2. Prediksi Bola Salah Total - Yunani Kampiun Euro 2004
Prediksi bola dapat dikatakan gampang-gampang susah. Prediksi bola disebut gampang sebab secara umum, kita dapat menentukan siapa tim nan akan menang dan siapa pula nan pulang dengan tangan hampa. Misalnya, klub nan dalam 5 pertandingan terakhir lebih banyak menang, dipastikan akan lebih mudah menghancurkan lawan. Klub nan memiliki pemain nan lebih baik, berdasarkan prediksi bola, dapat saja menggelontor klub versus dengan lima gol tanpa balas.
Klub nan lebih berpengalaman juga lebih mungkin menang daripada klub nan kurang terkenal. Namun, di sisi lain, kadang-kadang prediksi bola sulit juga. Seperti pepatah "bola itu bundar", meski secara kasat mata kita dapat melihat siapa nan akan unggul, prediksi bola kadang meleset.
Berikut ini beberapa pertandingan ketika prediksi bola dapat salah total.
1. Prediksi Bola Salah Total - Brazil vs Perancis di Piala Global 1998
Brazil begitu diunggulkan dalam Piala Global 1998 nan digelar di Perancis. Maklum, kala itu tim Samba memiliki penyerang terhebat di dunia, Ronaldo si tonggos. Ronaldo telah menaklukkan tiga perserikatan elit Eropa (Eredivisie, La Liga, dan Serie-A) bersama PSV Eindhoven, Barcelona, dan Internazionale Milan.
Ronaldo juga memiliki dukungan luar biasa dari semua lini tim Samba. Ada Rivaldo sang gelandang serang nan tusukannya begitu mengerikan, Carlos Dunga sang kapten penuh kharisma, Roberto Carlos dengan tendangan bebas berkecepatan melebihi 130 km/jam, hingga Claudio Taffarel, salah satu kiper terbaik Brazil sepanjang masa. Prediksi bola pun mengunggulkan Brazil daripada 31 peserta lain di Piala Global 1998.
Prediksi bola ini nyaris 100% benar. Brazil menaklukkan Skotlandia, Maroko, Chile, Denmark dan Belanda buat menuju partai final. Mereka cuma sekali kalah dari Norwegia di penyisihan grup nan sudah tak menentukan lagi. Versus tim samba di partai puncak ialah Perancis nan dari segi prediksi bola, dapat ditaklukkan.
Perancis tahun 1998 memang tengah memiliki generasi emas. Ada Zinedine Zidane nan kala itu tengah meroket dengan kelihaiannya mengatur agresi di Juventus. Lini belakang Perancis pun dihuni bek senior seperti Laurent Blanc. Kelemahan tim Ayam Jantan, julukan Perancis, hanyalah pada lini depan nan kala itu tak dihuni pemain-pemain bintang. Thierry Henry saat itu masih menjadi pemain sayap dan usianya pun masih begitu belia.
Yang unik, Perancis 1998 identik dengan ciuman Blanc ke jidat kiper Fabien Barthez sebelum laga demi meraih hoki kemenangan. Prediksi bola sebenarnya tak menjagokan Perancis lolos ke final. Namun, dukungan rakyat negara Menara Eiffel itu membuat kejutan besar.
Dengan gagah berani, Perancis lolos dari hadangan Afrika Selatan, Arab Saudi, Denmark, Paraguay, Italia, dan Kroasia. Alhasil, prediksi bola nan awalnya menduga Brazil akan berjumpa dengan Italia (mengulang final Piala Global 1994) meleset.
Menjelang partai final, prediksi bola mengarah pada kemenangan Brazil. Para penjudi global pun lebih memilih tim Samba. Namun, Ronaldo mengalami penyakit aneh sebelum kick-off . Ia sempat nyaris tak diturunkan sebelum akhirnya berlaga. Belakangan, diketahui kala itu Ronaldo terkena agresi jantung mendadak. Alhasil, dengan Ronaldo nan bermain seperti bebek lumpuh, Brazil dihancurkan Perancis nan tampil membabi buta.
Dua gol tandukan kepala Zinedine Zidane dan satu lagi dari Emmanuel Petit melahirkan gelar pertama (dan hingga kini satu-satunya) bagi Perancis di Piala Global 1998. Global terbelalak. Tim impian seperti Brazil dapat dilumat oleh Perancis dengan skor fantastis 0-3. Prediksi bola meleset jauh dan para petaruh hanya dapat meringis kecewa.
2. Prediksi Bola Salah Total - Yunani Kampiun Euro 2004
Euro 2004 diadakan di Portugal. Banyak tim nan diunggulkan buat menjuarai turnamen empat tahunan ini. Misalnya, Portugal sang tuan rumah. Maklum, prestasi Portugal di Euro 2000 (Euro sebelumnya) lumayan apik. Mereka terjegal di semifinal oleh Perancis lewat penalti kontroversial Zinedine Zidane.
Dari segi pemain, Portugal Euro 2004 memang masih menyimpan sisa-sisa generasi terbaik mereka, di antaranya ialah sosok Luis Figo. Selain itu, Portugal memiliki seorang Cristiano Ronaldo nan saat itu masih menjadi salah satu pemain muda paling fenomenal di Premier League. Selain Portugal, ada beberapa negara lagi nan menurut prediksi bola akan menjadi juara.
Jerman, nan pada Piala Global 2002 sukses mencapai final dengan pemain mudanya, diunggulkan lolos. Namun, mereka malah melempem setelah ditahan imbang oleh Latvia, tim gurem nan baru sekali lolos ke Euro.
Ada Italia nan juga dijagokan prediksi bola. Nasibnya seperti Jerman. Italia gagal lolos sebab Denmark dan Swedia bermain mata. Terakhir, Spanyol, tim nan selalu dijagokan tapi tidak punya taring, juga berakhir menyedihkan. Memulai Euro 2004 dengan kemenangan 1-0 dari Rusia, Spanyol tersingkir oleh Yunani cuma sebab masalah agresivitas gol. Dengan tergesernya Jerman, Spanyol, dan Italia, orang mulai menyadari bahwa prediksi bola di Euro 2004 dapat berantakan.
Kejutan terus datang di perempat final. Yunani nan ditangani oleh instruktur Jerman Otto Rehhagel, menaklukkan Perancis dengan skor 1-0. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Euro, ada tim nan dapat menaklukkan tuan rumah dan kampiun bertahan. Kebetulan Yunani membekap Portugal 1-2 di penyisihan grup, sedangkan Perancis ialah kampiun Euro 2000.
Prediksi bola kembali dibuat terputar balik dengan lolosnya Yunani ke semifinal. Keberutungan pun berpihak pada Angelos Charisteas dkk. sebab mereka cuma menghadapi Republik Ceska di semifinal. Republik Ceska memang memiliki penyerang andal seperti Milan Baros (yang kelak menjadi top skorer Euro 2004). Namun, jelas negara finalis Euro 1996 lebih menyenangkan daripada Portugal dan Belanda.
Benar saja, Yunani kembali membuat prediksi bola tidak tentu arah. Mereka lolos ke final dengan menekuk Republik Ceska 1-0 lewat babak perpanjangan waktu. Sementara itu, tuan rumah Portugal menekuk Belanda 2-1 buat tampil di partai puncak. Terjadilah hal unik.
Untuk pertama kalinya di Euro, partai final ialah ulangan partai pembuka (partai pertama) yaitu Portugal vs Yunani. Lagi-lagi, kali ini Yunani dianggap minor. Para pemain tua Portugal seperti Manuel Rui Costa dan Luis Figo jelas berambisi memboyong gelar kampiun Eropa sebagai epilog karier terindah mereka. Prediksi bola pun lebih mengunggulkan Brazilnya Eropa.
Namun, apa boleh buat. Portugal nan di penyisihan grup tewas 1-2 oleh Yunani, kembali dibuat tidak berdaya. Meskipun mendominasi jalannya laga, Portugal tidak dapat mengubah peluang menjadi gol. Sebaliknya, Angelos Charisteas menjadi pahlawan kemenangan Yunani sekaligus mengantar negaranya menjuarai Euro buat pertama kali.
Prestasi ini begitu luar biasa bagi Yunani. Meskipun termasuk salah satu negara papan tengah Eropa, sebelumnya Yunani cuma sekali lolos ke putaran final Euro pada 1980 kala turnamen digelar di Italia. Kala itu pun Yunani hanya dijadikan sansak (kelak Yunani lolos pula ke putaran final Euro 2008 dan Euro 2012).
Pelatih Otto Rehhagel pun dielu-elukan sebagai instruktur legendaris. Sebelumnya, dalam sejarah, Rehhagel juga pernah membawa Kaiserslautern menjadi kampiun Bundesliga Jerman di musim pertama mereka promosi. Pesta pun digelar dan sekali lagi Yunani membuktikan bahwa prediksi bola bukanlah segalanya. Ada nan lebih krusial daripada prediksi bola: keberuntungan, kerjasama tim, dan semangat pantang menyerah kala menghadapi tim-tim besar.