Proses Pengelasan
Apa nan dimaksud dengan teori pengelasan ?
Wirausaha kini makin digandrungi oleh sebagian orang. Dengan wirausaha berdikari setiap orang dapat memiliki pemasukan pribadi nan jumlahnya tidak terbatas sinkron dengan usaha nan dilakukannya. Ini nan biasanya menjadi daya tarik, dibandingkan jika ia harus menjadi pegawai, sebab ia harus melakukan sinkron dengan arahan atasannya.
Untuk penghasilan juga biasanya seorang pegawai mendapatkan pendapatan rutin setiap bulannya. Jumlahnya biasanya sinkron persetujuan awal antara ia dan pihak perusahaan. Penghasilan atau gajinya naik pada saat tertentu, tapi tak tiap bulan, sebagaimana wirausahawan nan dapat saja penghasilannya naik pesat dalam waktu beberapa bulan sejak memulai usahanya.
Usaha Bengkel Las
Meskipun dengan membuka usaha ini pendapatan seseorang mempunyai risiko nan tinggi –dengan naik turunnya penghasilan, toh kini mulai banyak wirausahawan muda di Indonesia dengan majemuk usahanya. Salah satunya ialah dengan membuka bengkel las. Usaha bengkel las merupakan salah satu usaha nan nan makin laku keras di Indonesia.
Sebagai contohnya di Bekasi, usaha bengkel las mulai menjamur. Di suatu daerah di Bekasi Utara dalam jeda 2 km saja terdapat lebih dari 20 bengkel las nan menawarkan harga bersaing. Jika kita melewati daerah tersebut kita akan melihat berbagai bengkel las dengan skala kecil hingga nan besar. Semuanya terdapat dalam satu jalan nan sama.
Usaha ini berkembang sebab memang permintaan masyarakat pada jasa las sangat tinggi. Salah satu alasannya ialah dengan barang nan dilas dapat menggantikan beberapa perabot dengan bahan dasar kayu, nan harganya jauh lebih mahal. Selain itu besi sebagaai bahan dasar dalam pengelasan juga dinilai lebih kuat dibanding kayu.
Menarik memang buat lebih mengenal salah satu jenis usaha nan makin berkembang pesat ini. Ya, dengan banyaknya permintaan dari masyarakat tak sedikit akhirnya nan belajar tentang teori pengelasan, baik dengan belajar di sekolah formal, kursus, maupun langsung bekerja pada bengkel las besar. Selain mendapatkan penghasilan cara ini juga efektif buat mendapatkan ilmu berupa majemuk beragam teori pengelasan nan baik.
Proses Pengelasan
Pengelasan pada dasarnya ialah suatu proses buat penyambungan dua logam menjadi satu dengan menggunakan energi panas. Energi panas inilah nan menyebabkan metarulugi atom nan ditimbulkan oleh atom-atom saat dipanaskan.
Dalam pengelasan ini syarat utamanya ialah dua permukaannya harus dibersihkan dan diratakan. Karena itulah dalam proses pengelasan biasanya diawali dengan membersihkan permukaannya, nan umumnya dilakukan menggunakan ampelas. Proses ini dalam teori pengelasan bertujuan agar permukaan nan akan disatukan tersebut bebas dari gas-gas dan oksida nan mungkin dapat terserap pada permukaan nan kotor dan tak rata.
Saat pemanasan permukaan nan akan dilas ini juga dilakukan penekanan, tujuannya agar terjadi singungan kristal-kristal nan disebabkan oleh pemanasan dan penekanan tadi. Dengan penekanan nan diperbesar, daerah nan bersinggungan pun akan bertambah luas. Pada pengelasan nan membutuhkan kekuatan nan ekstra, misalnya buat menahan barang nan berat atau sebagai penyangga, cara ini banyak digunakan.
Dalam proses ini lapisan oksida nan meluas tadi dan sifatnya ringkih menyebabkan pecah logam nan akhirnya menyebabkan terjadinya deformasi plastis.
Selanjutnya batas nan ada antara dua kristal ini bisa berubah menjadi satu dan ini nan menyebabkan terjadinya sambungan. Sambungan inilah nan dalam teori pengelasan disebut pengelasan dingin.
Untuk memanaskan dua permukaan logam pada penyambungan las bisa dilakukan dengan empat cara, yaitu:
- Pertama, dengan pencelupan semua benda nan akan disambung dalam sebuah logam pengisi atau sebuah fluks cair. Bila logam dicelupkan dalam sebuah fluks cair pada suhu nan tinggi dengan tujuan mencairkan sebuah logam pengisi, benda-benda tadi nan akan disambung haruslah dijepit dulu dengan sebuah jig dan sebuah sela nan sebelumnya sudah terisi oleh paduan patri.
- Kedua, dengan cara mematri nan dapat dilakukan dengan memakai dapur, di sini benda nan akan dilas lebih dulu, dijepit serta dimasukkan dalam sebuah dapur dengan lingkungan terkendali dengan suhu nan sinkron dengan suhu pada proses pencairan sebuah logam patri. Proses pemanasan dapur ini bisa dengan dilakukan dengan listrik maupun gas. Sedangkan nan dipakai ialah dapur satuan dan dapat juga menyebutnya kontinu.
- Ketiga, melalui mematri dengan nyala, cara ini ialah sama dengan cara pengelasan oksiasitelin. Panasnya berasal dari penyalaan oksiasitelin atau dapat disebut dengan oksihidrogen dan juga logam sebagai pengisi berbentuk dawai nan dicairkan pada sebuah celah sambungan. Fluks nan ada lalu ditambahkan dengan cara yaitu mencelupkannya dengan kawatnya.
- Keempat, yaitu dengan menggunakan patri listrik. Panasnya berasal dari sebuah tahanan induksi dan juga dapat dari sebuah busur.
Yang perlu diingat ialah bagaimana Anda membuat sambungan las sehingga kualitasnya bagus. Bagus di sini dalam artian selain sambungannya rapi, hasil lasnya juga kuat.
Agar sambungan hasil las cukup kuat, caranya ialah sambungan tersebut harus dirancang sinkron dengan cara penggunaannya. Sambungan-sambungan nan ada tersebut, seperti contohnya sambungan tumpul seharusnya bisa dibagi lagi sampai sinkron dengan ketebalan setiap bahan nan akan disambung.
Sambungan nan ada pada las tempa mempunyai disparitas dalam setiap cara persiapannya, sehingga memang tak serupa dengan semua sambungan nan telah digambarkan. Cara sambungan tumpang dan jenis las tumpul memang biasanya digunakan pada jenis engelasan resistensi.
Setelah mengetahui beberapa cara pemanasan dan cara penyambungan nan baik, selanjutnya Anda juga harus mengetahui metode pengelasan. Metode pengelasan ini berhubungan dengan posisi pengelasan nan dilakukan. Metode pengelasan ini juga disebut dengan posisi pengelasan. Karena memang nan dibahas di dalamnya ialah posisi sang pengelas terhadap barang nan dilas.
Posisi mengelas ini ada empat, yaitu:
- Pertama, ialah posisi mengelas di bawah tangan. Posisi mengelas di bawah tangan ialah salah satu cara pengelasan nan dapat dilakukan pada sebuah permukaan nan rata atau datar dan pengerjaannya dilakukan di bawah tangan. Kemiringan suatu elektroda las ialah sekitar 10º sampai 20º terhadap garis vertikal dan juga dapat dengan jeda 70º sampai 80º terhadap benda kerja.
- Kedua, ialah posisi tegak atau vertikal. Pada posisi ini mengelas dilakukan dalam posisi tegak. Hal ini dilakukan apabila dalam proses pengelasan arah pengelasannya hanya ke atas atau ke bawah. Pengelasan jenis ini termasuk pengelasan paling sulit. Ini sebab bahan cair nan biasanya mengalir atau menumpuk ke arah bawah bisa diperkecil dengan sebuah kemiringan elektroda sekitar 10º sampai 15º terhadap garis vertikal dan 70º sampai 85º terhadap benda kerja.
- Ketiga, mengelas dengan posisi datar atau horisontal. Mengelas dengan cara horisontal ini biasa juga disebut cara mengelas merata. Itu sebab kedudukan benda kerja nan dibuat lebih tegak dan arah elektrodanya mengikuti horisontal. Sewaktu mengelas elektroda jangan lupa buat dibuat miring, yaitu sekitar 5º sampai 10º terhadap sebuah garis vertikal dan 70º sampai 80º ke arah sebuah benda kerja.
- Keempat, ialah mengelas dengan posisi di atas kepala (over head). Posisi pengelasan pada jenis ini sangatlah sukar dan berbahaya. Itu sebab bahan cairnya berisiko banyak nan berjatuhan dan bisa mengenai juru las.
Sebagai baku keamanan dan keselamatan ketika melakukan pengelasan, Anda harus menyiapkan beberapa hal. Yaitu, baju, sarung tangan, sepatu kulit dan sebagainya.
Teori pengelasan ini menjadi sebuah teori nan harus diperhatikan ketika melakukan pengelasan. Jika tak diperhatikan, bukan tak mungkin hasil dari pengelasan Anda menjadi tak rapi.