Beberapa Anggaran Menulis Naskah Drama Komedi
Naskah drama komedi merupakan salah satu naskah drama nan banyak ditulis orang. Banyak kapital dalam menulis naskah drama jenis ini. Colette pernah berkata, "Tidak adanya humor membuat hayati tak mungkin." Dan itu dapat menjadi kapital primer bagi Anda buat menulis naskah drama komedi. Kapital lainnya ialah kata pepatah, "Lucu itu duit." Namun tak semua orang ngeh sama lucu itu duit.
Radio Suara Kejayaan nan bubar di tahun 1999 merupakan radio humor, di mana para penyiarnya pelawak dan para skriptwriter -nya penulis naskah drama komedi. Radio itu lenyap sebab kekurangan uang. Anomalikah? Tidak. Sebab, pelawak andalan mereka, seperti Group Patrio dan Diamor dengan Komengnya memilih tampil di Televisi. Kadar komedi berkurang, kadar uang menghilang. Lucu itu duit, tak heran, daftar film laris di Indonesia sepanjang masa semuanya dikuasai oleh film-film Warkop DKI.
Jadi, jika Anda ingin humor nan menantang dapat dimasukkan ke dalam bentuk dialog, apa nan bisa Anda lakukan? Bertindak bagai Farhan tentu saja. Dia penulis naskah drama lawak sitkom Extravaganza nan sukses, dan inspirasinya dari apa nan dapat diperas pada tokoh-tokoh anak muda di kala bercanda.
Dalam pengalaman penulis pribadi, menulis lucu, membuat obrolan nan impulsif lucu, atau menyisipkan komentar cerdas membutuhkan adanya nan jadi bahan olok-olok . Anda bisa melakukannya setelah mengetahui mengapa dalam global komedi, seseorang harus dapat dijadikan sebagai bahan olok-olok .
Naskah Drama Komedi--Belajar dari Boke dan Tsukomi
Di Jepang, para komedian umumnya orang biasa. Bukan orang nan punya talenta melucu. Yang jelas mereka niat buat tampil lucu. Dalam acara entertainmen di televisi-televisi Jepang, segala sesuatu dapat dijadikan lucu. Lucu itu duit, dan orang Jepang telah mempraktikannya dengan baik.
Bahkan aktor tabiat mereka nan sangat berkelas, seperti Beat Takeshi Kitano, merupakan seorang komedian. Kitano nan juga dikenal sebagai pengarah adegan film watak, tak sporadis membuat konsep dan membuat sendiri naskah drama komedinya. Misalkan pada film "Zatoichi". Takeshi pun pencipta konsep hiburan Benteng Takeshi. Dan namanya seringkali dijadikan olok-olok para komedian Jepang, seperti Matsumoto, Hamada, Ishibasi, Okamoto, dan lain-lain. Karena dia dianggap sebagai biangnya boke .
Boke adalah kontruksi orang nan harus di olok-olok . Di dalam naskah drama komedi, posisinya ialah bertindak bodoh. Melakukan kesalahan demi kesalahan nan tak natural, bahkan berperilaku ganjil. Ini bagaikan tingkah laku Tora Sudiro dan Aming pada lakon Ektravaganza. Penonton melihat mereka lucu, sebab mereka ganjil. Penonton memperhatikan dengan akurat kebodohan apa nan hendak dibuat. Sehingga punya greget buat bilang "jangan begitu dan begini".
Sementara tsukomi ialah orang nan diharuskan buat menjadi pemancing kebodohan, atau pemancing tawa dari tindakan bodoh seorang boke . Tsukomi terkadang memperlihatkan aktualisasi diri normal dan tak terjebak terlihat bodoh, namun tetap menanggapi si boke . Si tsukomi ini dapat ikut-ikutan bodoh. Contoh tsukomi dalam global komedi kita, Djarwo Kwat, Eko Patrio, Ulfa Dwiyanti, dan banyak tokoh "kalem tapi bodoh" lainnya.
Beberapa Anggaran Menulis Naskah Drama Komedi
-
Anda Dapat Mengatakan Hal-hal Lucu Tak Berarti Anda Dapat Menulis Hal-hal Lucu
Menulis lucu berbeda dengan mengatakan atau melakukan hal-hal lucu. Banyak pria dan wanita nan mati-matian ingin menghibur teman dan rekan kerja di halaman sosial media, tapi tak mampu menulis obrolan lucu. Karena bukan tak berbakat, tapi di keseharian orangnya dapat dibilang kurang asyik. Kurang gaul.
Laki-laki misalnya, ingin mendapatkan perhatian dari perempuan tapi tak unggul di banyak bidang, mau olahraga, tampang, atau dompet. Biasanya mengakalinya dengan jadi asyik. Walau banyak pula nan bilang anak perempuan cepat bosan dengan kekonyolan dan lebih memilih seseorang nan bisa menghibur mereka dengan kecerdasan. Tapi asyik tetap jadi patokan. Orang nan asyik, tak sungkan bercanda. Namun, orang nan asyik belum tentu dapat menceritakan kembali kisah bercandanya ke dalam tulisan.
Dalam kehidupan nyata, kebanyakan orang tak bisa menceritakan sebuah lelucon atau cerita, terutama nan lucu. Mereka kehilangan fokus, meninggalkan sebuah detail krusial atau tenggelam dalam kabut berkelok-kelok. Mereka telah kehilangan cara bagaimana waktu itu dapat bikin ketawa kawan-kawan mereka. Nah, bila Anda sebagai penulis skenario atau naskah drama komedi apa nan bakal Anda lakukan? Kembali bayangkan Farhan.
Setiap kalimat dan kata ialah kaya. Dia tahu cara membahasakan segala sesuatu dengan kreatif. Jejaknya sudah terlihat jelas. Ketika Farhan sebagai salah seorang anggota direksi Persib Bandung nan terhitung serius, dia masih dapat mengeluarkan banyak kalimat satir nan cerdas, seperti, "Kami tak berdiri di atas dua kaki, tapi kami memiliki dua telinga, kami dengar dua pihak dengan cermat."
Lalu, menyukai twist nan tak terduga, dan itu twist nan bodoh. Dalam film "Last Action Hero", ada penampilan satir dari Arnold Shwarzeneger, saat dia memerankan Hamlet, tapi membawa senapan mesin di tangan, dan menghabisi satu kastil, serta meledakkannya, bagaikan tokoh Commando. Tampak bodoh, namun lucu.
-
Cerita nan Kuat Tanpa Banyak Tawa, Lebih Baik Dibanding Cerita Lemah Dengan Tiga Lelucon di Setiap Halaman
Banyak lawak goyah sebab plot tipis dan bodoh. Pada akhirnya, tak peduli berapa banyak orang tertawa. Jika ceritanya berantakan, orang bakal " nge huuuu... ", sampai ke fade out akhir. Karena Anda sedang menertawakan suatu karakter, mana dapat tertawa buat satu karakter, kalau karakternya tak terbangun dengan baik? Kata kunci Anda di sini ialah Mr. Bean, nan diperankan Roawan Atkinson.
Ada pepatah tua dalam permainan bisbol,"Saya lebih suka menjadi beruntung daripada berbakat." Ketika datang ke skenario atau naskah drama komedi, Anda bakal tak sepakat dengan pendapat itu, dan bakal lebih sepakat buat memiliki cerita nan solid dari banyak tertawa tanpa arti.
Perbandingannya, "Hot Shot" ialah film drama lawak full parodi, nan sejenisnya adalah, "Mr. Magoo", dan banyak film Leslie Nielsen atau Eddy Murphy. Adakah sukses? Tentu saja, tapi terlupakan. Namun, siapa nan dapat lupa drama komedi, "Forrest Gump"?
-
Dua Kepala Dapat Lebih Baik dari Satu
Jangan remehkan konvergensi paripurna dari banyak bakat. Ethan dan Coen Brothers, pernah sukses membawakan naskah drama lawak nan sukses, "The Man Who Stares the Goat" atau "No Country for Oldmen". Kauffman bersaudara pernah berhasil menuliskan karya bagus seperti "Adaptation". Ambil contoh lokal, group komedi nan menuliskan naskah drama komedin sendiri dan dimainkan ke anjung sinema, seperti Warkop DKI, Bagito, Padhyangan Project, dan banyak nama lokal lainnya nan keroyokan buat menuliskan naskah drama lawak nan bagus.
-
Genre
Aturan keempat ini menyelamatkan Anda buat menulis naskah drama komedi, tapi kurang bahan. Tambahkan genre, hingga tak full komedi. Woody Allen dapat Anda simak film-filmya. Apa nan dia tawarkan ialah film-film sinting nan cerdas mengambil kondisi manusia, terutama asmara. Annie Hall, contoh sukses. Ada pula Gore Verbinsky, dia melambungkan kisah petualangan bajak bahari nan kejam, menjadi bajak bahari kocak, pada trilogi "The Pirates of Carribean".
Dari drama lawak nan bagus, digabung dengan genre, penggemarlah nan bahagia, lawak romantis, lawak perang, lawak satir, lawak aksi, lawak petualangan, bahkan masuk ke dalam tema horor. Misalnya nan berhasil diperlihatkan pada film "Shaun of the Dead".
Lawak romantis orang tak perlu sering tertawa. Tapi sekadar melepas senyum, melepas penat, biar rada setia pada aliran terapan, dan tak jatuh ke dalam konsep lawak full . Ambil contoh film-film lawak romantis dari Reese Witherspoon. "Sweet Home Alabama" tak begitu lucu. Tapi Legally Blonde kebalikannya. Dua-duanya punya fitur lawak romantis. Lucu sebab ada tokoh dan karakter nan membuat orang tertawa dan membandingkan dengan pengalaman pribadinya. Pengalaman jadi asyik di tengah banyak orang.
Itulah beberapa metode menulis naskah drama komedi nan dapat jadi bahan surat keterangan Anda. Berlatihlah, agar menjadi mahir.