Cerita Seram dalam Novel Rahasia Abad 21

Cerita Seram dalam Novel Rahasia Abad 21

Cerita seram selalu berkaitan atau dikaitkan dengan hal-hal nan tak masuk akal. Hal nan tak masuk akal tersebut selalu identik dengan global gaib. Keberadaannya menjadi rahasia dan pengungkapannya menjadi rangkaian cerita nan menarik buat terus disimak.



Cerita Seram dalam Film Hollywood

Keberadaan makhluk-makhluk mistik di global ini memang tak perlu lagi diragukan. Mereka ada, hayati berdampingan dengan manusia tetapi tentu saja dengan global nan berbeda. Mereka, masyarakat Eropa nan terkenal logis pun mengakui keberadaan makhluk dari global lain ini.

Hal ini bisa kita lihat dari cukup banyaknya film-film dengan cerita seram nan lahir dari pemikiran para pekerja kreatif di Hollywood. Cerita seram nan dilahirkan cukup bervariasi di industri ini.

Kebiasaan mereka buat memperlihatkan darah serta pembunuhan sadis nan dilakukan oleh para pembunuh berdarah dingin dalam setiap adegan film diselingi dengan mitos dan citra penampakan dari sosok hantu. Jelas ini merupakan bukti nan cukup buat mengatakan bahwa global mistik dan para penghuninya sudah mendapatkan loka tersendiri di hati dan pemikiran masyarakat dunia.

Anda pernah menyaksikan sebuah film independen berjudul "Paranormal Activity"? Dalam film tersebut, sebuah adegan persinggungan antara global manusia dan global mistik diperlihatkan dengan cukup jelas. Film ini mendapatkan sambutan nan cukup baik dari masyarakat luas.

Sebenarnya, film horor independen Paranormal Activity bukan awal dari hadirnya film-film bercerita mengerikan di industri perfilman luar negeri. Sebelumnya sudah ada beberapa film nan menakjubkan. Film dengan ide cerita seram lainnya antara lain:



1. The Amityville Horror

Ide pembuatan film horror ini ialah cerita konkret nan terjadi pada sebuah rumah di Amityville, kawasan New York. Rumah tersebut merupakan loka pembantai satu keluarga nan dilakukan oleh salah satu anggota keluarga tersebut. Ia ialah Ronald deFeo Jr.

Beberapa tahun berlalu, rumah tersebut kemudian dibeli oleh keluarga Lutz. Keluarga baru nan mendiami rumah tersebut mendapatkan berbagai teror horror nan tak dapat dijelaskan dengan logika. George, sang kepala keluarga, selalu terbangun pada pukul 3:15 dini hari. Kemudian, disinyalir, bahwa waktu tersebut merupakan waktu nan sama ketika deFeo menghabisi keluarganya.

Kisah konkret mengerikan nan melatarbelakangi film seram ini menambah nilai jual nan dimiliki oleh The Amityville Horror.



2. The Exorcism of Emily Rose

Film dengan cerita seram ini juga dibuat berdasarkan cerita nyata. Kali ini, tokohnya ialah seorang gadis cantik bernama Anneliese Michel. Sebelumnya ia ialah gadis cantik layaknya gadis normal biasa, hingga saat usianya menginjak 17 tahun, sesuatu mengubah perjalanan hidupnya buat selamanya.

Ia menderita kejang dan epilepsi, semenjak agresi itu ia menjadi sering berhalusinasi. Perilakunya berubah seperti bukan manusia. Ia menjilati air kencingnya sendiri, dan melakukan hal-hal nan tak layak dilakukan manusia. Ia pun diduga telah kerasukan setan. Upaya penyembuhannya pun melibatkan pastor dan orang-orang nan memang dapat mengobati.

Anneliese Michel akhirnya meninggal dampak kesehatannya nan terus menurun. Ia tak mendapatkan asupan makanan seperti pada mestinya manusia. Badannya nan segar berubah menjadi kering-kerontang dan wajahnya penuh luka lebam.



Cerita Seram, Hayati Adalah Misteri

Dua cerita seram dalam film masih citra kecil dari kenyataan global mistik nan ada di global ini. Karena sesungguhnya, rahasia nan palling sejati ialah global ini, perjalanan global dalam menjalankan setiap jengkal peristiwanya.

Pada zaman dahulu, ketika agama manusia dan penyembahan pada nan mistik masih disamarkan buat menyembah banyak paras Tuhan. Seperti konsep trinitas, ataupun politheisme di zaman prasejarah. Manusia tengah hayati dalam teka-teki nan tak ingin terjawab. Mereka membiarkan pertanyaan dan jawabannya di luar sana. "The truth is out there."

Sebut film X-files, tapi orang zaman dahulu setidaknya sampai akhir abad 18 membiarkan pertanyaan-pertanyaan tentang kegaiban disimpan di benak para menak, dukun, pemuka agama, atau seorang petapa. Masyarakat cukup nyembah tanpa kritis. Cukup percaya tanpa tanya, bahwa sebenarnya di balik pohon sawo misalnya tengah bersemayam keluarga jin, hantu, genderewo, iprit and friends .

Hidup ialah misteri. Sebelum akhirnya dibuka lebar-lebar oleh mereka nan mengaku ilmuwan. Mereka menuliskan banyak hal tentang global manusia. Menyisipkan rahasia kegaiban nan diyakini. Sehingga novel atau pengisahan rahasia sudah ada semenjak manuskrip pertama manusia tentang masyarakatnya.

Sebut saja Homer dalam Iliad, nan menceritakan pertarungan manusia dengan mahluk seram, seperti Satyr, Hydra, Cyclops, Mermaid, dan makhluk rahasia lainnya. Atau dalam pengkabaran orang-orang Israil tentang bangsa mereka nan kerap bersinggungan dengan kegaiban, dari kisah Musa dengan Khidir, atau pergumulan Samson dengan kekuatan gaibnya.

Sekali lagi hayati ialah misteri. Tapi bagi manusia modern, semakin rahasia semakin terduga. Karena orang-orang modern bahagia menebak-nebak. Cerita seram menjadi hiburan nan menawarkan dua sisi. Kengerian, dan keingintahuan.



Cerita Seram dalam Novel Rahasia Abad 21

Ketika tirai kegaiban sudah tak menarik lagi, cerita seram hanya dianggap mitos. Karena para ilmuwan sosial dengan sok membongkar mitos-mitos nan ada di masyarakat. Dijadikan ilmiah dengan metode ilmiah, dijadikan masuk akal dengan metode akali. Hantu dan makhluk mistik lantas terpinggirkan, bahkan Tuhan pun mereka anggap mitos dan bagian dari situasi sosial. Maka rahasia dialihkan kepada kisah-kisah kriminalitas.

Yang memulainya ialah manusia paling sadistik seabad-18 dan tak pernah ditangkap. Berasal dari Whitecapel, di tengah kekumuhan kota London nan hilang sisi flamboyannya, Jack the Ripper berkeliaran.

Dia kriminal agung, nan pernah menuliskan di tembok sebuah rumah: "Yahudi tak pernah disalahkan" lantas membunuhi para pelacur jalanan, setelah mengobrak-abrik isi perutnya. Menulis surat somasi pada kepolisian, ‘ tangkap gue kalo elu bisa ' nyatanya dia tak pernah tertangkap, terus meneror lalu meninggalkan pesan: "Aku nan akan membuka zaman ini." Jack the Ripper benar.

Masa manusia berhadapan dengan materialisme ialah masa saat kemarahan dan dendam begitu mudah disulut. Manusia dengan mudah mencabut nyawa orang lain demi keserakahan individual. Sekamnya disimpan dalam hati. Dan ini merupakan objek nan paling asyik bagi para pengamat manusia nan doyan menulis.

Salah satunya ialah Sir Arthur Conan Doyle. Lewat goresan penanya, dia lahirkan tokoh bagi abad catastrop, Sherlock Holmes. Dengan ketajaman pengamatan dan pengetahuan. Suatu tindak kriminalitas dapat ditelanjangi. Cerita seram tentang kehidupan sosial digambarkan.

Namun, Holmes bukan tanpa celah. Karena bagi seorang resolver, kehadiran Holmes dalam novel rahasia hanya memperlihatkan mesin perang polisi dengan senjata investivigasi tanpa ada penyelesaian konflik.

Itu pula nan terjadi, setelah era Sir Arthur, para novelis seperti Agatha Christie, Alfred Hitchcock, Enid Blyton, menyajikan rahasia dalam satu wajah. Tanpa ampun bagi para penjahat. Orang wafat bagai pohon ditebang, tumbang di mana-mana begitu saja, tanpa karena nan intim, kurang penjiwaan. Sehingga mengapa manusia modern menjadi jahat? Tidak pernah digali, dan diseriusi.

Penulis Jepang Seishi Yokomizu, nan menghadirkan tokoh Kosuke Kindaichi masih berkutat di wilayah serupa. Memecahkan masalah kriminal, dan tak memecahkan masalah penyebab kriminalitas, walau akhirnya terdapat situasi nan membuat sang detektif merasa haru dan menasihati penjahatnya.

Ketika era novel misteri, cerita seram dan kriminal pudar, bergantilah dengan rahasia penyelidikan kegaiban. Novel seperti Harry Potter, Twillight, Da Vinci Code, misalnya, merupakan aliran nan tengah hadir di millenium ini. Da Vinci Code tentu saja novel tentang kegaiban. Karena menyoroti simbol-simbol keimanan manusia. Salah satu hal nan menjadi masalah tajam di era ini.