Tokoh-Tokoh Ilmuwan Islam nan Lain
Nama Albert Einstein, Stephen Hawkings, atau Bill Gates mungkin sudah tak asing lagi kita dengar di telinga. Tapi sudah pernah dengarkah nama Umar Khayam, Ibnu Sina atau Ibnu Yunus, nan merupakan tokoh ilmuwan Islam?
Ya, merekalah tokoh-tokoh ilmuwan Islam pada zaman dahulu, jauh sebelum Pascal atau Galileo menemukan temuan atau teorinya nan tidak asing lagi dan dipelajari di bangku sekolah sekarang ini.
Sebagai muslim kita diberi kewajiban buat menjadi khalifah di bumi. Oleh sebab itu, banyak para pemikir Islam nan memegang teguh pada kewajiban mereka kepada Allah Swt buat menjalankan fungsinya sebagai khalifah. Tidak hanya global barat nan memiliki tokoh ilmuwan, umat muslim pun juga memiliki tokoh ilmuwan Islam dengan pemikiran nan mutakhir.
Tokoh Ilmuwan Islam – Beberapa Tokoh Islam pada Zamannya
Selama ini nan seringkali kali kita kenal dalam global keilmuwan ialah teori-teori nan dikemukakan oleh para pakar atau pemikir dari global barat. Padahal Islam pun juga memiliki para pemikir tokoh ilmuwan Islam nan handal di bidangnya. Tentu saja ilmu nan mereka dapatkan itu bersumber dari panduan hayati umat muslim di seluruh dunia, yaitu Al quran. Meski pun Al quran dijadikan sebagai sumber ilmu, mereka juga tak mengesampingkan ilmu-ilmu nan sudah berkembang di dunia.
Masih banyak di antara kita nan tak mengetahui siapa saja tokoh ilmuwan Islam. Jangankan buat mengetahui pemikiran mereka, siapa mereka dan bagaimana mereka dapat menjadi tokoh ilmuwan Islam, masih banyak belum mengetahuinya dengan jelas. Lalu siapa saja toko ilmuwan Islam itu? Dan apa saja buah pemikirannya? Berikut sebagian nama-nama tokoh ilmuwan Islam .
- Ibnu Sina (atau Aviciena) ialah tokoh kedokteran, nan dijadikan guru para dokter sedunia atau di Eropa dikenal sebagai Medicorum Principal (atau Rajanya para Dokter). Buku kedokterannya nan berjudul Al Qanuun Fith-Thib ( The Cannon ) dijadikan panduan hampir semua dokter di dunia.
- Ibnu Yunus ialah tokoh nan pakar di bidang ilmu Fisika dan Astronomi. Ibnu Yunus-lah nan pertama kali menggunakan bandul buat mengukur waktu ketika meneropong benda angkasa. Enam abad kemudian, Galileo Galilei melakukan metode Ibnu Yunus ini. Peninggalan residu observatoriumnya bisa ditemukan di bukit Muqottom.
- Al-Khazini ialah tokoh pertama nan mencetuskan teori gravitasi (gaya tarik bumi) jauh sebelum Isaac Newton menemukannya. Al-Khazini juga mengungkapkan keadaan air di dalam perut bumi, nan kemudian diulas kembali oleh Roger Bacon.
- Para Ilmuwan muslim sudah mempelajari global tumbuhan sejak 11 abad nan lalu. Salah satu tokoh ilmuwan tersebut bernama Said al-Asma’i nan hasil pengamatannya tersebut dibukukan dengan judul Kitab An-Nabat wa Syajar (buku tentang tumbuhan dan pepohonan).
- Pada abad ke-9, Abu Khair berhasil membukukan hasil penelitiannya tentang tata cara bercocok tanam ( Al Filaha ) pada berbagai jenis tanaman di hutan Al-Jarave, Spanyol. Buku tersebut masih tersimpan dengan baik di perpustakaan Paris, Perancis.
- Jika Ibnu Sina dikenal sebagai Bapak Kedokteran dunia, maka Jabir bin Hayyan dikenal sebab keahliannya meramu bahan-bahan kimia, sehingga pada saat itu, ilmu Kimia disebut dengan “keahlian Jabir”, dan beliau pun mendapat julukan Bapak ilmu Kimia dunia. Jabir bin Hayyan, orang pertama nan mendirikan laboratorium jauh dari loka tinggal penduduk, agar tak membahayakan mereka dari bahaya zat kimia. Beberapa hasil temuan Jabir bin Hayyan nan dikenal sekarang adalah: zat anti karat, kertas tahan air, garam, soda api, air raksa, dan tinta nan bisa dibaca di loka gelap.
- Al-Khawarizmi ialah ilmuwan muslim nan pertama kali menemukan angka nol. Inovasi Al-Khawarizmi ini kemudian dikenal sebagai sistem operasi biner nan diaplikasikan buat menciptakan komputer. Beliau juga sukses mengukur seberapa besar garis tengah dan lingkaran bumi. Al-Khawarizmi membukukan hasil penelitiannya tentang waktu perhitungan berdasarkan bayang-bayang matahari, nan sampai sekarang digunakan buat menentukan waktu shalat.
- Umar Khayam ialah salah satu ilmuwan matematika nan sangat terkenal pada masanya. Beliau nan pertama kali mengemukakan teori segitiga dan membukukan teori tersebut dengan judul Jawami’ Al Hisab . Kemudian teori tersebut diulas kembali oleh Pascal, sehingga kita mengenalnya sebagai teori segitiga Pascal.
- Al-Mas’udi ialah tokoh ilmuwan muslim nan pakar dibidang sejarah dan ilmu bumi. Beliau menulis buku mengenai panduan buat orang nan ingin mengelilingi dunia, nan berupa kumpulan dokumen berisi peta nan seksama dan dilengkapi dengan cara penggunaan kompas.
- Ibnu Khaldun ialah salah satu ilmuwan sejarah. Beliau sukses membukukan Al-I’bar nan berisi tentang sejarah Arab, Yahudi, Yunani, dan Romawi serta tatanan kehidupan masyarakat negara berkembang. Sehingga menjadikannya tokoh pioner ilmu sosial, jauh sebelum Auguste Comte mengemukakan teori-teorinya.
Tokoh-Tokoh Ilmuwan Islam nan Lain
Masih ada lagi tokoh ilmuwan Islam lainnya, selain nan telah disebutkan di atas. Para tokoh ilmuwan Islam ini juga memberikan sumbangsih pemikiran buat kemajuan hayati umat manusia. Semua pemikiran mereka dituangkan dalam karya baik buku maupun materi nan berguna buat kemaslahatan umat. Mau tahu siapa saja tokoh ilmuwan Islam ini? Berikut beberapa tokoh ilmuwan Islam lainnya, nan ikut memberikan sumbangsih keilmuan:
Tokoh Ilmuwan Islam Al-Farabi
Al-farabi memiliki nama orisinil Abu Nasr Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Tarkhan Ibnu Uzlaq Al Farabi. Tokoh ilmuwan Islam ini lahir pada tahun 874M (260H) di Transoxia nan terletak dalam wilayah Wasij di Turki. Al-Farabi banyak mengkaji mengenai falsafah dan teori Socrates, Plato, dan Aristoteles dalam usahanya buat menghasilkan teori serta konsep mengenai kebahagiaan. Maka tak mengherankan, jika Al-Farabi dikenali sebagai orang nan paling memahami falsafah Aristoteles. Dia juga merupakan orang pertama nan menulis mengenai ilmu logika Yunani secara teratur dalam bahasa Arab.
Pemikiran, ide, dan pandangan Al-Farabi mengenai falsafah politik terkandung dalam karyanya nan berjudul "Madinah al-Fadhilah". Dalam karya tokoh ilmuwan Islam ini membicarakan mengenai ilmu falsafah zaman Yunani dan falsafah Plato serta Aristoteles telah disentuhnya dalam karya " Ihsa’ al-Ulum" dan "Kitab al-Jam".
Tokoh Ilmuwan Islam Al-Ghazali
Abu Hamid Ibnu Muhammad al-Tusi al-Ghazali, itulah tokoh ilmuwan Islam nan dilahirkan di Tus, Pars pada tahun 450 Hijrah. Sejak kecil, beliau telah menunjukkan kemampuannya nan luar biasa dengan menguasai berbagai cabang ilmu pengetahuan. Imam Al-Ghazali lebih dikenali sebagai ulama tasawuf dan akidah. Oleh karena itu sumbangannya terhadap bidang falsafah dan ilmu pengetahuan lain tak boleh dinafikan. Al-Ghazali merupakan seorang pakar sufi nan bergelar "hujjatui Islam".
Selain belajar dan mengkaji ilmu, Al-Ghazali juga banyak menulis. Disinyalir, tokoh ilmuwan Islam ini telah menulis 300 buah buku mencakup pelbagai bidang ilmu pengetahuan seperti mantik, akhlak, tafsir, ulumul Quran, falsafah, dan sebagainya. Meskipun Al-Ghazali banyak menulis mengenai falsafah tetapi beliau tak dianggap sebagai seorang pakar falsafah. Malah kebanyakan penulis menggolongkan Al-Ghazali sebagai seorang nan memerangi dan bersikap anti falsafah. Pandangan ini berdasarkan tulisan Al-Ghazali dalam buku Tahafut Falsafah nan banyak mengkritik dan mengecam falsafah.
Tokoh Ilmuwan Islam Al-Razi
Al-Razi atau nama sebenarnya Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi, lahir pada tahun 236 H atau 850M. Sebagian berpendapat jika tokoh ilmuwan Islam ini lahir pada 1 Sya'ban 251H bersamaan 865M. Beliau anak kelahiran Iran, yaitu di Ray dekat Teheran. Al-Razi merupakan seorang tokoh falsafah nan masyhur pada masanya.
Al-Razi pada masa mudanya menjadi pemain gambus (rebab, rebana) sambil menyanyi, kemudian dia meninggalkan pekerjaan itu dan mempelajari bidang kedokteran dan falsafah. Tokoh Ilmuwan Islam ini belajar ilmu kedokteran dengan Ali ibn Rabban al-Thabari (192 - 240H atau 808-855M) dan belajar ilmu falsafah dengan Al-Balkhi. Pada waktu nan bersamaan beliau juga belajar matematika, astronomi, sastra, dan kimia.
Tokoh Ilmuwan Islam Ibn Bajjah
Ibn Bajjah dilahirkan di Saragoza pada tahun 1082 M. Tokoh Ilmuwan Islam ini, merupakan seorang sastrawan dan pakar bahasa nan unggul. Dalam hal ini, beliau pernah menjadi penyair bagi golongan al-Murabbitin nan dipimpin oleh Abu Bakr Ibrahim Ibn Tafalwit. Selain itu, Ibn Bajjah juga merupakan seorang pakar musik dan pemain gambus nan handal. Meskipun piawai bermain musik, Ibn Bajjah juga seorang nan hafiz Al-Quran. Ibn Bajjah juga telah menulis sebuah buku nan berjudul "AI-Nafs" nan membicarakan persoalan nan berkaitan dengan jiwa. Pembicaraan itu banyak dipengaruhi oleh gagasan pemikiran falsafah Yunani. Oleh karena itulah, tokoh ilmuwan Islam ini banyak membuat ulasan terhadap karya dan hasil tulisan Aristoteles, Galenos, Al-Farabi, dan Al-Razi. Minatnya dalam pemikiran nan berkaitan dengan ketuhanan dan metafisik jauh mengatasi bidang ilmu nan lain, meskipun beliau juga mahir dalam ilmu psikologi, politik, kedokteran.