Jenis-Jenis Puisi
Contoh puisi Ode sebenarnya sudah sering dilihat maupun didengar. Namun, kebanyakan dari pendengar maupun pembaca naskah puisi nan ada tak mengetahui bahwa puisi tersebut ialah puisi Ode. Sekarang, marilah kita ketahui dulu apa itu puisi Ode sebelum kita belajar merangkai kata demi kata menjadi kesatuan bait-bait puisi ode.
Puisi Ode merupakan puisi nan berisi lirik-lirik sanjungan, pujian , kekaguman, dan pujaan terhadap seseorang nan berjasa atau seseorang nan dianggap pahlawan dalam kehidupan nyata. Sifat berjasanya relative, tergantung cara pandan pembuat puisi ode itu sendiri.
Puisi Ode sendiri berasal dari Yunani. Sinkron negara asalnya, kata ode mengandung arti nyanyian. Pantas saja bila pada pertunjukan seni di Yunani, puisi ode selalu dibawakan dalam bentuk nyanyian mendayu-dayu dan terkadang diiringi tarian-tarian bergerak lentur mengikuti irama puisi Ode nan di dendangkan. Puisi Ode juga sering ditampilkan dalam drama-drama musikal Yunani Kuno.
Seiring pergantian masa, puisi ode semakin dikenal luas. Berbagai negara mulai mempelajari cara membuat puisi ode. Lazimnya puisi ode dikemas dalam bait-bait lirik bergaya bahasa panjang lebar, berbahasa santun dalam bentuk kias ataupun tidak, bertema serius tanpa ada unsur insinuasi halus dan kasar, kental dengan daya imaji penulisnya, serta menyiratkan keintelektualitasan objek dalam puisi tersebut.
Beberapa puisi ode nan pernah dibacakan biasanya selalu memuji tokoh guru, ibu, dan pahlawan perang. Namun seiring bergantinya waktu dan semakin luasnya cara pandang seseorang terhadap keberadaan orang lain, maka tokoh dalam puisi ode pun semakin beraneka ragam. Kendati demikian, sang tokoh nan diangkat tetaplah memiliki jasa. Contoh tokoh lainnya ialah seperti petugas sapu jalan nan dianggap sebagai pahlawan kebersihanan, petugas pemadam kebakaran, dan bahkan ada pula nan mencantumkan TKI dalam puisi ode sebab TKI dianggap sebagai pahlawan devisa.
Adapun beberapa contoh puisi ode ialah sebagai berikut:
Di sana engkau berganti baju
Tapi tak berganti bendera
Terpatri di hatimu kibaran sang merah putih melambai-lambai pada angin nan menerpanya kencang.
Sebiduk hati engkau bawa pergi, menyebrangi samudra dan melewati gugusan pulau demi pulau nan tertinggal.
Masih kuingat lekat bayangan garuda berkepak lebar nan tidak memudar dari kolam matamu.
Engkau bawa pergi sejuta pengharapan, berharap kan mendulang berlian di negeri orang.
Sementara kami disini, menadah hasil peluh nan engkau pertaruhkan tanpa turut bergegas. Betapa seorang buruh migran sepertimu takkan hilang samudra hati meski engkau telah menghilang dari pelupuk mata.
Contoh puisi diatas merupakan puisi ode nan mengangkat tokoh buruh migrant nan berjuang mengubah nasib di luar negeri. Meninggalkan negerinya dan berharap ada rezeki nan dapat ia tuai di negara tujuan. Sedangkan apa nan ia perjuangkan, hasilnya turut dinikmati oleh seluruh bangsa ini tanpa turut membantu pekerjaannya di sana
Puisi ode lainnya dapat pula seperti ini:
Mengayuh pedal sepeda dengan otot nan kendur pada rangka nan mulai merapuh
Kulihat kulitmu semakin legam, berkilat, seumpama dagin gosong nan dibalur minyak kental . Kian lama pancaran sinar matamu nan semula kekuningan, berganti buram kelabu.
Tak kutemukan impianmu di dalamnya.
Yang terlihat hanya taman surgaloka dengan bidadari dan burung-burung dara nan lepas landas melesat pada sebulat bola matamu nan mengusang.
Peluhmu membanjir, membentuk kaldera di dahimu nan semula kering kerontang.
Meluber membanjiri seluruh tubuhmu nan tidak berdaging lagi
Sudahlah lelaki tua, kemana lagi kan engkau bawa langkah?
Sementara gua rupiah seolah menjauh, tidak tersentuh olehmu.
Aku anakmu, kan mengggantikanmu mengayuh sepeda rongsok nan kau paksa berjalan di jalan terjal. Tidurlah Bapak! Berikan punggungmu sandaran, meski tidak empuk.
Sebab, punggung itu telah berkeluh kesah terlalu lama memikul beban.
Puisi ode di atas menyiratkan tentang perjuangan seorang Ayah nan mencari nefakah meski usianya telah renta. Kemiskinan dan tanggungan hayati membuat seorang Ayah tidak begitu saja melepas tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Di sisa-sisa usianya, ia bertarung mencari rezeki meski punggungnya tidak lagi tegak menopang tubuh.
Jenis-Jenis Puisi
Karya sastra dibidang puisi sesungguhnya bukanlah ode saja. Ada ragam puisi nan dapat kita temukan dalam khasanah seni literasi. Bila dibedakan berdasarkan zamannya, puisi terbagi atas puisi baru dan puisi lama.
Puisi lama merupakan puisi nan terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah kata dalam satu baris, jumlah bait dalam satu baris, jumlah suku kata, persajakan (rima), dan irama. Biasanya puisi lama berciri-ciri lebih kaku sebab terikat oleh aturan-aturan baku. Tidak pula mencantumkan siapa nama pengarangnya. Meski puisi tersebut latif namun hanya tersebar dari mulut ke mulut sehingga hanya berupa puisi lisan di luar kepala.
Puisi lama terdiri atas:
-
Mantra, yaitu ucapan-ucapan nan dianggap memiliki kekuatan ghaib.
-
Syair, yaitu puisi nan bersumber dari Timur Tengah, dengan ciri-ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau hikayat.
-
Talibun ialah pantun genap nan tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
-
Gurindam ialah puisi nan berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau petuah.
-
Pantun ialah puisi nan bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Kategori pantun bergam seperti pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
-
Karmina ialah pantun kilat seperti pantun tetapi lebih pendek.
-
Seloka ialah pantun saling berkait.
Sedangkan puisi baru merupakan puisi nan lebih bebas dari kaidah penulisan puisi seperti tak terbatas baris, sajak/rima, suku kata, maupun rima. Sebagian besar puisi baru berciri empat seuntai, setiap barisnya merupakan kesatuan sintaksis, mempunyai persajakan akhir nan teratur. Kebanyakan penulis puisi saat ini ialah penulis-penulis puisi baru nan bersifat bebas demokratis dalam berkarya.
Puisi baru terdiri dari atas dua bagian. Yang pertama, puisi baru menurut isinya nan terdiri atas:
-
Himne ialah puisi nan berisi pujaan buat Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
-
Romance ialah puisi nan berisi luapan perasaan cinta kasih. Pada romance selalu kaya akan diksi-diksi indah, merayu, namun tak terkesan picisan.
-
Ode ialah puisi sanjungan atau penghormatan buat orang nan berjasa.
-
Balada ialah puisi berisi kisah/cerita nan terinspirasi dari kisah-kisah konkret nan beredar di masyarakat.
-
Epigram ialah puisi nan berisi tuntunan/ajaran hayati nan tersirat.
-
Satire ialah pusisi nan penuh dengan insinuasi atau kritikan terhadap seseorang atau kebijakan nan ada.
-
Elegi ialah puisi nan isinya penuh ratap tangis kesedihan.
Puisi baru menurut isinya dibedakan atas distikon, terzina, quatrain, quint, sektet, septime, oktaf atau stanza,dan Sonata. Demikianlah artikel seputar contoh puisi ode beserta ragam puisi lainnya. Semoga dapat menambah pengetahuan kita di bidang sastra .