Rukun Islam

Rukun Islam

Dalam agama Islam, kalender nan dipakai ialah kalender Tahun Hijriah bukan kalender Tahun Masehi. Kalender Hijriah itu dihitung dari kejadian hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, kalender hijriah terdiri dari 12 (dua belas) bulan dalam setahun sama juga dengan jumlah bulan nan ada dalam kalender masehi, sedangkan estimasi Tahun Masehi itu dihitung dari masa Nabi Isa `Alaihisslam.Kalender Hijriah juga dipakai buat menentukan Tahun Baru Islam.

Antara kalender Hijriah dan Masehi itu hanya dibedakan oleh nama-nama bulan dan jumlah hari dalam perbulannya, sehingga jika kita menghitung jumlah disparitas hari dalam kalender Hijriah dengan kalender masehi ialah selisih sekitar 6 (enam) hari. Ha itu sebab dalam kalender masehi ada bulan-bulan nan 31 hari, sedangkan dalam kalender Hijriah tak ada satu bulan pun nan 31 hari, semua 30 atau 29 hari.

Dalam kalender Hijriah ada beberapa bulan nan sangat istimewa dan selalu diperingati oleh umat Islam dimana saja, sebab punya catatan sejarah nan sangat besar dalam perjuangan Islam masa dahulu. Di antara salah satu bulan nan paling diperingati ialah Bulan Muharram atau nan lebih dikenal dengan Tahun Baru Islam.

Hal itu sebab di dalam Bulan Muharram terdapat kejadian-kejadian besar sekali, seperti difardhukan Shalat, Puasa, Zakat dan ibadah-ibadah nan lain. Maka dari itulah setiap datang Bulan Muharram selalu diperingati olem umat Islam diseluruh penjuru global buat mengenang sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW.

Tahun Baru Islam itu selalu diperingati dengan mengadakan berbagai kegiatan keagamaan, seperti pelombaan pawai takbir, cerdas-cermat, busana muslimah dan lain sebagainya. Inti dari diadakan semua itu ialah buat memperingati Tahun Baru Islam, karena di dalam Islam hanya dibenarkan merayakan segala sesuatu dengan cara-cara nan dibolehkan oleh hukum, sangat berbeda dengan seremoni nan dilakukan saat seremoni tahun baru masehi.



Tahun Baru Islam - Agama dan Kepercayaan

Agama ialah kenyakinan nan dianut oleh setipa orang menurut hati nurani dan pemahaman mereka masing-masing dan agama itu ialah sesuatu nan tidak dapat dipaksakan. Agama Islam ialah salah satu dari sekian kenyakinan nan dianut oleh manusia nan ada di permukaan bumi ini umumnya dan Indonesia khususnya, karena di atas permukaan global itu sangat banyak orang-orang nan menganut kepercayaan-kepercayaan selain Islam.

Begitu halnya juga dengan Indonesia nan menganut lima agama, walaupun secara mayoritas beragama Islam, akan tetapi nan beragama selain Islam juga tak sedikit. Kepercayaan itu ialah kata-kata lain dari keyakinan, keyakinan itu timbul dari lubuk hati, dan itulah nan dinamakan dengan agama, karena agama dengan kenyakinan itu ialah satu makna, pemahaman dan satu tujuan.



Tahun Baru Islam - Agama Islam

Islam ialah agama nan diturunkan oleh Allah Swt. semenjak dari Nabi Adam sampai dengan Nabi Muhammad Saw. Dengan kata lain, Agama Islam juga dinamakan dengan samawi nan artinya langit atau tinggi. Islam ialah agama nan mengajak manusia buat menyembah Allah Swt. dan bagi nan menyembah kepada selain Allah dianggap sebagai kufur atau kafir.

Islam itu ialah agama nan lemah lembut, tak seperti nan dikemukakan oleh media barat nan mengatakan Islam itu agama nan keras dengan sebuah gambar di tangan kanan pedang dan di tangan kiri Al-Qur`an. Gambar itu hanyalah buat menjelek-jelekan Islam, sebab nan sebenarnya simbol dari gambar itu bukanlah Islam itu memakai kekerasan tetapi itu menjadi simbol ketegasan, tegas dan keras tentu sangat jauh perbedaannya.



Tahun Baru Islam - Rukun Islam

Kita sebagai umat Islam niscaya tahu rukun Islam. Rukun Islam wajib diimani oleh setiap umat Islam. Umat muslim wajib mengimani seluruh rukun Islam tersebut. Rukun Islam itu ada enam macam, yaitu sebagai berikut:

  1. Iman kepada Allah , pengertiannya menyakini akan ada Allah nan hayati serta tak mati, nan ada serta tak bertempat dan nan maha kuasa dari segala apapun nan ada di atas permukaan bumi ini.
  2. Iman kepada Malaikat , pengertiannya menyakini akan salah satu makhluk Allah yaitu malaikat, nan hayati dengan tak makan dan tak punya nafsu nan membedakan malaikat dengan manusia.
  3. Iman kepada Kitab , pengertiannya menyakini Al-Qur`an ialah ialah kita nan Allah turunkan buat Nabi Muhammad Saw. dan Al-Qur`an menjadi sumber hukum agama Islam.
  4. Iman kepada Nabi , pengertiannya menyakini Nabi Muhammad ialah utusan Allah sebagai nabi akhir zaman dan tak ada nabi nan lain setelah Nabi Muhammad Saw .
  5. Iman kepada Hari Kiamat , pengertian bahwa Hari Kiamat itu wajib kita yakini kebenarannya dan syurga menjadi loka pembalasan bagi orang nan beribadah serta neraka menjadi loka orang nan berbuat maksiat kepada Allah.
  6. Iman kepada qodo dan qodar , pengertiannya bahwa kita wajib menyakini dengan garis nasib nan kita terima itulah nan terbaik, apakah itu hayati kaya atau hayati miskin.


Tahun Baru Islam - Sumber Hukum

Islam menggunakan Al-Qur`an dan Hadist sebagai sumber hukumnya. Kedua sumber itulah nan dipakai buat menjalankan segala hukum-hukum di permukaan bumi ini. Sebab di dalam Al-Qur`an itu ada segala sumber hukum, dan dari Al-Qur`an pula diadopsi berbagai macam kedalam kitab-kitab nan muktabar. Hukum nan ada dalam kitab-kitab nan muktabar itu ialah hukum nan sama dengan nan ada dalam Al-Qur`an, sebab dari sumber nan sama.

Timbul sebuah pertanyaan kenapa manusia tak langsung belajar kepada Al-Qur`an saja tanpa harus belajar kitab-kitab kuning atau kitab gundul? Menjawab pertanyaan tersebut, bahwa buat kita mempelajari al-Qur`an langsung tentu tidak bisa. Hal itu dikarenakan sebelum kita mempelajari al-Qur`an tersebut, kita harus punya beberapa kemampuan ilmu nan lain, seperti Nahwu, Sharaf, Tafsir dan ilmu-ilmu nan lain, biar kita dalam mengartikan makna al-Qu'ran itu tak salah atau melenceng dari maksud nan sesungguhnya.

Dan buat mempelajari ilmu-ilmu tersebut tentu butuh waktu nan sangat lama, apakah itu dengan belajar di pondok pesantren atau di loka pendidikan-pendidikan nan lain. Ulama-ulama besar zaman dahulu kenapa mengarang berbagai macam kitab kuning dan tak mengajar langsung kepada al-Qur`an . Hal itu sebab al-Qur`an itu ialah pelajaran taraf tinggi dan tergelincir dalam memaknai al-Qur`an akan membawa kepada kekufuran, nauzubillah.



Tahun Baru Islam - Semangat Tahun Baru dalam Islam

Sebagai umat Islam, maka sudah sepatutnya bagi kita buat merayakan perayaan tahun baru Islam , serta melestarikan seremoni tersebut setiap tahunnya. Hal itu merupakan salah-satu cara mengenalkan Islam kepada orang-orang nan non Islam serta menguatkan tali persaudaraan sesama muslim.

Dan tentang seremoni Tahun Baru Islam itu harus kita galakkan kembali, karena selama ini nan terjadi ialah bahwa semangat tahun Baru secara Islam telah hilang dan ditutupi oleh semangat tahun baru nan bukan Islam. Banyak orang-orang Islam sekarang merayakan tahun baru masehi dan gaung merayakan tahun masehi lebih besar dari merayakan tahun baru secara Islam. Sungguh ini ialah pemandangan nan sangat bertentangan dengan harapan bagi kita selaku orang Islam, orang Islam di Negara Islam malah merayakan tahun baru nan bukan Islam.

Maka dari itulah, mari rayakan tahun baru Islam tahun depan secara meriah dan lebih meriah dari perayaan-perayaan tahun baru nan lain. Hal itu sebab seremoni tahun baru secara Islam juga merupakan jati diri kita selaku orang beragama Islam. Malu merayakan tahun baru Islam sama juga dengan malu menyatakan jati diri sendiri kepada orang lain.

Marilah semangat tahun baru Islam itu kita bangkitkan kembali secara menyeluruh dengan mengajak semua kaum muslimin buat kembali merayakan tahun baru Islam, karena melakukan sesuatu dengan bersama-sama akan terasa lebih ringan dan mudah. Semangat itu juga harus kita tuangkan kepada generasi-generasi muda Islam, biar mereka tak salah dalam merayakan tahun baru dan apa nan mereka lakukan akan membawa hasil nan lebih baik buat kemajuan dan kejayaan Islam di atas permukaan bumi ini.