Penentang Nasakom

Penentang Nasakom

Siapa nan tak mengenal Soekarno, presiden RI pertama? Soekarno pernah mencetuskan ide nan cukup menghebohkan pada zamannya, yaitu Nasakom (Nasional, Agama, dan Komunis). Gagasan ini mendapat banyak tentangan sekaligus dukungan. Gagasan inilah nan kemudian menjadi salah satu penyebab turunnya Soekarno secara tak langsung.



Awal Perhitungan

Ide Nasakom dicetuskan Soekarno buat menggabungkan tiga kekuatan besar Indonesia saat itu. Kebetulan memang dalam hasil Pemilu 1955, satu-satunya pemilu nan diselenggarakan oleh pemerintahan Soekarno, posisi pertama diduduki oleh PNI nan nasionalis dengan 22,5 persen suara.

Posisi kedua diduduki Masyumi nan agamis-Islam (sebenarnya, jika Masyumi tak terpecah menjadi Masyumi dan NU, kemungkinan mereka menjadi partai pemenang pemilu) dengan perolehan suara 21 persen. Posisi ketiga diduduki PKI nan komunis.



Pendukung Nasakom

Ide Nasakom sangat didukung oleh PKI. Bagaimanapun, PKI saat itu "terlalu dekat" dengan Soekarno. Lagipula, kebijakan Soekarno membuat mereka untung. Dalam Nasakom, PKI diberi ruang nan lebih luas. PNI nan nasionalis pun demikian. Soekarno ialah pendiri partai tersebut. Mana mungkin partai tak sejalan dengan pendirinya, seperti halnya Demokrat dan SBY?



Penentang Nasakom

Sementara itu, Islam terbagi dalam dua kelompok besar. NU setuju-setuju saja dengan Nasakom. Akan tetapi, tak demikian halnya dengan Masyumi. Para pemimpin Masyumi tak mau duduk semeja dengan orang-orang komunis nan cenderung dicap sebagai atheis. Di sinilah, kemudian terjadi blunder fatal Soekarno.

Merasa Masyumi tak mematuhi perintahnya, Soekarno mulai "mengintimidasi" Masyumi. Akibatnya, Masyumi dibubarkan Soekarno pada 17 Agustus 1960. Tidak lama kemudian, ketika Soekarno menciptakan DPR-GR, anggota DPR dari Masyumi tak dilibatkan. Padahal, mereka ialah representasi muslim terbesar.

Pada 1962, para pemimpin Masyumi ditangkap pemerintah sebab dianggap "membantu" menentang negara dalam kasus PRRI. Dengan keadaan demikian, muncullah sentimen terhadap Soekarno dan PKI di kubu orang Islam. Sementara itu, di taraf bawah, ulama di daerah nan menolak komunisme mendapat tekanan dari PKI.

Ada beberapa mesjid nan dibakar. Ada pula upaya PKI mengganti salawat badar dan menafsirkan surat Al Maun nan menyakiti umat Islam. Rakyat tentu saja gerah. Nasakom membuat bukti diri Islam mereka seakan-akan tak jelas. Bahkan, cenderung sama dengan orang-orang nan dikategorikan kafir.



Akibat Fatal

Tindakan Soekarno dan PKI nan "melecehkan" Islam itu akhirnya berbuah malapetaka ketika Gerakan 30 September meletus. Entah siapa pelakunya. Yang jelas, dengan Gestapu, ada peluang besar bagi Soeharto buat mengambinghitamkan PKI dan Soekarno serta menciptakan Orde Baru. Banyak orang PKI nan dibantai rakyat sebab dendam dan propaganda Orde Baru (dan CIA).