Beberapa Laba dari Buku Sekolah Elektonik

Beberapa Laba dari Buku Sekolah Elektonik

Melambungnya harga buku ialah hal nan banyak dikeluhkan pelajar. Seiring waktu bergulir, maka dilakukanlah kebijakan pemerintah nan menciptakan Buku Sekolah Elektronik (BSE) nan dapat diunduh dari situs resminya. Lalu, kehadiran buku ini direspons masyarakat.

Bagi sebagian masyarakat di perkotaan nan sudah melek internet bukanlah sebuah persoalan berarti. Akan tetapi, kebijakan ini dikeluhkan para guru dan pelajar di daerah nan masih buta internet. Mereka menilai kebijakan menciptakan BSE ini tak efektif sebab diduga terjadi lemahnya dalam hal persiapan di aneka sektor.



Sektor Bermasalah

Memang Buku Sekolah Elektronik ini terkesannya buat pelajar. Namun, bicara pelajar, berarti bicara tenaga pengajar, dalam hal ini ialah guru. Terlebih dengan guru-guru nan ada di daerah. Mereka berharap, pemerintah memberikan persiapan terlebih dahulu dalam hal pemberian pelatihan kepada guru tentang cara mengunduh buku tersebut. Sehingga, ketika murid bertanya, guru sudah siap membantu.

Sektor lainnya ialah persoalan wahana dan prasarana. Sekolah di Indonesia belum sepenuhnya mempunyai komputer, apalagi nan dapat koneksi internet. Bahkan lebih ekstrem, tak ada warnet. Meski dikeluhkan, mau tak mau sekolah menyesuaikan. Yang terjadi adalah, sebuah kesibukan nan seharusnya tak terjadi pada jalannya kegiatan belajar dan mengajar.

1. Problem Download

Anggap saja masalah melek internet dan wahana tadi sudah selesai. Sekarang, problem bagi mereka nan melek internet pun tetap menghadang. Situs resmi buku elektronik tersebut ibarat satu pintu nan dimasuki oleh banyak orang. Maka, otomatis akan terjadi kemacetan. Lebih parah jalur keluarnya pun hanya satu, ini juga masalah tersendiri ketika para pelajar atau guru nan sudah duduk di depan komputer siap men- download . Tentu ini juga menjadi masalah. Baik bagi pendidik, pelajar, mau pun pemerintah.

2. Solusi Bersama

Buku Sekolah Elektronik (BSE) dari Depdiknas nan ada di situs resmi www.bse.depdiknas.go.id memang sahih mempunyai lima server mirror nan disiapkan buat mengatasi penumpukan para pengunduh dari seluruh Indonesia. Hanya saja, sekali lagi, pintu masuknya tetap saja melalui website BSE. Semuanya akan menumpuk di pintu masuk.

3. Terbatasnya jumlah BSE nan tersedia

Beberapa keluhan penguna BSE ialah kurangnya buku nan tersedia di server komputer. Bahkan ada beberapa buku nan tidak sinkron dengan baku kompetensi pembelajaran siswa dengan murid. Ini merupakan permasalahan fundamental nan harus segera diperbaiki agar BSE ini dapat menjadi penunjang siswa dalam belajar.

4. Terbatasnya koneksi intenet pada daerah-daerah tertentu

Ini juga merupakan permasalahan nan mendesak. Karena jangan sampai BSE ini hanya dapat dinikmati oleh beberapa kalangan siswa saja. Karena pada daerah eksklusif masih ada beberapa sekolah maupun beberapa daerah nan belum memiliki koneksi internet sebagai media buat mengunduh BSE.

5. Solusi Permecahan permasalahan BSE

Ada beberapa langkah nan sebenarnya dapat ditempuh jika tak ingin lagi tersendat dalam mengunduh buku elektronik sekolah tersebut. Ini ialah tips bersama sebab memang masalahnya ialah masalah bersama. Pemerintah pun seharusnya belajar lebih matang lagi dalam menyiapkan kebijakan nan berkaitan dengan masyarakat.



Solusi Permasalahan Pada BSE

1. Perluas Jaringan Pustekom

Pustekom pemerintah tak ada salahnya memperluas mirroring dan merangkul beberapa kampus dan sejumlah instansi di daerah buat memudahkan. Lalu lintas pengunduh buku akan diatur bersama. Server primer tetap ada di Depdiknas nan terdapat pada jaringan Pendidikan Nasional.

2. Sediakan Fasilitas Offline

Fasilitas offline tak ada salahnya ditempuh Depdiknas. Intinya, berbagai materi Buku Sekolah Elektronik kemudian diformat ke dalam bentuk kepingan compact disc (CD). Selanjutnya, didistribusikan di dinas-dinas pendidikan seluruh Indonesia. Jadi, sekolah nan merasa kesulitan, dapat meminta CD tersebut.

3. Bekerjasama dengan pihak tertentu

Bekerjasama dengan pihak eksklusif merupakan salah satu hal nan tepat. Mungkin jika suatu daerah belum memiliki koneksi internet maka kementrian pendidikan perlu berkerjasama dengan kementrian teknologi dan informasi agar memberi aturan pada daerah tersebut supaya teraliri koneksi internet. Sehingga dalam penyebaran BSE ini lebih mudah.

4. Peningkatan sumber daya

Peningkatan sumber daya ini diperlukan agar pendistribusian BSE ini lebih tepat sasaran. Karena pada daerah eksklusif masih ada beberapa guru nan belum dapat mengoperasikan komputer dengan internet. Selain itu dibeberapa loka masih terdapat beberapa sekolah nan belum memiliki komputer bahkan koneksi internet.

Peningkatan sumber daya ini sangat menjadi hal nan vital. Agar BSE ini dapat berjalan dengan sukses. Bahkan sebagian siswa bisa menikmati BSE ini sebagai buku perdeo tanpa mengeluarkan uang tambahan buat membeli buku. Sehingga kualitas pendidikan dapat sedikit terakat.

5. Perbaikan kualitas dan kuantitas buku

Ketersediaan buku juga merupakan beberapa permasalahan nan muncul diatas. Oleh sebab itu di usahakan agar pemerintah bisa bekerja sama dengan beberapa penulis atau beberapa penerbit agar menyediakan BSE ini. Bahkan pemerintah bisa mendorong beberapa kelompok kerja guru matapelajaran buat membuat BSE nan sinkron dengan standart kompetisi siswa.



Beberapa Laba dari Buku Sekolah Elektonik

Buku sekolah elektronik atau nan biasanya lebih dikenal dengan dingkatan BSE ialah wahana penunjang nan mulai dikembangkan oleh pemerintah dalam pemerataan dan mempermudah siswa nan memiliki keterbatasan biaya buat membeli buku.

Mengapa BSE ini dikembangkan oleh pemerintah. Karena BSE memiliki beberapa keunggulan serta kegunaan nan bisa langsung dirasakan bagi pengunanya. BSE ini memiliki beberapa keunggulan dari buku konvensional biasa nan beredar di masyarakat pada umumnya. Adapun keunggulan dari BSE ini antara lain:

1. Awet

Beda dengan buku konvensional biasa nan tersedia dipasaran. BSE ini lebih awet dan tidak gampang rusak. Jika buku konvensional biasa bila teken air akan rusak bahkan beberapa tulisan tak dapat dibaca. Maka BSE ini sulit sekali atau bahkan tak akan rusak. BSE ini akan awet dalam waktu nan lama asal arsip dari BSE ini tak dihapus oleh pengguna.

2. Murah bahkan gratis

Tujuan primer dari BSE ini ialah membantu siswa nan kurang mampu dalam membeli buku nan dijual dipasaran. Maka BSE ini bisa dengan mudah diunduh secara perdeo pada situs resmi BSE kementrian pendidikan nasional. Bahkan ada beberapa buku nan dijual dengan harga nan cukup murah jika dibandingkan dengan buku konvensional nan dijual ditoko buku.

3. Tidak memerlukan space nan luas buat menyimpannya

Jika pada buku konvensional memerlukan lemari buat menyimpan buku nan banyak. Berbeda dengan BSE ini, kita hanya memerlukan disk, flash disk atau komputer buat menyimpan buku. Bahkan dapat menyimpan ribuan buku hanya dalam satu compact disk.

4. Dapat diubah menjadi bentuk hard copy

Jika ingin merubah BSE ini dalam bentuk hardcopy bisa mencetaknya dengan mudah. Berbeda dengan buku konvensional nan susah buat dirubah dalam bentuk BSE. Pada BSE Anda sangat dimanjakan dengan kemudahan merubahnya kedalam bentuk nan lain nan disukai.

5. Dapat dengan mudah dibagikan

Jika pada buku konvensional diperlukan media transportasi buat mendistribusikan buku tersebut. Berbeda dengan BSE, hanya memerluka Disk, atau flash disk buat memindahnya atau membagikannya ke orang lain. Bahkan BSE dapat dibagika secara online, asal memiliki komputer dan koneksi internet, BSE bisa disebarkan ke segala penjuru dunia.

6. Berformat PDF

Karena BSE ini berformat PDF maka dalam penyebarannya kemurnian dari isinya lebih terjamin. Karena format PDF lebih susah buat di edit bahkan di ambil isinya.

7. Ramah lingkungan

Karena tak memerlukan kertas maka BSE ini dapat dikatagorikan sebagai buku nan ramah lingkungan. Tidak bisa dipungkiri bahwa kertas pada buku konvensional terbuat dari pohon. Padahal pohon ialah penghasil oksigen terbesar di bumi ini. Semakin berkurangnya jumlah pohon maka akan berkurang juga persediaan oksigen di bumi dan berakibat pada pemanasan global.

Nah, semoga saja saran tersebut dapat menjadi masukan bersama. Semua bertujuan baik, hanya saja selalu ada hal-hal nan menuntut buat lebih matang dibicarakan. Dan semoga BSE menjadi wahana penunjang kualitas pendidikan di Indonesia. Karena buku ialah ventilasi dunia. Dimana kita bisa belajar bahkan mengetahui apa nan tak diketahui dari membaca buku.