio bertambah menjadi empat fungsi, yaitu sebagai wahana propaganda. Fungsi terakhir ini terutama terlihat pada masa kepemimpinan Adolf Hittler di Jerman atau di Indonesia sendiri pada saat kepemimpinan Bung Karno.

Uniknya, pada saat kerusuhan Mei terjadi di Jakarta pada 1998, orang lebih mengandalkan warta radio dibandingkan warta TV nan lebih mudah disensor penguasa buat propaganda.

Sebagai wahana hiburan, radio amat mengandalkan musik sebagai tulang punggung kehidupannya atau hiburan lain semacam komedi nan pernah berhasil di bawakan oleh Radio Suara Kejayaan di Jakarta.

Pada era pada masa ini ini, berbagai program musik dikemas sedemikian rupa sehingga menarik perhatian pendengar tua-muda, pria-wanita, dan sebagainya. Bahkan, sajian musik itu gabungkan dengan life TV dan life streaming di Internet sehingga menjadikan radio sebagai kekuatan anyar dalam konvergensi media.

Sajian radio pun hiburannya semakin atraktif. DJ radio dapat menerima curhat siapa pun sebab tak sedikit DJ spesifik direkrut dari satu bidang tertentu, semisal kedokteran, psikologi, pengamat media, pengamat politik, dan bidang keahlian lainnya.



Khalayak Ekslusif Radio Komunikasi

Khalayak atau komunikan ialah salah satu faktor nan tak boleh diabaikan dalam suatu proses komunikasi sebab sukses tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Khalayak dalam studi komunikasi dapat berupa individu, kelompok atau masyarakat.

Khalayak dalam radio ialah pendengar radio komunikasi tersebut. Untuk dapat memanfaatkan media massa secara optimal guna menyalurkan pesan-pesan kepada publik, maka komunikator harus mampu memahami media massa tersebut.

Agar program-program siaran bisa diterima secara baik, efisien, dan efektif, maka pengetahuan tentang ciri khalayak harus diperhatikan sehingga pengemasan pesan disesuaikan dengan segmen khalayak.

Karakteristik khalayak bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu geografik misalnya letak wilayah, luas wilayah, iklim, kepadatan penduduk. Faktor demografik, yaitu umur, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, dll.

Secara umum, pendengar radio sebagai komunikan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut



1. Heterogen

Pendengar ialah massa. Sejumlah orang nan sangat banyak sifatnya tidak sejenis dan terpancar di berbagai tempat. Berbeda jenis kelamin, usia, status sosial, taraf kebudayaan dan pendidikan. Selain itu, pendengar berbeda dalam pengalaman dan keinginan, tabiat, serta Norma nan kesemuanya itu menjadi dasar bagi gaya bahasa sebagai penyalur pesan kepada pendengar.



2. Pribadi

Karena pendengar radio berbeda dalam keadaan heterogen, maka sebuah pesan akan bisa diterima dan dimengerti kalau sifatnya pribadi sinkron dengan situasi di loka pendengar itu berada.



3. Aktif

Pada awalnya, pakar komunikasi seperti Laswell mengira bahwa pendengar radio bersifat pasif. Namun estimasi itu terbantah dengan penelitian nan dilakukan oleh Wilbur Schramm, Opaul Lazars Felo, dan Raymond Bauer, nan menunjukkan hasil kalau pendengar radio aktif dalam mencari informasi dan melakukan interpretasi dari informasi nan menerpanya.



4. Selektif

Pendengar bersifat selektif dalam memilih radio mana nan akan didengar pada saat itu. Pendengar selektif memilih jenis musik, program bahkan misi dari radio komunikasi. Oleh sebab itu, ada stasiun nan mempunyai minat besar terhadap lingkungan hayati buat melayani kebutuhan selektif dari pendengar nan secara pola hayati sosial sangat memperhatikan lingkungan hidup. Bahkan, saat ini menggejala adanya radio komunitas nan spesifik ditujukan pada kalangan sendiri.