Hantu Pocong dan Global Kreatif Indonesia
Masyarakat Indonesia, juga niscaya Anda di dalamnya, niscaya tak asing mendengar nama hantu pocong. Tentu saja sebab jenis hantu nan satu itu terbilang cukup sering bersinggungan dengan kehidupan manusia. Di luar konteks membicarakan “aneka” jenis hantu, hantu pocong memang lebih sering muncul dan “eksis” di global manusia.
Kehidupan masyarakat Indonesia nan memang sudah terbiasa dengan cerita-cerita mistis, seharusnya tak perlu takut mendengar nama hantu pocong kerap disebut-sebut. Tapi, kenyataannya, meskipun sudah cukup familiar, keberadaan hantu pocong tetap menjadi momok menakutkan bagi mereka.
Fenomena Hantu Pocong di Masyarakat, Pemanis Kehidupan Bermasyarakat
Kita semua sudah cukup paham dengan kata-kata ini, bahwa manusia ialah makhluk kreasi Allah Swt. nan paling sempurna. Kita dibekali banyak hal, naluri, akal, insting, nafsu, dan hal-hal manusiawi lainnya. Dengan itu semua, derajat manusia berada jauh dibandingkan dengan makhluk kreasi Allah Swt. lainnya. Dari pemahaman ini saja, seharusnya, hantu pocong atau apalah itu, tak akan mempan buat membuat kita merasa takut.
Akan tetapi, pemahaman seperti itu nyatanya tetap tak cukup. Manusia memiliki emosi. Seperti kecewa, sedih, gembira, dan takut. Rasa takut itulah nan kemudian membuat sebagian besar masyarakat Indonesia takut terhadap hal-hal gaib, salah satunya ialah hantu pocong.
Fenomena global mistik memang cukup akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Dari zaman kerajaan, masyarakat nusantara ini sudah dijejali dengan berbagai hal nan tak masuk nalar. Salah satunya ialah legenda atau cerita horor nan berkenaan dengan makhluk halus dan legenda tentang hantu pocong menjadi bagian nan tidak terpisahkan.
Apa nan beredar di masyarakat, dan diyakini bersama, ditambah hal tersebut sudah terjadi dalam waktu nan sangat lama, memang akan sangat sulit buat dihilangkan. Pun dengan cerita keberadaan hantu pocong ini.
Diceritakan dari orang per orang, satu kampung ke satu kampung, kota per kota hingga akhirnya cerita tentang hantu pocong ini menasional dan menjadi “isu resmi serta abadi” bagi masyarakat Indonesia.
Tidak ada nan dapat dilakukan buat menahan kenyataan itu. Karena kenyataannya, jumlah orang nan cenderung tak percaya dan menganggap hantu pocong itu tak ada, kalah banyak dibanding mereka nan percaya. Akan lebih baik jika Anda menganggap ini sebagai pemanis kehidupan bermasyarakat. Mengapa demikian?
Coba Anda perhatikan! Ketika isu tentang hantu pocong ini merebak di kalangan masyarakat maka saat itu juga lingkungan di sekitar rumah Anda tiba-tiba niscaya akan ramai. Ibu-ibu bergosip dan bapak-bapak secara tiba-tiba lebih sering berkumpul dan berjaga malam.
Terlebih jika cerita hantu pocong nan beredar di masyarakat ialah pocong jadi-jadian, seperti nan sudah banyak terjadi dan diamini oleh masyarakat itu sendiri. Kentungan akan selalu berbunyi mulai dari jam 10 malam. Benar-benar pemanis kehidupan bermasyarakat bukan?
Meskipun ketakutan nan disebar juga mengerikan, tapi di sisi lain, masyarakat menjadi lebih dekat antara satu dan lainnya. Dengan insting dan perasaanya, masyarakat akan saling melindungi dari gangguan hantu pocong itu. Sebuah kenyataan unik nan terjadi di tengah masyarakat kita.
Mari Berkenalan dengan Hantu Pocong!
Mendengar judul di atas, mungkin Anda akan mengatakan “ngapain?” atau “males banget.” Sebenarnya, tanpa disadari Anda juga sudah berkenalan dengan hantu pocong. Buktinya, Anda tahu bukan apa itu hantu pocong dan bagaimana bentuk hantu pocong? Masih mau mengelak?!
Cerita tentang hantu pocong ini bahkan juga dikenal hingga negara tetangga, Malaysia. Disparitas nama salah satu jenis hantu ini juga terjadi. Jika masyarakat Indonesia menyebutnya hantu pocong maka masyarakat Malaysia menyebutnya hantu bungkus. Mungkin didasari sebab penampakannya nan memang seperti sosok nan dibungkus.
Berbicara tentang penampakan hantu pocong, sama dengan membicarakan keanekaragaman bentuk pocong. Cerita nan beredar di masyarakat berkenaan dengan sosok hantu pocong memang beragam. Tetapi, benang merah dari cerita-cerita tersebut ialah bahwa hantu pocong memiliki penampakan seperti sosok terbungkus.
Ya, hantu pocong memang berbentuk seperti itu. Setidaknya, itulah nan banyak digambarkan oleh media berdasarkan kesaksian mereka nan pernah berjumpa langsung dengan sosok hantu tersebut. Sesosok itu terbungkus kain kafan, nan lagi-lagi menurut cerita terbuka pada bagian wajah.
Bagian nan paling mengerikan dari sesosok hantu pocong ini dapat jadi terletak pada bagian ini. Dapat Anda bayangkan paras nan sudah membusuk dengan belatung di setiap sisinya? Atau paras pucat dengan aktualisasi diri datar? Atau juga paras rata dan berlubang pada bagian mata? Penampakan paras dari hantu pocong kurang lebih syahdan seperti itu. Lalu mengapa dapat berbeda-beda? Entahlah, tak ada penelitian spesifik mengenai hal ini.
Jika dilihat dari penampakannya nan menggunakan kain kafan dan dibungkus, hantu pocong boleh jadi dikategorikan sebagai salah satu hantu dalam kepercayaan Islam. Namun, eksistensi nan dimiliki hantu pocong ini ternyata juga diiyakan oleh masyarakat di luar agama Islam itu sendiri.
Berdasarkan “tampilan” hantu pocong nan dibungkus oleh kain kafan, masyarakat Indonesia percaya bahwa hantu itu berjalan dengan cara melompat. Lagi-lagi hal tersebut hanya dapat diiyakan oleh mereka nan sudah pernah melihat hantu pocong secara langsung.
Dalam ajaran agama Islam, percaya terhadap hal-hal mistik menjadi salah satu syarat rukun Iman. Karena Allah Swt. tak hanya menciptakan makhluk nan dapat dilihat dengan mata telanjang. Allah Swt. seolah menyiratkan bahwa makhluk-makhluk beda alam nan Dia ciptakan sesungguhnya tak dapat berinteraksi antara nan satu dan lainnya secara langsung. Mereka memiliki aura berbeda nan akan tak seimbang jika dipertemukan. Lalu bagaimana dengan penampakan hantu pocong?
Berkaitan dengan hal ini, sebagian besar masyarakat Indonesia sepertinya cukup percaya bahwa ada sesuatu nan terjadi dengan si mayat hingga akhirnya ia menjadi hantu pocong nan bergentayangan.
Mereka percaya bahwa bergentayangannya hantu pocong diakibatkan sebab rasa dendam atau bentuk ketidakterimaan orang nan sudah meninggal tersebut dampak tali pocong nan belum dilepaskan.
Karena dalam Islam, anggaran menguburkan mayat nan dikafani dan dibungkus, salah satunya ialah membuka tali pocong bagian atas sebelum mayat akhirnya benar-benar dikubur. Jika hal tersebut tak dilakukan, syahdan arwah tak akan paripurna dan bergentayangan. Itulah nan syahdan menjadi latar belakang hadirnya kenyataan hantu pocong di masyarakat Indonesia.
Hantu Pocong dan Global Kreatif Indonesia
Hantu pocong benar-benar memiliki aura nan kuat di masyarakat. Entah akan sampai kapan, tapi nan jelas, hantu pocong sudah menjadi legenda nan mendarah daging di masyarakat itu sendiri. Kekuatan nan dimiliki hantu pocong bahkan “diapresiasi” oleh orang-orang kreatif di Indonesia.
Eksistensi hantu pocong semakin tertancap dalam dan tegak berdiri ketika para sineas Indonesia membawanya ke dalam bentuk film. Mereka, para sineas film, sepertinya merasa bahwa karya filmnya kurang paripurna jika belum menampilkan sosok hantu pocong. Kesamaan seperti itu pada akhirnya berimbas pada banyaknya judul film horor Indonesia menggunakan kata “pocong”.
Rasanya sudah lebih dari dua, judul film horor Indonesia nan menggunakan sosok hantu pocong sebagai tokoh utamanya. Sebut saja film 40 Hari Bangkitnya Pocong, The Real Pocong, Tali Pocong Perawan, Pocong vs Kuntilanak, Pocong 1, 2, 3, hingga film tentang pocong nan sifatnya lebih lawak seperti Poconggg Juga Pocong atau Sumpah (ini) Pocong .
Selain terkenal di kalangan sineas, hantu pocong sepertinya juga mengilhami seorang pria buat membuat sebuah akun sosial menggunakan nickname pocong. Anda pengguna Twitter niscaya cukup akrab dengan nickname itu bukan? Tentu saja, sebab pocong nan satu itu memang berkeliaran di global twit.